10. Awal kembalinya Dia di hidupku

5.2K 235 20
                                    

Assalamu'alaikum semuanya☺
Maaf ya baru hadir lagi🤣
Banyak tugas...
Tpi tenang beberapa part udah ku tulis, tinggal aku lihat ada yg perlu di perbaiki atau gak😇
--------------------------------
________________________________

     Pagi ini ku menjalani aktivitas seperti biasanya, berjalan dengan seksama dengan waktu. Dering telfon menghentikan kegiatan ku.
"Assalamu'alaikum, Alena"
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, ada yg bisa saya bantu Pak"
"Kamu siap-siaplah, hari ini meeting seperti kemarin yang sudah saya bilang oke, lima menit lagi saya akan keluar"
"Baik Pak" Sembari ku tutup telfonnya

Tak butuh waktu lama ku telah persiapkan semuanya.
"Sudah siap" ucap said yang baru saja keluar dan menatap ku
"Sudah Pak" ucapku yang sih setia menunduk
"Ya sudah ayo, oh iya Nisa bila ada yang nanya saya bilang meeting ya, kalau mendesak kamu bisa hubungi saya"
"Baik Pak" ucap Nisa

   Di dalam mobil hanya hening yang ada, dia duduk di depan sedangkan aku di belakang, tak ada percakapan hingga mobil sampai pada tujuan. Kami berdua melangkah masuk, rumah makan bernuansa jepang menghiasi setiap sudut ruangan, ku ikuti langkahnya dari belakang hingga jalan ku berhenti melihat siapa yang aku lihat di depan sana.

Badan ku terasa kaku, mata ku terfokuskan padanya, langkah ku terhenti, nafas begitu tak beraturan, tangan ku terasa dingin dan berkeringat.
"Al, Alena. Kamu baik-baik saja kan" aku melihat sepertinya Pak said kebingungan.

"Eh i... itu, eh a... aku a... aku ba... ba... baik-baik sa... saja Pak" ucap ku gelagapan sembari tangan ku mulai bergetar

"Kamu yakin baik, kenapa seperti itu kamu bicara tak biasanya. Kalau kamu kurang enak badan gak apa, kamu pulang lah, akan ku antar" ucapnya yang nadanya bisa di bilang lembut

"Saya baik Pak, saya tidak apa kok" ucap ku pelan yang masih merasa gemetar dan jantung berdegup kencang

"Kamu yakin alena tak apa, wajahmu tiba-tiba pucat"

"Tidak apa kok Pak, saya benar-benar baik-baik saja" ucapku lembut

"Ya sudah, ayo" ucapnya yang ku angguki, aku ikuti langkahnya lagi

"Assalamu'alaikum, sudah nunggu lama, maafkan akan keterlambatan kami" ucap Pak Said sembari berjabat tangan

"Wa'alaikumussalam, tidak lama juga. Mari silahkan duduk" ucap dia yang ada di depan ku.

"Perkenalkan ini Afifah sekretaris saya, dan dia sekaligus istri saya" ucap Pak Said yang seketika membuat ku menoleh kepadanya, diapun menoleh ke arah ku dan memberi senyuman manisnya, senyumannya dan tatapannya begitu membuat ku tenang.

"Wah udah berapa anak" ucapnya

"Satu anak, perempuan" ucap Pak Said

Cukup lama untuk membahas proyek yang akan di kerjakan, tapi tak begitu tegang karena suasana yang nyaman. Tapi diri ku tetaplah, rasa begitu sesak untuk bernafas seperti di ruangan sempit, tertutup, dan tak ada udara yang masuk.

"Baik terimakasih" ucapnya

"Kembali Pak" ucap Pak Said.

     Aku duduk tenang di bangku belakang menatap lalu lalang kendaraan dari kaca jendela, ku mengingat tadi apa yang terjadi segalanya seakan terkunci, dingin tiba-tiba menjalar ke seluruh permukaan kulit ku
"Alena, tatapan mu tadi bukan seperti kamu yang biasanya. Kamu juga sangat tegang, apa dia Alena" ucapnya yang masih fokus dengan jalan

Malaikat Kecil kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang