05. Investigation

83 18 18
                                    

Sekitar setengah jam Granger menyetir mobil dari rumahnya ke suatu tempat. Selama itu juga ia menanti kabar keberadaan dari agent SV yang saat ini bekerja sama dengannya.

Setelah memarkirkan mobilnya di pinggir jalan yang cukup sepi, Granger kembali mengambil ponselnya lalu menghubungi nomor si pengintai cantik itu. Namun, beberapa kali nomor itu dihubungi, belum ada jawaban dari seberang sana hingga Granger dongkol sendiri.

Baru saja akan menghubungi kembali, Agen SV itu menghubunginya duluan.

"Ada apa, Tuan?"

"Sekarang lo di mana?" tanya Granger.

"Masih ngikutin target, lah!"

"Kasih tau di mana!"

"Di Abyssal Club. Kondisinya cukup ramai dan target baru masuk ke situ sekitar lima menit yang lalu."

"Ada gerak-gerik mencurigakan?"

"Masih gue pantau, Boss," kata Silvanna. "Udah, mending sekarang lo bobok nyenyak aja. Biar ini gue yang beresin. Lo tinggal nunggu laporan dari gue."

"Nggak bisa, gue harus liat kelakuan Brody dengan mata kepala gue sendiri. Sekarang cepet, share lokasi lo sekarang!" Granger langsung menutup telepon itu tanpa memberikan kesempatan untuk Silvanna berbicara.

Sementara itu, Silvanna menggerutu dongkol mendengar penuturan kliennya itu. "Hiiihh, klien aneh! Ngapain dia nyewa jasa gue kalo dia juga mau ikut nyelidikin?" Silvanna menggelengkan kepalanya sambil menekan beberapa tombol ponsel untuk mengirimkan lokasi keberadaannya.

Kemudian, Silvanna turun dari motornya setelah memastikan program keamanan motornya berfungsi sempurna. Ia buru-buru memakai masker untuk menutupi sebagian wajahnya agar tidak ada yang mengenali. Ia masuk ke klub itu dengan langkah yang lugas.

Silvanna terbiasa dengan tempat yang seperti ini. Selain sering mengintai target hingga ke sini, ia dan teman-temannya juga sering mengunjungi tempat seperti ini. Bukan apa-apa, hanya sekadar untuk mencari ketenangan.

Silvanna mengambil alih satu kursi bar yang baru ditinggalkan seseorang. Ia mulai memesan minuman yang tersedia di sana pada bartender yang melayaninya. Mata Silvanna terus memperhatikan Brody yang kini ada di sofa bersama beberapa orang cowok dan cewek di sekitarnya.

Meskipun ada satu cewek yang terlihat dekat dengan Brody saat ini, Silvanna belum bisa menyimpulkan kalau mereka punya hubungan khusus atau tidak. Yang penting, Silvanna sudah tau ciri-ciri perempuan itu dan akan melakukan penelitian lebih lanjut.

Segelas bir dosis sedang sudah Silvanna terima di mejanya. Untuk mengurangi kecurigaan atas gerak-geriknya, Silvanna meminum bir itu pelan-pelan.  Setelahnya, ia mengangkat panggilan dari kliennya saat ini.

"Di mana?"

"Di dalem, di kursi bar paling ujung. Lo masuk aja, jangan lupa pake masker!" Percakapan singkat itu terhenti.

Tak lama berselang, Granger menghampiri Silvanna ke sana.

"Mana Bro--,"

Silvanna yang takut ketahuan, memutar tubuh Granger agar tidak kelihatan oleh target.

"Gue kan udah bilang pake masker, kenapa nggak dipake?" tanya Silvanna.

"Buat apa?" tanya Granger sambil duduk di kursi bar sebelah Silvanna.

"Nanti ketauan! Gue sih bodo amat, dia nggak kenal gue. Lo kan calon kakak iparnya, pasti dia ngenalin lo dalam jarak tertentu," jelas Silvanna yang gregetan.

"Sorry. Lagian, gue nggak bawa masker."

Silvanna membuang napasnya kasar. Ia merogoh jaket motornya untuk mengambil masker lain sebagai cadangan. "Nih!"

Rider AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang