17. R.A Kartini

3.4K 122 6
                                    

Assalamu'alaikum semuanya.
Buat kalian yang nunggu cerita ini aku sungguh minta maaf, karena aku sudah kelas tiga banyak sekali tugas dan ketertinggalan yang aku harus kejar, jadi maaf bila updatenya lama.
Oke gak usah lama-lama langsung aja.
---------------------------------------
______________________________



     Aku tak pernah bermimpi ada yang akan menerimaku, tapi Tuhan mengirimkan laki-laki terbaik untuk ku, menerima kekurangan ku yang terlihat jelas tampak. Aku akui, aku wanita banyak kekurangan dan celah bahkan aku sempat berpikir aku tak pantas untuk mendampingi ia yang kini membina keluarga kecil bersama ku. Rasanya tak sebanding dengan dia, aku menganggap diri ini terlalu beruntung mendapatkan laki-laki yang menerimaku apa adanya.

Dia bagaikan bagaskara di atas langit terang, menampakkan sinar di permukaan dataran bumi yang ku pijak, sinarnya menembus pepohonan yang rindang, hangatnya menyelimuti keseluruhan alam. Tanpa cahayanya kehangatan tak dapat ku rasa, cahaya terang tak dapat ku gapai, rasanya seperti terbang di atas awan.

"Ternyata sebahagia ini memiliki keluarga kecil ku sendiri" ucap ku pelan sembari menatap laki-laki yang masih tertidur di depan ku. "Terimakasih, telah hadir dan menerima ku" lanjut ku

Aku menatap jam yang terpasang di dinding menunjukan pukul dua siang, habis ini ashar, sore akan datang. Aku terjongkok dekat dengan tubuhnya aku berniat untuk membangunkannya dengan tiupan di telinga kirinya.

Huuuuu.... Huuuuu

Perlahan namun pasti, ia memukul telinganya membuat ku menahan tawa agar ia tak mendengarnya. Ku tiup lagi dan membuat dia bergerak geli sambil mengelus telinganya, dan membalikkan badannya membelakangi ku. Aku terus menahan tawa, ku ambil benang jahit ku potong sekitar sepuluh centimeter (10cm) ku menaruh dekat telinga dan menarik dengan perlahan membuat dia bergerak geli, aku melakukan berulang kali hingga ia tiba-tiba menarik ku ke dalam dekapannya.

"Nakal banget sih" ucapnya mendekap ku, aku hanya tertawa terbahak-bahak "malah kenceng ketawanya" lanjutnya

"Udah mau ashar, bangun, mandi, main sama Naura ke taman kan udah janji ke Naura mau jalan-jalan" ucapku sembari menahan tawa

"Iya ya, makasih udah ingetin, aku mau mandi dulu kalau gitu" ucapnya mencium kening ku lalu bangkit dan hilang dari pandangan ku

"Sayang, kamu ikut jalan-jalan gak nanti" teriaknya dalam kamar mandi

"Ikut, aku mau makan seblak atau batagor, pingin aku tuh" ucap ku di depan pintu kamar mandi

"Ngidam ya" ucapnya dari dalam sana

"Aamiin" ucap ku tertawa kecil, dan melangkah membereskan tempat tidur

    Aku, suami ku, Naura, dan juga El berangkat bersama, kita sepakat untuk makan di luar sembari menikmati kota Bandung, dan sesekali mencoba kuliner yang ada di sini. Kita semua menikmati perjalan ini menatap lalu lalang kendaran dan juga keramaian di kota ini.
"Kita makan di mana" ucap El

"Kita di kaki lima aja kalau kalian gak keberatan, lagian penjual kaki lima juga gak kalah masakan sama restoran kan" ucapku

"Bener tuh, aku lebih suka kaki lima kak" ucap El sembari bermain dengan Naura

"Ya sudah terserah kalian aja, mau makan apa" ucap mas Said yang masih memfokuskan pandangan ke depan

Malaikat Kecil kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang