Kehidupan 1

1.6K 73 1
                                    

    Seorang wanita memakai celana pendek dan kaos polos berwarna merah, sedang merokok di depan anak kecil yang sedang menangis, wajah anak itu penuh memar dan berpakaian kotor dan juga lusuh.

"Lu ini ya anak yang nyusahin mulu, gak bisa apa buat gue tenang" teriak si wanita yang menyulut rokok ke tangan si anak tersebut

"Maaf ma" ucap si anak

Plak...

Tamparan mendarat ke pipi mungil si anak. "Udah gue bilang jangan manggil gue mama, panggil gue Marda, gue emang yang lahirin lu ya tapi gue gak sudi punya anak yang nyusahin begini. Gara-gara bapak lu yang brengsek dan kurang ajar buat hidup gue berantakan, gue benci sama anak kayak gini" teriak si wanita yang bernama Marda

"Cepet ngemis sana, kalau gak ada uang gak usah makan malam entar" ucap laki-laki yang menghampiri

"Awas gak dapet uang, gue buang lu. Gue juga gak butuh anak yang kayak kalian bisanya bikin kepala sakit" teriak Marda penuh emosi sembari mendorong si anak

  Semua orang melihat tapi hanya melihat saja seperti sudah biasa melihat perlakuan ini semua.

"Ayo ngamen Alya, jangan sedih lagi kita harus dapet uang biar gak di marahin" ucap si gadis yang seusianya menghampiri anak yang masih tersimpuh menangis

"Aku gak minta buat di lahirin Mama, tapi kenapa Mama seperti menganggap ku sebagai bencana. Kalau aku bisa milih orang tua yang melahirkan ku pasti tak seperti ini" ucap anak itu sembari menangis yang di ketahui bernama Alya

"Kita gak ada pilihan Alya, kita harus kuat dan jangan nyerah. Ayo sekarang ngamen, dan ngumpulin botol" ucap gadis itu

"Iya kak" ucap Alya lesuh

   Mereka berdua pun berjalan mendekat jalan raya untuk mengamen ataupun mengemis, sembari mengumpulkan botol di sepanjang jalan.

"Alya kenapa berhenti" tanya si gadis yang di sebut kak tadi

"Lihat lah kak Dinda, anak itu punya orang tua yang sayang dia ya" ucap Alya yang masih melihat anak perempuan yang sedang makan ice cream bersama ibunya

"Jangan iri Alya gak baik, bagai mana pun kita berbeda dengan mereka, kita hidup di lingkungan kumuh untuk makan saja susah, kita pun tidak bisa membaca dan menulis, bisa mendengar, melihat, dan berbicara itu sudah alhamdulillah. Ayo, sudah syukuri aja" ucap gadis yang bernama Dinda

"Andai Mama seperti  ibu itu" ucap Alya yang langsung terduduk dan menangis

"Kamu kenapa Alya, jangan nangis maafin kakak yang belom bisa jaga kamu. Kakak janji kakak bakal jaga Alya kedepan, udah dong berhenti nangisnya, apa sesakit itu sampai kamu menangis begini. Alya tahan, ayo jalan" ucap Dinda

"Sakit kak, perih" ucap Alya langsung mengis histeris

"Ada apa dek kok nangis?" ucap perempuan yang tadi Alya lihat datang bertanya

"Tangan dan kaki adek luka tante" ucap Dinda penuh khawatir

"Luka ini, kena rokok kah kenapa bisa kayak gini. Ayo masuk ke mobil tante obatin" ucap perempuan itu

"Gak usah" ucap Alya menolak

"Ayo masuk, tante bukan orang jahat" ucapnya

"Gak usah, kita harus cari uang biar gak kayak gini" ucap Alya  menunduk

"Nanti tante ganti waktu dengan uang, mau ya di obati tar infeksi ini lukanya" ucapnya

"Iya tante boleh" ucap Dinda

"Kak" ucap Alya memegang tangan Dinda

"Sudah Al, kita obati dulu mumpung ada orang baik" ucap Dinda penuh pengertian

Malaikat Kecil kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang