4. Merasa Bersalah

7.5K 264 2
                                    

Assalamu'alaikum ketemu lagi nih dengan aku, jangan bosen ya nunggu cerita-cerita selanjutnya.
Jangan lupa follow IG aku @regeytaa
-------------------------------
____________________________

Sinar matahari menyilaukan mataku yang masih terpejam, dan mengusik  tidur nyenyak ku. Mata ku terasa berat sekali untuk membukanya , ku berusaha untuk membuka mata karena ku ingin melihat siapa yang membuka gorden hingga sinarnya mengusik ku.
"Ya Allah, kepala ku sakit sekali" Batin ku, dan beranjak duduk sembari memegang pelipis ku.

"Kamu kenapa len?" Tak perlu melihatnya aku pun sudah mengenali pemilik suara itu Nur siapa lagi kalau bukan dia

"Laa, innanii faqoth asy'uru  bishudaa'in khofiifin" Ucap ku mentap Nur (tidak apa apa aku cuma pusing sedikit)

"Apa yang terjadi? Apa kamu tidak bisa tidur nyenyak? Lihat lah itu mata mu bengkak, kamu habis menangis?" Ucapnya sembari duduk di tepian tempat tidur dan menatapku dengan intens.

"Laa" Ucap ku cuek (tidak)

"Tidak salah kan, jangan bohong. Kamu pasti menangis semalam, kamu tak bisa membohongi ku Alena. Ini makan lah" Ucap Nur sembari memberikan piring berisi makanan kepada ku.

"Sudah jangan pikirkan dia len, biarkan saja, kita ada disini aku dan kak emran bersama mu. Sudah jangan lari lagi dari masa lalu mu, hadapi lah kali ini jangan lari dari semuanya len" Lanjut Nur aku pun hanya mendengarkan nya dan melanjutkan makan roti ku

"Jangan lari lagi, masa lalu sudah berlalu biarkan semua berjalan sesuai takdir masing-masing orang, kamu harus hadapi. Kamu susah payah untuk memperbaiki diri dan mempersiapkan diri untuk menghadapi masa lalu mu" Ucapnya lagi

"Iya aku mengerti" Ucap ku pasrah dan menaruh piring di nakas sebelah ranjang

"Jangan seperti ini, kamu sudah punya anak. Jangan terpuruk lagi kamu harus semangat oke" Ucap Nur

"Iya Nur ku, pagi-pagi sudah cerewet banget" Ucap ku gemas karena sedari tadi dia terus bicara

"Ingat ayat yang artinya cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah sebaik-baiknya pelindung. Qur'an surah Ali Imran:173. Ingatkah kamu? Maka berserahlah kepadanya" Ucap Nur

"Iya ingat kok. Ibnul Qoyyim al-Jauzi dalam kitab Zaadul Masiir menulis bahwa maksud 'hasbunallah' ialah Allah jua yang mencukupi segala urusan mereka. Sedangkan 'al-wakiil', kata al-Faro' berarti orang yang mencukupi. Sedangkan Ibnu Qutaibah berkata bahwa makna 'al-wakiil' adalah yang bertanggung jawab atau menjamin. Al-Khathabi berkata bahwa 'al-wakiil' adalah yang bertanggung jawab memberi rezeki dan berbagai maslahat bagi hamba" Ujar ku dan disambut senyum oleh Nur

"Dan kata Ibnu Abbas 'Hasbunallah wa ni'mal wakil' adalah perkataan Nabi Ibrahim as. Ketika beliau ingin di lempar ke bara api" Ucap Nur

"Ternyata masih ingat" Ucap ku tertawa kecil, lalu kamipun berpelukan cukup lama, setelahnya kami saling tersenyum. Kami pun hanyut dalam obrolan yang menyenangkan hingga pertanyaan menghentikan obrolan kami.

Malaikat Kecil kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang