BaB 23

15.7K 1.6K 170
                                    

**************************************

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**************************************



Elang duduk dipinggir lapangan bersama teman se-timnya. Mereka tidak terlalu ambil pusing dengan pertandingan ini. Lagi pula pertandingan ini hanya sekedar pertandingan persahabatan.

Bisa dibilang ini adalah terakhir kalinya Elang memimpin tim basketnya untuk bertanding.

SMA Galaksi dan SMA Garuda adalah rival dalam segala bidang non-akademik maupun akademi. Meskipun kedua sekolah ini mempunyai kelebihan masing-masing.

Tetapi satu yang berbeda dari angkatan ini. Laki-laki yang sangat populer disekolah mereka sama-sama mencintai  gadis yang sama. Hal itulah yang membuat kedua sekolah semakin memanas.

Elang duduk dengan memegang botol minum. Pasti setelah ini ia akan menerima barang-barang dari para cewek yang menurutnya aneh dan mengganggu.

Ia diam dengan pandangannya yang lurus ke arah sporter SMA Galaksi. Elang bukan tipe cowok yang senang saat di saksikan oleh cewek-cewek cantik.

"Lihatin terus!" sindir Galen, menepuk bahu Elang. Galen tau betul kemana arah tatapan Elang.

Ekspresi Elang yang semula datar langsung menatap tajam Galen.

"Nggak usah ngelak!" Ucap Galen, mendudukkan dirinya disamping Elang.

Galen menoleh kesamping, menatap Elang yang duduk di sampingnya. "Gue ingatin! Kita disini tanding untuk acara pelepasan dan persahabatan. Gue harap lo nggak pake emosi tapi pake logika!"

Elang diam dengan tatapan yang tak pernah lepas dari tempat duduk sporter SMA Galaksi.

"Coba lo lihat Anggie!" Elang menatap lamat-lamat gadis itu.

"Bahagia dia bukan sama lo tapi sama Awan. Ikhlasin dia!" Galen menepuk punggung Elang.

Elang dulunya ingin egois. Memiliki gadis itu meskipun kenyataan pahit menghantam nya. Anggie sedang mengandung anak musuh bebuyutannya.

Sekali mencintai harus merasakan sakit hati. Elang merasa lucu dengan perjalanan asmaranya.

"Jangan kira gue nggak tau kalau selama ini lo mainin cewek buat dijadikan pelampiasan."

Elang tidak menyahut, hanya mendengarkan perkataan temannya. Galen sangat mengetahui tentang dirinya. Dan ucapan yang keluar dari Galen adalah sebuah kebenaran.

Elang brengsek, mungkin sebutan itu terlalu baik untuk dirinya yang kelewat bejat.

"Gue mau egois, tapi nggak bisa." Ucap Elang.

"Gue nggak nyangka! Lo bakal jadi sad boy." Galen tertawa lepas.

Elang mendengus pelan. "Habis lo sama gue nanti!" Ucap Elang beranjak ke tengah lapangan.

Bukannya takut, Galen tertawa ngakak. "Gue tunggu!" Ucap Galen berjalan mengikuti langkah Elang.

***
Terikan semua orang semakin menjadi. Pertandingan baru saja dimulai. Para sporter meneriaki tim kebanggaan nya.
Terkecuali Desi. Gadis itu sedari tadi diam dengan tatapannya yang mengedar mencari sesuatu.

Love For Crazy GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang