BaB 9

21.4K 2.2K 118
                                    

                             (Masih banyak typo)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

             
               (Masih banyak typo)

**************************************

Terkenal sebagai antagonis yang arogan membuat seorang Daiyan Desi Venussia akan selalu menjadi pusat perhatian.

Jiwa yang sekarang tidak beda jauh dari yang dulu, tetapi dia yang sekarang adalah seorang cewek yang terbiasa hidup tanpa romansa asmara.

Siapapun yang menganggu hidupnya maka dia adalah musuhnya. Musuh patut disingkirkan bukan? Mencari masalah dengannya sama saja mencari mati.

"Desi!" Panggilan dari Raffasya membuat ia menghentikan langkahnya.

Desi menoleh angkuh.

"Kenapa lo enggak minta maaf?" Raffasya menggenggam tangan Desi erat.

Maaf? Gampang sekali orang ini menyuruhnya untuk minta maaf. Hey, dirinya tidak salah. Kata maaf tidak akan bisa menyelesaikan masalah. Dirinya terkenal arogan dan pendendam, maka jangan harap kata 'maaf' akan keluar dari mulutnya.

Menurunya kata maaf untuk cewek seperti Anggie Lilona Mahnor adalah haram baginya. Antagonis tidak akan pernah meminta maaf kepada protagonis.

"Mudah banget lo suruh gue buat minta maaf!" Desi menghempaskan genggaman Raffasya.

Ekspresi Raffasya semakin datar.
"Apa yang lo tadi lakuin ke Anggi itu keterlaluan" Raffasya melotot tajam ke Desi.

"Terserah gue" Desi mundur guna memberi jarak di antara mereka berdua, dirinya merasa risih.

"Lagian gue antagonis bagi kalian. Jadi perbuatan gue tadi udah hal yang biasa"

Raffasya menatap Desi dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Gue cuma ngingetin"

"Omong kosong!"

"Gue tau. Lo suka sama Anggi kan?" Memandang sinis "apa bagusnya cewek kaya dia? Atau lo udah pernah nyicipin tubuhnya?" Ejek Desi.

Raffasya menggeram marah. Matanya menyorot dingin. Suasana sekitarnya semakin suram. "Gadisnya perlu hukuman" Batinnya tersenyum miring. Sangat mengerikan.

Anggie bukanlah tipenya. Raffasya hanya tidak mau jika gadisnya kembali suka dengan Awan. Memikirkan nya saja sudah membuatnya gila. Apalagi jika menjadi nyata bisa-bisa ia berbuat nekat. Raffasya cemburu.

"Bahkan tadi belum seberapa" Mengangkat sudut bibirnya Desi menyunggingkan senyum misterius.

"Bagi gue, siapapun yang menghalangi jalan hidup gue maka dia patut disingkirkan, karena gue antagonis disini" Desi berucap datar.

Raffasya diam tak berkutik.

"Gue peringatan ke lo! Jangan pernah ikut campur sama hidup gue, karena lo hanyalah kakak dalam status" Kalimat Desi mampu menusuk telak jantung Raffasya.

Love For Crazy GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang