Mobil sedan hitam milik Granger masih melaju membelah jalanan kota pagi itu. Bersamanya, masih ada Silvanna yang duduk tenang di jok samping.
Sampai saat ini, Silvanna masih berkomunikasi dengan Claude yang saat ini masih memantau keadaan di hotel itu. Pagi tadi, cowok itu baru menginfokan kalau Brody pergi sarapan dengan seorang cewek di restoran hotel tersebut.
"Sekarang, kita langsung ke hotel itu lagi," kata Silvanna setelah membaca pesan singkat yang dikirimkan Claude. Silvanna melihat ada anggukan kecil dari kepala cowok di sebelahnya. "Lo nggak ke kantor dulu, Om?" tanya Silvanna di tengah kebisuan mereka.
"Gue tinggal ngontrol mereka dari website kerja," jawab Granger singkat. Setelah itu, dia meninju stir mobil, mempersiapkan persnelingnya, dan menginjak gas dalam-dalam. "Gue harus liat kelakuan Brody dengan mata kepala gue sendiri!"
"Gran, jangan gegabah!" peringat Silvanna ketika mobil itu melaju begitu kencang. Meskipun ia sering kebut-kebutan, tapi kalau kondisi jalannya ramai seperti pagi ini, ia akan mikir dua kali untuk mengebut.
"Gue cuma nggak mau ketinggalan momen!" kata Granger tanpa menoleh.
"Lo nggak akan kehilangan jejak dia karena temen gue ada yang lagi ngikutin dia. Lo tenang aja!"
"Gue panik karena gue tau batas kemampuan manusia. Bisa aja nanti temen lo lalai atau--"
"Gran, gue bakal bertanggung jawab sepenuhnya atas tugas dari lo!" Silvanna memotong pembicaraan Granger. "Lo udah gelontorin duit banyak banget buat penyelidikan ini, dan gue harus bekerja cerdas biar lo puas sama hasil kerja gue!"
Mendengar itu, Granger diam. Membalas tatapan serius dari Silvanna. Tersirat pada pesan yang sampai di otaknya bahwa gadis itu tidak main-main dengan perkataannya.
"Baiklah, gue percayakan semuanya sama lo, Agent SV." Laju mobil Granger melambat ketika keringat merembes di keningnya setelah menatap gadis itu lumayan lama.
Silvanna menenang, setenang laju kendaraan yang akan membawa mereka berdua menuju tempat pembuktian.
🧡🧡🧡
Cukup menunjukkan identitas Rider Angel yang selalu dibawanya dalam dompet, Silvanna dan Granger lolos lapisan pengawasan pihak hotel. Setelahnya, ia mencari keberadaan lift untuk membawanya ke lantai atas.
Silvanna memimpin pergerakan menuju koridor hotel yang dimaksud oleh Claude sebelumnya. Ia masih berkomunikasi dengan partnernya itu melalui handsfree yang terpasang cantik di telinga kanannya.
"Posisi lo di mana?" tanya Silvanna buru-buru, seirama dengan langkah kaki bersepatu hitam yang menapak di lantai tiga hotel tersebut. Tatapan waspada terhadap sekitar masih terpasang di wajahnya. Ia tetap melangkah pasti, tak peduli ada Granger yang membuntutinya di belakang.
"Oke!" Silvanna menyahut lawan komunikasinya di sebrang sana.
Menemukan sebuah koridor lain, Silvanna langsung berbelok tanpa memberi aba-aba pada orang yang mengikutinya. Alhasil, Granger hampir menghantam tembok menyudut saat ia buru-buru berbelok.
Dari sudut pandang Granger, terlihat Silvanna tengah berbincang dengan seorang cowok di depan sebuah pintu. Cowok spiky itu melempar satu set kain pada Silvanna yang buru-buru masuk ke ruangan itu.
Ingin ikut masuk, Granger ditahan cowok itu.
"Ngapain?" tahan cowok spiky bernama Claude itu. Dialah orang yang ditelepon Silvanna semalam untuk dimintai tolong.
"Lo siapa?" Granger tak terima ditahan begitu saja.
Claude hanya tersenyum miring ketika tangan yang menahan Granger dibuangnya begitu saja. Claude tak peduli, ia hanya ingin menunggu Silvanna sampai tugasnya selesai.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rider Angel
FanfictionUntuk menutupi kabar pacarnya yang sudah meninggal akibat kecelakaan motor di track road race, Silvanna rela memegang peran ganda. Gadis ini harus mengimbangi 'suka dan tidak suka' untuk menjalani kenyataan hidupnya. Jalanan bukan kehidupannya, sert...