Dua mobil beriringan masuk ke area parkir sirkuit tempat Silvanna berlatih pagi ini. Motor balap bernuansa biru muda bertengger gagah diangkut mobil bak putih. Di belakangnya, mobil sedan hitam menyusulnya. Sudah bisa ditebak siapa yang mengemudikan mobil hitam mulus tanpa ada cacat sedikitpun itu.
Dalam beberapa jam ke depan, Silvanna akan memenuhi tantangan dari Alice. Mengikuti ajang balapan illegal yang belum pernah ia lakukan sebelumnya. Namun, ini menyangkut harga dirinya dan juga klub Rider Angel. Ia tidak terima kalau teman-temannya dibuat babak belur oleh Alice dan komplotannya. Silvanna berharap, usahanya kali ini dapat menghentikan langkah Alice untuk mengganggunya.
Sang empunya mobil sedan turun ketika motor balap itu diturunkan dari mobil bak. Ia menghampiri gadis berkuncir rendah yang sudah menunggunya di pintu masuk sirkuit.
"Gue kira lo boongan mau liat gue latihan, Om," sahut Silvanna ketika mereka berhadapan.
"Gue harus memastikan kalo client gue puas atas pelayanan bengkel gue," balas Granger.
Mendengar kata client, Silvanna teringat kalau sekarang ia yang menjadi client Granger.
"Apalagi, lo client pertama penyewaan motor balap di bengkel gue," tambah Granger kemudian.
Silvanna tertawa tipis, menunduk sambil mengusap lehernya. "Thanks!" ucapnya kemudian. Ada segumpal beban yang ikut keluar bersama satu kata yang diucapkan Silvanna.
Motor itu dituntun Clint, mekanik kepercayaan Granger untuk menangani semua permasalahan di bengkelnya.
"Lo siap-siap dulu, biar gue dan Clint yang bawa motornya ke starting grid," ucap Granger.
Silvanna mengerti. Ia bergegas ke ruang ganti untuk mengganti kostum balap yang biasa dipakainya saat latihan ataupun bertanding.
💕💕💕
Sentuhan pertama Silvanna pada motor balap membuatnya merasa lebih kuat dan yakin dari sebelumnya. Ia mulai duduk di atas motornya, meraih kemudi seraya menyalakan mesinnya. Tes gas dalam beberapa kali menjadi pemula perjalanannya hari ini.
Bukan perjalanan mengenai jarak. Inilah salah satu perjalanan yang harus ditempuhnya dalam usaha melepaskan Rider Angel dari gangguan Alice dan teman-temannya.
Silvanna mengedikkan kepalanya pada Granger untuk pamit test laps sebelum ia memutuskan motor ini perlu diperbaiki lagi atau tidak.
Granger pindah tempat ke sisi sirkuit. Terlalu jauh jika ia harus naik ke tribun penonton. Ia memutuskan untuk minggir saja karena satu laps di sirkuit ini hanya membutuhkan waktu kurang lebih satu menit. Artinya, Silvanna akan tiba di depannya lagi sekitar tiga menit ke depan.
Di sisi lain, Silvanna yang tetap fokus pada pandangannya, mempererat pegangannya pada kemudi. Kemudian menarik gasnya lebih kencang dari sebelumnya. Beberapa tikungan di depan ibarat perjalanan hidupnya yang tidak selalu lurus. Sebuah jalan pada skenario hidupnya yang secara tidak langsung memaksanya untuk tetap pada lintasannya.
Tikungan demi tikungan harus dilewatinya meski harus meliukkan tubuh dan motornya. Tidak masalah jika deker lututnya tergores aspal karena saking tajamnya menikung. Hal sederhana itu juga selalu dimaknai oleh Silvanna sebagai bagian dari kehidupannya.
Tiga laps lolos dilewati Silvanna tanpa masalah apapun. Ia berhenti tepat di garis finish sebelum Granger dan Clint beranjak menghampirinya. Ketika membuka helm, dua pria itu baru sampai di sampingnya.
"Gimana? Ada yang perlu gue setting lagi?" tanya Clint memastikan.
"Kayaknya udah deh," sahut Silvanna langsung. "Kalo soal setingan kecil, gue sedikit ngerti, kok." Silvanna meletakkan helmnya di atas tanki motor balapnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/274163327-288-k148019.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rider Angel
FanfictionUntuk menutupi kabar pacarnya yang sudah meninggal akibat kecelakaan motor di track road race, Silvanna rela memegang peran ganda. Gadis ini harus mengimbangi 'suka dan tidak suka' untuk menjalani kenyataan hidupnya. Jalanan bukan kehidupannya, sert...