I'll Be Your Man || Straykids, NCT [ON GOING]

2.2 Cengkrama penghujung hari

I'll Be Your Man! || Straykids, NCT

《Flowyzhia_》

Suka? Votment ya! 😊
Kritik dan saran? Silahkan tapi yang membangun ya?:)😄

•○•

"Egois adalah sifat dasar manusia, yang menjanjikan sebuah kesenangan diawal dan juga karma diakhir yang menyedihkan"

•○•

26 Agustus 2017

Saat itu semesta tengah berduka. Ditandai dengan dirgantara yang berubah kelabu ditambah tak ada nya awan putih yang biasa menghiasi kanvas semesta yang selalu terlihat biru. Angin dingin yang bertiup dari arah barat mampu menghantarkan rasa duka yang mendalam. Ranting - ranting pohon bergoyang searah dengan datang nya buana. Jalanan sepi orang berlalu lalang, pelataran teras juga kosong tak ada dialog cengkrama yang menggema. Mungkin, hari ini semua orang akan bergelung dibawah selimut menikmati kesenduan semesta atau menonton televisi berteman coklat panas atau teh hangat untuk mengusir kedinginan yang menyentuh kulit - kulit mereka.

Namun, berbeda dengan dua orang remaja laki - laki yang tengah asik bermain bola di taman kompleks perumahan nya. Terdengar canda tawa mereka yang sangat kontras dengan keadaan semesta. Kehangatan terasa diantara kedua nya walau tak dapat menutup duka semesta.

"Hei! Renjun, sini bola nya" seru anak lelaki bersurai hitam pada anak lelaki seusia nya yang tengah menggiring bola.

"Tidak mau! Nanti kamu ambil Bola nya, Jeno" sahut nya pada lelaki bersurai coklat yang tadi memanggil nya. Ia menjulurkan lidah mengejek pada Jeno.

"Yak! Tidak! Ayolah tendang kesini! bermain bola itu bersama - sama Renjun!" desak Jeno pada Renjun yang tengah asik memainkan bola sesekali melirik nya dengan air muka mengejek. Walau, lirikan nya tak terlalu tepat melirik Jeno. Tapi, tetap saja membuat Jeno kesal.

"Ya sudah aku pul--"

"Iya ini ku berikan pada mu. Bersiap lah aku akan menendang" teriak Renjun memotong ucapan Jeno, Ia menendang bola kearah Jeno. Tidak lebih tepat nya menyerong jauh dari posisi Jeno.

"Hei! Arah ten---" seruan Jeno terpotong kala mendapati Renjun telah menendang bola nya dan membumbung tinggi melesat jauh keluar dari taman. Membuat lelaki bermanik hazel itu menyumpah serapahi si penendang yang tak lain dan tak bukan adalah Renjun.

Jeno menghela nafas, sebelum mengambil bola, Jeno lebih dulu mengampiri saudara nya yang terpaut jarak 7 meter dari nya, lantas mengajak nya duduk dibangku taman. "Harus nya kau dengarkan arahan ku dulu Renjun! Bola nya keluar dari taman. Aku kan yang jadi mengambil nya" gerutu Jeno.

Ia, Renjun, Sang pelaku menyengir lebar menampilkan deretan gigi putih nya. "Maaf kan aku. Kau tak aku tak bisa melihat seperti diri mu" balas nya lemah. Ia menundukan kepala

Diam - diam Jeno mengulas senyum, tangan nya terangkat mengelus surai coklat milik saudara nya itu "Tak apa. Tunggu sini sebentar, bola nya ngak jauh kok dan jangan ngerasa bersalah gitu" Sanggah Jeno. Lelaki bermanik kelam keruh itupun hanya mengangguk menanggapi tutur saudara nya.

Dirasa konversasi diantara mereka telah usai, Jeno berlari keluar dari taman meninggalkan Renjun yang tengah memainkan jemari dalam diam.