BaB 21

15.4K 1.6K 263
                                    

**************************************

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**************************************

Dibalik sifat dinginnya, Awan memiliki kehidupan yang lain. Saat mengalami masalah dia pasti akan ke tempat ini. Geng Sirius, perkumpulan orang yang mampu menghilangkan penatnya.

Awan memang dikenal sebagai ketua geng pemegang kekuasaan tertinggi di geng Sirius. Secara turun temurun, keluarga Andhara akan selalu jadi pemimpin. Namun, dibalik semua itu Awan juga seperti remaja lainnya.

Berkumpul dengan geng Sirius membuat Awan dapat merasakan kebebasan. Candaan mereka mampu membuat penatnya menghilang. Namun, ada satu yang masih mengganggu dirinya.

Awan merindukan gadis itu. Hatinya gundah.

"Gue kangen lo." 

Pilihannya salah. Dan akhir yang Awan terima hanya sebuah penyesalan. Awan merindukan keberadaan gadis itu.

Kesalahan nya harus Awan pertanggung jawabankan. Dan tinggal beberapa jam lagi statusnya akan berubah. Perasaannya terhadap Anggie ternyata selama ini hanya sebatas kagum. Bukan cinta.

Eshal sedang asik dengan benda persegi panjang ditangannya. "Besok kita bakal ketemu sama rival kita." Eshal menatap teman-temannya. Tatapan nya terlihat serius.

"Elang. Rival paling gila. Kita harus tetap hati-hati sama mereka. Terutama Elang, dia terlalu misterius." Saut Chaka.

"Elang sifatnya hampir sama seperti Raffasya. Sama-sama nekat!"

"Mereka berdua nggak bakal segan buat bunuh orang." Celetuk Chaka yang diangguki oleh teman-temannya kecuali Awan dan Addar.

Mereka berdua hanya mendengarkan.

"Dan mereka bakal dipertemukan dalam perlombaan basket besok. Gue yakin, kalau Barra bisa lawan mereka apalagi ada Raffasya." Saut Arfan yang baru tiba.

"Ngagetin aja lo! Arfan udah persis jelangkung. Tiba-tiba nongol. Mau buat orang jantungan berjamaah lo?" Tanya Eshal, melirik sinis Arfan.

Arfan hanya melirik Eshal. Wajahnya terlihat galak. Bukan urusan lo Bibirnya bergerak tanpa suara.

"Dari mana?" Tanya Chaka pada Arfan. Teman-temannya menoleh. Menatap Arfan penasaran.

"Gue tadi habis ketemu sama cewek gue. Dia ngambek." Arfan mengingat kejadian  tadi. Ia terkekeh pelan.

Berkat perkataan nya, teman-temannya menatap Arfan penuh tanya. Dan jangan lupakan ekspresi terkejut mereka.

"Cewek? Lo punya pacar? Sejak kapan, njir?" Tanya Eshal tidak yakin.

"Gue tampan dan kaya jadi wajar kalau gue punya pacar." Jawab Arfan menyandarkan tubuhnya ke sofa. Bibirnya membentuk senyum kecil.

Awan dan Addar yang sedari tadi acuh mulai ikut menatap ke arah Arfan.

Love For Crazy GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang