Wanita Terbahagia

3.7K 223 13
                                    

Assalamu'alaikum hay ketemu lagi maaf ya agak lama, aslinya mau aku publikasikan tanggal 7 kemarin.
😔 tapi aku urungin aku revisi habis-habisan part ini...
Harusnya romantis, wkwk gk jadi deh🤣
Meski gtu ku harap kalian suka sama ceritanya.
----------------------------------------
______________________________

  
   Sudah lima hari aku menjalani pernikahan ini, sudah lima hari pula Mas Said tak masuk kerja dia bilang bahwa dia habis menikah jadi dia ingin menikmati awal-awal pernikahan, dan sudah lima hari pula Mas Said terus saja merayuku untuk menunjukkan wajahku padanya seperti biasa aku selalu menolak. Aku tau dia tak akan membuka cadar ini tanpa izin ku, meski dia tau aku ini istrinya tapi ia tetap tak ingin memaksa.

Ia selalu merayu setiap kesempatan tanpa henti, bahkan saat merayu dia selalu membuatku tersipu malu dan sikapnya sangat menggemaskan yang selalu mampu membuatku mencubit pipinya itu. Ia memiliki mata yang indah, warna bibir yang cerah, alis yang tebal tapi tertata, bulu matanya pun juga lentik bak seperti wanita memakai mascara. Dia memiliki badan yang tegap ditambah dengan otot pada tubuhnya yang membuat dia terlihat gagah, dan semakin terlihat menawan dengan model rambut yang rapih.

Hari ini memang kami bertiga berkunjung ke rumah ibu dari Mas Said, aku duduk sendiri di taman samping, meminum teh hijau sembari melihat burung berterbangan di atas sana. Naura bersama tante El bermain di kamarnya, Mas Said sedang makan di belakang padahal sudah makan di rumah mungkin karena rindu masakan ibunya.

Telfon pun berdering dengan sigap ku lihat dan tertulis nama yang ku kenal "Bagaimana, semua beres dia gak bakal tau kan" ucap ku
"Jelas semua beres" ucapnya dari balik telfon
"Beres apaan, dua minggu lalu dia hampir dekat dengan ku, dia hampir menemukan ku. Jangan ceroboh" ucap ku kesal
"Ya kan aku harus kerjasama dulu sama yang di rumah bajingan itu" ucapnya membela
"Auh ahh gelap, pokoknya aku gak mau ada kesalahan sekecil apapun" ucap ku penuh penekanan, dan tanpa mendengar jawabannya langsung ku tutup telfonnya, ku cari nama perempuan di ponsel ku segera ku telfon

"Assalamu'alaikum" ucap ku
"Wa'alaikumussalam" ucapnya dari balik telfon wanita bernama Erniati
"Kamu dimana, aku ingin bicara seperti biasa" ucap ku memastikan
"Di toko nyonya, maaf kalau sedikit berisik" ucapnya
"Tidak apa, bagai mana berita sekarang" ucapku
"Jalan buntu nya, aslinya nanti malam mau Erni telfon tapi nyonya telfon sekarang, Saat kemarin emosinya tak terkontrol karena ia tak menemukan informasi nyonya, mengalami jalan buntu. Semua yang di rumah kena amukan termasuk anak tiri dari istri jandanya, semua dari ruang tamu sampai kamar berantakan dan banyak serpihan-serpihan kaca di bawah" ucapnya
"Baguslah berhasil, awasi terus jangan sampai langah" ucap ku
"Baiklah nya" ucapnya seketika langsung ku tutup telfonnya

"Apa yang kamu sembunyikan Alena" ucap suara laki-laki dari belakang secara tiba-tiba yang sangat ku kenal suaranya ya dia adalah Mas Said

"Aku harus melindungi putriku" ucapku singkat sembari meminum teh hingga tandas, ia berjalan dan duduk di bangku panjang ini di sebelah kanan.

"Alena" ucapnya yang menggenggam tangan kanan ku yang baru saja menaruh secangkir teh tadi, dan membuatku menatap matanya "Dia putriku juga Alena mengapa kamu mengatakan itu, aku juga orang tua Naura. Sejak aku mengijab qobul mu, aku telah bertanggung jawab dengan keluarga ini, dan Naura itu putriku tak akan ada yang bisa mengubah itu. Ada apa? apa ayahnya Naura ini tak perlu tau" ucapnya yang memegang tangan ku dengan hangat, tatapan yang mencari jawaban pada ku, aku langsung memeluk suami ku kini aku tak menyangka dia akan berbicara sedemikian rupa, aku bahagia sangat bahagia hingga air keluar dari mata yang terpejam.

Malaikat Kecil kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang