32

1.6K 163 11
                                    



Jumat ini haechan menjemput yangyang, dia gak bersama mark dulu hari ini. Katanya pengen bareng teman-teman, mark mengizinkan. Tapi kesialan itu kembali lagi pada haechan, dia telat bangun. Dia juga udah nyuruh jeno duluan karena dia sama jaemin nungguin anak itu untuk berangkat bareng.

"yaaak! Haechan lo ngapain aja, gue udah berlumut nungguin lo di depan rumah, kalau gak jadi jemput bilang biar gue suruh kak kun yang jemput, udah jam 7 nih." omel yangyang dari balik telfon.

"otw nih, sabar." balas haechan dia buru-buru masang kancing seragamnya dan turun dari kamar.

"cepatan!" bentak yangyang, setelah itu dia mematikan telfon sepihak.

Haechan mengambil kunci rumah dan menenteng sepatunya keluar. Setelah mengunci pintu haechan langsung memakai kedua kaus kakinya.

"keburu telat, nanti aja di sekolah." ucap haechan, dia mengikat sepatunya ke lehernya sendiri.

Setelah itu dia buru-buru menghidupkan motornya dan pergi dari rumah. Hanya beralasan kaus kaki, rambut yang masih berantakan, kancing baru gak sama lurus, dia pergi menjemput yangyang.

"sialan gue lupa bawak helem lagi." kesal haechan saat dia berhenti di lampu merah.

"mana panas lagi, ngapa lo liat-liat?" bentak haechan pada seorang wanita yang ada dalam angkot di sebelahnya. Mereka menertewai keadaan haechan, lalu salah satu temannya menunjuk haechan, seketika itu haechan melihat ke depan dadanya yang bergelantungan sepasang sepatu.

"begok bangat gue, mana aspalnya panas lagi." gerutu haechan dalam hati, kaki nya sudah bergantian di angat ke atas.

Gak lama lampu merah berganti jadi hijau, haechan nyalip-nyalip di belakang angkot tadi biar gak ketauan polisi. Merasa sudah aman saat melewati lampu merah, haechan kembali mengendarai motonya dengan kecepatan penuh. Gak lama dia sampai di rumah yangyang, anak itu langsung menghampiri haechan saat dia menyalakan klakson.

"astaga, lo dari tadi seperti itu?" tanya yangyang heran, tapi gak lama dia ketawa. Padahal niatnya ingin marah-marah, semua sudah sirna saat melihat keadaan kacau haechan. Mana kaus kaki nya belang sebelah lagi, yg satu warna putih tulang dan satu lagi puti kekuningan.

"gak usah ketawa ayo cepat naik 5 menit lagi kita masuk." omel haechan, seketika yangyang langsung naik.

"lo gak bawah helem?" tanya yangyang setelah haechan lepas landas.

"lupa."

"nanti kita di tilang, jam segini polisi sudah menyebar luas."

"kita nyalip-nyalip di belakang mobil."

"Pelan-pelan chan, di depan lampu merah." suruh yangyang, tapi haechan malah menancap gas lebih kuat.

"pegangan." suruh haechan, seketika yangyang memeluk haechan kuat.

"setan lo chan, jalan macet begok!" kesal yangyang, anak itu malah Sempat-sempatnya nyalip di belakang mobil.

Polisi kembali berdiri di depan lampu merah untuk memberhentikan pengendara. Tapi haechan malah memberikan tos pada tangan polisi yang terangkat tadi. Seketika polisi itu menyalakan filuit nya menyuruh haechan berhenti.

"sialan lo chan, kalau di kejar gimana." omel yangyang panik, dia melihat ke belakang. Yang benar saja, polisi itu mengejar.

"bangsat, kenapa pakek acara habis sih." gerutu haechan karena bengsin motornya habis.

"kenapa berhenti, cepat jalan, polisi itu mengejar." protes yangyang karena mereka sudah berhenti di tepi jalan.

"bagus kalian berhenti." polisi itu menahan stang motor haechan, dua bocah itu langsung melihat ke arah polisis tadi.

peterpan [markhyuck/nomin/ Guanren/kunyang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang