Tiga Istri

1.3K 56 1
                                    

        Pertengkaran kecil setiap hari, membuat ku muak dengan tiga istri, masalah yang kecil menjadi besar, yang besar menjadi lebih besar. Rasanya tak tenang tinggal seperti ini apakah aku harus memisahkan mereka semua ke tempat yang berbeda-beda, atau aku kah yang jadi suami tak becus untuk membimbing istri-istri ku.

"Kalian ini kenapa selalu bertengkar, aku capek dengerin kalian ngerti"  bentak ku pada mereka

"Aku juga muak dengan suami yang selalu menuntut istri punya anak, lahirin anak. Kami itu bukan agen penitipan benih, asal kau tau Akhtar Farzan Wijaya kamu menikahi kami berdua karena kamu tak mendapat anak dari istri mu pertama. Kamu pikir asal nikah tanpa perasaan itu akan membuat ku betah?  Dan apakah uang mu bisa memuaskan rasa ingin perhatian? tidak Bapak Akhtar Farzan Wijaya kami berdua memang istri tapi tak dapat apa-apa dari pernikahan ini cuma status dan uang tidak untuk perhatian. Apa kamu pernah anggap kami berdua istri yang sama seperti istri mu pertama?"  Keluh Fina yang menahan luapan emosi

"Aku juga kesepian mas, mas selalu kerja dan lebih perhatian  dengan istri pertama, tapi kami berdua hanya bisa melihat dan membatin, sembari menunggu giliran kita di perhatikan. Maaf mas pernikahan ini hanya status dan kamu menikahi hanya untuk dapat anak, mungkin kalau dia melahirkan otomatis kami berdua akan diceraikan karena apa yang kamu ingin sudah dapat"  tukas Miftah

"Tidak, tidak ada kata perceraian kalian istri ku. Kalian harus paham kesibukan ku"  kilah ku

"Hey kalian istri-istri gak tau diri, uang, rumah, pakaian, makan itu udah cukup. Kenapa minta perhatian segala aku yang lebih berhak lagian aku istri pertama dan dia cintai, kalian disini atas persetujuan ku, atas izin ku, jadi kalian itu gak ada hak atas Arzan"  hardik  Azka

"Azka"  geram ku yang mulai emosi

"Kamu pikir uang, rumah, pakaian, makan itu sudah cukup. Apa kamu pikir kami hewan di kasih itu saja cukup, hewan saja masih minta perhatian sama wajikan. Apa menikahi lebih dari satu wanita dengan hal seperti itu cukup, dan apa kasih sayang itu gak perlu dalam pernikahan? Mirisnya pemikiran mu Azka bagaimana mungkin istri yang mau di madu pemikiran seperti mu, bagai mana bisa kamu membiarkan suami mu tak adil"  hardik Miftah

"Hey kamu, kamu pikir gak sakit ha di madu. Aku juga punya perasaan perih sakit rasanya, nyesek, harus ikhlas karena aku sayang dia maka aku perbolehkan, untuk kebahagiaannya. Lagian ya poligami di perbolehkan bahkan dapat pahala kan" jawab Azka

"Memang di perbolehkan, memang dapat pahala lalu apa ganjaran seorang laki-laki bila tidak bisa bersikap adil kepada para istrinya. Bukan adil dalam pembagian uang, makan, baju, rumah, ataupun ranjang, tidak hanya itu." ucap Miftah

"Asal kamu tau aku muak dengan mu, kamu pikir kami ini pembantu suruh sana sini, kami juga istri di sini kita punya hak yang sama. Kamu memang mengizinkan suami mu untuk menikah lagi bukan berarti istri setelah mu itu pembantu mu." hardik Fina kepada Azka

"STOP.... kalian ini apa-apaan seperti anak kecil bertengkar mulu, Azka hentikan perlakuan buruk mu itu, saat dulu rumah di pisah kamu gak mau, kamu maunya satu rumah biar rame dan akrab, rame iya akrab gak, yang ada rame bertengkar mulu capek ini kuping dengernya. Begini saja kalian berdua mau aku bagai mana kita berempat duduk bersama musyawarah dengan tenang tanpa saling menyalahkan atau sebagainya. Mulai dari Azka, Fina, Mifta kalian mau bagai mana?"  terang ku

"Ya seperti aku bilang tadi, aku yang lebih banyak dapat perhatian secara aku udah bolehin nikah lagi, dan mereka gak boleh nuntut lebih lah dari kamu, lagian dia cuma istri kedua dan ketiga aja. Lagian ya rumah, uang, baju, makan itu semua udah cukup kali buat istri-istrinya" jawab Azka

"Sudah aku bilang rumah, uang, baju, makan, itu gak cukup buat kita meski harta mobil, sepeda bahkan kapal pesiar pun itu tak akan cukup. Sekarang untuk apa itu semua bila tak bisa adil dalam perasaan. Aku dan Mifta kami perempuan, kami juga seorang istri kami juga berhak mendapat perhatian dari suami. Bukan materi, makan, itu saja sudah cukup gak begitu. Kalau seperti ini saya mau minta cerai saja lagian ya istri pertama Mas juga sudah hamil, lebih baik kita pisah"  tutur Fina, yang mulai meneteskan air mata

Malaikat Kecil kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang