1. kepulangan ku

15K 424 14
                                    

Assalamu'alaikum
Semoga selalu bahagia, maaf bila typo ya
-----------------------------------------------

Malam ini aku kembali ke kota ini disambut dengan rintik rintik hujan yang mulai membasahi bumi, semkin lama semakin lebat hujan yang turun dari langit. Ku hanya menatap jendela yang kini telah berembun dan diluar jendela air mengalir begitu tenangnya tanpa terusik. Sudah 2 tahun ku tak berada di kota ini dimana aku dilahirkan dan dibesarkan, di kota ini pula banyak hal yang tak ingin ku ingat, setiap jengkal dari masa itu menyakitkan dalam hidup ku.

Ku hanya menatap luar jendela yang tertutup, ku melihat masih banyak pengendara montor sekedar berteduh ataupun memakai mantelnya di ruko ruko yang masih buka ataupun yang sudah tutup, banyak pula orang berlalu lalang menggunakan payungnya, ku menatap yang ada di luar begitu intens bahkan aku tak sadar sudah berapa lama ku seperti itu.

Hingga tepukan di bahuku menyadarkan lamunan dan pikiran kosong ku "Alena! Are you okay? " Ucap Nur yang memang sedari awal ku masuk mobil ia duduk di samping ku, ku menjawab pertanyaan Nur dengan anggukan dan ku kembali melihat keluar jendela.
"Sudahlah Nur biarkan Alena menikmati perjalanan ini" Ucap emran yang tetap fokus dengan jalanan yang ada didepan, memang dari rumah ku dan bandara memang jauh perjalanan sekitar 2 jam kalau itu gak macet sih, kalau macet ya bisa lebih. Nur hanya mengangguk dan nafasnya begitu berat.

Di dalam mobil ini hanya ada aku dan kedua sahabat ku yaitu Asifa Putri Nurhaliza (Nur) dan Muhammad emran Fairuz Rizky (Emran). Mereka adalah sahabat yang membantuku dimasa-masa sulit ku dimana aku yang sangat terpuruk saat itu tanpa mereka mungkin aku sudah tak dianggap anak oleh orang tua ku bahkan mungkin aku akan berpikir dangkal saat itu, astaghfirullah.

Setelah perbincangan singkat itu di dalam mobil hanya hening dan sepi tak ada yang ingin memulai percakapan untuk pertama kali, hanya sunyi hanya suara dari luar mobil saja yg terdengar oleh telinga dari sang pemilik masing masing.

Tak terasa sudah sampai di depan rumah ku, hujan juga sudah tak sederas tadi, setelah mobil terparkir rapi ku lontarkan pertanyaan, bukan pertanyaan lebih tepatnya keinginan. "Apa kalian akan menginap malam ini, aku ingin kalian menginap aku rindu lagian ibu dan ayah minggu depan akan pulang" Ucap ku sedikit memelas agar mereka mau.
"Memang kami akan menginap len, ibu mu yang meminta kami menginap disini, menemani kamu mungkin selama seminggu itu lagi pula tak ada laki laki yang menjagamu, jadi gunanya aku ada disini menjaga kaum hawa di rumah ini" Ucap emran dengan percaya dirinya.

"KePD-an banget sih jadi cowo" Ucap Nur sambil mendengus kesal atas pernyataan emran

"Ya iya dong kalau gak ada laki siapa yang akan menjaga wanita, wanita kan ibarat jantung yang dan laki laki adalah tulang rusuk yang menjaga" Ucapnya sambil membuka pintu "apa kalian akan tidur di mobil tak ingin masuk duduk mulu gak panas tuh" Ucapnya kesal sambil berlalu, kami yang mendengar hanya tertawa dengan sikapnya yang masih sama seperti dulu.

Aku dan Nur mengikuti emran dari belakang yang sudah mendahului kami, sesampainya didalam rumah ku disambut dengan bik Ningsih yang memeluk ku sembari berkata "aku rindu kamu kak" Ucapnya sambil melepas pelukannya. Bik ningsih ini sudah lama bekerja bersama orang tua ku sedari aku kecil ia menjagaku dikala ibu lagi keluar kota dengan ayah, bik ningsih menurutku tak ada bedanya dengan ibu ku mereka sama sama yang selalu memberiku nasehat dan arahan tanpa henti, mereka berdua juga merawat ku dengan penuh kasih sayang.

"Ayo sini kalian makan dulu pasti belum makan" Ucap bik ningsih membawa kami ke ruang makan

"Tau aja bibik ini kalau emran lagi laper banget" Ucap Nur dengan kekehan kecilnya.

"Lah kok aku, kamu tuh yang bilang pasti kamu yang laper" Ucap emran dengan kesal sambi mendahului kami semua yg berjalan ke tempat makan.

"Katanya gak laper tapi dia lebih cepet jalannya"ucap Nur sambil ketawa, kamipun yang melihat emran dan mendengar perkataan Nur tertawa tak henti hentinya.

Kami makan dengan hikmat menikmati makanan satu persatu masuk ke mulut, di ruanganan itu hanya terdengar suara dentuman sendok dan garbu suaranya pun hampir tak terdengar, setelah usai aku dan Nur membantu bibik membersihkan piring kotor. Ku memecah keheningan di dalam dapur dengan pertanyaan ku.
" Bik dimana Naura sedari tadi aku tak melihatnya, apa dia sedang tidur? " Ucapku dengan mengelap tangan yang basah.

"Iya kak, Naura tidur dikamar, dia kecapean karena sedari tadi main" Ucapnya yang masih setia dengan pring yang dipegang

"Yaudah, aku mau ke kamar Naura bik, kamarnya sebelah mana?" Ucapku, ya aku tak tau kamar Naura karena ini rumah baru yang dibeli dua tahun yang lalu, dan ini pertama kali aku ke rumah ini.

" Itu kak dari sini kelihatan kok dekat tangga itu, di depan pintu ada hiasan" Ucapnya sambil menunjuk salah satu pintu

"Aku ke kamar Naura dulu" Ucap ku yang hanya diangguki dua orang wanita di dekat ku.

Ku berjalan masuk ke kamar Naura, di sana ku melihat gadis kecil yang sedang memeluk boneka dan berselimut biru seperutnya, ku melangkah mendekat kepadanya, ku duduk di sampingnya ku pandangi wajah gadis kecil yang sangat aku sayangi yang sangat terlihat jelas ia begitu lugu, manis, nanti cantik. Ku kecup keningnya lumayan lama dalam hati ku berkata "maaf kan bunda dek, maafkan bunda sayang ku, bidadari kecil ku" Ku tahan air mata yang sudah di pelupuk mata, ku tarik wajah ku dari keningnya mataku mulai meneteskan air matanya, ku selimuti putri kecil ku dan ku seka air mataku dengan kasarnya. Ku tak ingin putriku terbangun dan melihat ku seperti ini, ku tak ingin ia merasa sedih.
Ku langkahkan kaki keluar dari kamarnya, ku atur nafas ku agar sahabat ku dan bik ningsih tak tau.

_____________________________
------------------------------------

Hai semuanya semoga suka sama ceritanya ya, saran dan kritiknya jangan lupa ya, biar aku semangat buat nerusin ceritanya😊😊
Sampai jumpa kembali😘😘

Malaikat Kecil kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang