BaB 18

15.6K 1.6K 216
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







**************************************

Bugh...

"AWAN!! " Anggie berteriak histeris.

Semua orang memekik kaget. Bagaimana tidak? Suasana kantin yang awalnya tenang kini menjadi arena pertarungan yang tak seimbang.
Awan secara tiba-tiba memukul Barra hingga tersungkur.

"Brengsek!" Awan memukul rahang Barra. Dia tidak terima jika ada laki-laki yang mendekati Desi selain dirinya.

Awan tidak menghiraukan teriakan semua orang termasuk teman-temannya.

Awan ingin egois. Dia tidak terima kalau Desi mulai melihat cowok lain selain dirinya. Karena Awan sadar, ia tak bisa hidup tanpanya. Hatinya telah hilang separuh. Awan sudah terbiasa dengan kehadiran Desi. Lalu bagaimna jika Desi menghilang dari hidupnya. Awan bisa gila.

"Punya masalah apa lo sama gue?" Tanya Barra mencoba untuk berdiri. Ia merasakan sakit diujung bibirnya.

Nafas Awan tidak beraturan. Emosinya sudah mengambil alih kewarasan nya.

Bugh...

"Lo nyentuh milik gue!" Awan kembali melayang kan pukulan nya. Amarahnya semakin berkobar.

Awan terus memukuli Barra tanpa jeda. Hal itu membuat Barra tak mampu untuk membalas pukulan Awan.

Tidak! Awan tidak akan membiarkan pencuri hatinya lari begitu saja. Desi harus bertanggung jawab.

Desi berdiri kaku. Kesadarannya belum terkumpul semua. Kejadian ini sangat mengejutkan bahkan debaran jantungnya masih berpacu secara cepat. Awan didepannya terlihat sangat mengerikan. Ini pertama kalinya ia melihat Awan yang seperti malaikat maut.

"Awan! Lepasin Barra!" Bentak Arfan yang geram dengan tingkah laku temannya.

Namun, Awan mengabaikannya. Dia semakin brutal memukuli karena mendapatkan perlawanan balik dari Barra.Terjadilah perkelahian yang tak terelakkan.

"Lo teriak sampai tenggorokan lo sakitpun gak bakal didengar sama dia." Kalimat itu diucapkan oleh Chaka. Dia paling tau tabiat Awan.

"Tapi Barra bisa mati goblok!" Ucap Arfan. Dia jengah dengan teman-temannya. Mereka sama sekali tidak berniat untuk memisahkan mereka.

"Kayak lo gak tau aja. Awan emang udah gila dari dulu. " Timpal Chaka. Dia masih santai melihat perkelahian itu.

Arfan mendengus kesal. "Bisa mati tuh anak orang."

Bugh...

"Buat lo yang udah berani nyentuh milik gue" Pukulan bertubi-tubi Awan layangkan ke arah Barra. Namun, Barra berhasil menepis nya.

"Milik lo?" Tanya Barra di tengah-tengah perkelahian nya.

Perkataan Awan membuat semua orang yang mendengarnya mengernyit bingung. Bukannya Anggie berada disampingnya tadi? Lalu kenapa Awan terlihat sangat marah? Padahal sedari tadi Barra duduk berdua dengan Desi.

Love For Crazy GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang