BaB 25

15K 1.4K 114
                                    

**************************************

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**************************************





Desi mengambil tasnya. Matanya melihat sekitarnya, mereka semua ada yang memilih untuk tidak pulang terlebih dahulu. Ada yang duduk sambil gosip tentang acara kelulusan nanti malam dan sebagian dari mereka yang sibuk berdiskusi untuk menentukan Universitas yang akan mereka tuju.

Universitas? Bahkan Desi belum kepikiran tentang pendidikan selanjutnya. Yang pasti ia akan memasuki fakultas kedokteran, mimpi pemilik tubuh ini. Setidaknya dia akan membuat tubuh ini bahagia.

Sessillia pulang duluan karena ia ingin menyiapkan diri untuk acara nanti malam. Sedangkan dirinya, sangat malas untuk datang ke acara-acara seperti itu. Merepotkan.

"Ancur banget hidup gue." Desi menggendong tasnya seraya keluar dari kelas.

"Eh, lo mau kemana?" tanya salah satu teman sekelasnya.

"Pulang." jawab Desi singkat.

"Lo nggak mau main dulu gitu?" tanyanya kembali.

"Males. Tenaga gue udah habis." Desi menatap Anna.

Anna tersenyum kikuk. "Ya udah. Hati-hati dijalan!"

Desi menganggukan kepalanya. "Oke. Gue duluan."

Anna melambaikan tangannya. Ia menggeleng kecil. "Pertama kali gue nyapa dia. Tapi rasanya ekstrim banget. "

***

Anggie melangkah terburu-buru. Anggie takut Awan terlalu lama menunggu nya.

"Anggie!?"

Anggie menghentikan langkahnya. Ia menoleh kebelakang.

"Eh, Jess?" Anggie menatap Jessie bingung.

"Nanti malam kita bareng ya?" Jessie tersenyum ke arah Anggie.

"Maaf Jess, aku udah janji sama Awan." Anggie menunduk. Dia merasa tidak enak dengan Jessie.

"Yahhh." binar matanya lansung meredup.

"Mau ke parkiran kan?" tanya Jessie.

Anggie mengangguk. "Yaudah kita bareng yuk!" ajak Jessie menggandeng Anggie dengan semangat.

"Hayo kayaknya kamu bahagia banget Jess?" tanya Anggie tertawa kecil.

"Masa sih?" Jessie menjadi salah tingkah. Hal itu membuat tawa Anggie semakin keras.

"Diem ih!" Jessie mendorong tubuh Anggie pelan.

"Aw!" Anggie meringis, tanpa sengaja badannya terbentur tembok.

"Anggie! Sorry, gue nggak sengaja. Lo nggak apa-apa kan?" tanya Jessie. Raut wajahnya terlihat sangat khawatir. Dia tadi hanya main-main. Dia takut terjadi apa-apa dengan Anggie.

Love For Crazy GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang