Part 10 Tangis Bella

137 10 0
                                    

Di dalam taxi terlihat Bella sangat tidak nyaman dengan tatapan sopir taxi itu yang sejak tadi melirik ke arahnya melalui kaca spion mobilnya itu. Setelah setengah jam kemudian, taxi yang ia tumpangi kini telah sampai mengantarnya ke butik miliknya. 

Bella bisa melihat beberapa kendaraan milik para pegawainya telah terparkir disana. itu berarti semua pegawainya telah tiba dan mungkin saat ini mereka sedang melaksanakan tugas mereka satu persatu. Setelah membayar ongkos taxi, Bella pun segera turun dari mobil itu dan berjalan ke arah pintu masuk butiknya.

"huh semoga mereka tidak menyadari penampilanku saat ini!" ucap Bella sambil melihat ke arah penampilannya dengan menggunakan mantel tebal itu yang merupakan bukan style nya sama sekali. Namun ia menggunakannya karena keadaan yang memaksanya. 

Bella pun menghela nafas dulu sebelum melangkahkan kakinya masuk ke dalam butiknya. Dengan langkah cepat ia berjalan masuk ke butiknya sambil menggunakan kacamata hitamnya demi melindungi makeup matanya yang sangat hancur itu. 

"Pagi kak" ucap beberapa karyawan nya yang melihat kedatangan atasannya itu. mendengar sapaan itu, membuat Elsa yang tengah mendesain sebuah gaun duduk dari duduknya.

"Pagi kak Bella" sapa Elsa. Namun terlihat Bella hanya menganggukkan kepalanya sambil menutupi mulutnya dan terus berjalan melewatinya menuju ke lantai atas di mana ruang kerjanya berada.

"Kenapa aku merasa kak Bella hari ini aneh sekali ya?" ucap Elsa sambil melihat ke arah jam dinding yang ada di ruangan itu. Ia menggaruk kepalanya heran karena ini kali pertama bagi Bella yang datang terlambat ke butik.

"Tumben sekali kak Bella telat! ah sudahlah! lagi pula kak Bella kan yang punya butik ini," ucap Elsa sambil geleng-geleng kepala. kemudian ia kembali pada pekerjaanya yang ia kerjakan sekarang. 

Sedangkan di dalam ruangannya

Setelah menutup pintu ruangannya, Bella menyandarkan tubuhnya pada daun pintu itu sambil mengelus dadanya.

"fyuh aman!" ucap Bella. kemudian berjalan ke arah kamar pribadinya yang ada di ruangannya itu. sesampainya di dalam, ia pun langsung bercermin disana. Seketika ia menutup mulutnya dengan kedua tangannya setelah melihat penampilannya hari ini. 

"Benarkah ini aku? kenapa sangat berantakan sekali! pantas saja sopir itu melihat ke arahku terus! mungkin ia mengira aku korban pemerkosaan dengan melihat penampilanku seperti ini!" ucap Bella saat melihat bekas lipstiknya yang sudah pudar di tambah rambutnya yang acak-acakan. 

kemudian ia pun bergegas masuk ke dalam kamar mandi miliknya untuk membersihkan dirinya agar membuatnya lebih segar. apalagi ia bisa mencium aroma tubuh nya yang bercampur dengan aroma tubuh Zayn. Ia pun segera melepaskan semua pakaian yang ia gunakan saat ini dan bersiap untuk berendam dengan aroma terapi favoritnya.

"Aaaa" teriak Bella saat ia melihat pantulan dirinya lewat cermin besar yang ada di depannya itu. Dengan cepat ia menutup mulutnya dengan kedua tangannya itu agar suaranya tidak terdengar oleh para karyawannya yang saat ini berada di lantai bawah.

"apa ini! oh Tuhan! kenapa tubuhku menjadi seperti ini!" ucap Bella saat melihat banyaknya bekas kiss mark yang memenuhi di tubuhnya. Apalagi bekas itu sampai berwarna merah kebiruan sehingga membuat Bella geleng-geleng kepala melihatnya. 

"Dasar bajingan! Bisa-bisanya ia melakukan ini semua kepadaku! Jangan sampai aku ketemu dengannya lagi atau aku bisa menghajarnya dengan tanganku sendiri!" umpat Bella sambil kedua tangannya mengepal saat teringat dengan laki-laki itu.

"Hilang sudah mahkota yang selama ini aku jaga dengan baik, Tuhan. Apa yang bisa aku banggakan lagi sekarang? Rasanya aku tidak sanggup menatap indahnya dunia dengan ketidaksempurnaan ku ini. Maafkan aku, Mama. Maafkan anakmu yang kini sudah tak suci lagi," ucap Bella sambil melihat bayangan dirinya dari pantulan cermin itu. Tanpa ia sadari buliran bening yang berasal dari kedua matanya kini mengalir perlahan menetes di kedua pipinya. Beberapa detik kemudian terdengar isak tangis di dalam kamar mandi itu. 

Setelah meluapkan segala kekecewaan yang ada di dalam dirinya, kecewa akan berakhirnya hubungan asmaranya yang telah terjalin lama ditambah kecewa pada dirinya sendiri yang kehilangan keperawanannya. Bella segera masuk ke dalam bathub miliknya yang sudah ia isi dengan wangi aroma terapi favoritnya itu. Selang waktu setengah jam, ia pun selesai dengan aktivitasnya di dalam kamar mandi itu.

Dengan menggunakan kemeja putih dan celana jeans kini Bella terlihat lebih segar dari pagi tadi. Ia pun memberi sentuhan make up tipis pada wajahnya agar membuatnya tidak terlihat pucat. Tak lupa ia juga menutupi beberapa bekas kiss mark yang ada di lehernya menggunakan foundation miliknya.

Setelah selesai dengan penampilannya, ia pun segera kembali ke meja kerjanya untuk melanjutkan pekerjaan yang telah menunggunya. Ia bisa melihat beberapa berkas yang ada di atas meja kerjanya. 

"Lupakan semuanya. Fiuh, sekarang waktunya untuk kembali bekerja. Semangat, Bell." ucap Bella menyemangati dirinya sendiri lalu ia mulai kembali menenggelamkan dirinya mengerjakan pekerjaannya. Ia pun mencoba melupakan segala yang telah terjadi padanya kemarin. 

Saat ia sedang serius mengerjakan pekerjaannya, terdengar suara ketukan dari arah pintu ruangannya sehingga membuatnya harus menghentikan aktifitasnya. 

"masuk," ucap Bella. kemudian terlihat Elsa masuk ke dalam ruangannya membawa sebuah berkas di tangannya.

"Sudah waktunya makan siang kak! apa mau aku sekalian belikan untuk kakak?" ucap Elsa sambil meletakkan berkas itu di depan Bella. Terlihat Bella menyunggingkan senyumnya mendengar ucapan itu. Ia pun menganggukkan kepalanya kepada asistennya itu.

"Em, kalau begitu tolong belikan bakso langganan kita ya? Jangan lupa super pedas!" ucap Bella sambil terlihat ia menelan ludahnya sendiri membayangkan makanan favoritnya itu. melihat tingkah atasannya itu sontak membuat Elsa cekikikan. 

"Hihihi kalau begitu aku pergi dulu kak!" ucap Elsa bersemangat ssekali lalu ia pun pergi meninggalkan ruangan Bella. 

kemudian tiba-tiba ia teringat dengan sahabatnya Tania. Apalagi ia tahu sahabatnya itu gampang sekali mabuk sama seperti dirinya. Dengan cepat ia mengambil handphone miliknya dan mencari kontak Tania.

tutt ....

"Halo" terdengar suara sahabatnya mengangkat panggilan darinya.

"Halo Tania? bagaimana keadaanmu tadi malam? dengan siapa kamu pulang?" tanya Bella sesaat setelah Tania menjawab panggilannya.

"Cih. ternyata kamu masih ingat denganku ya? kukira setelah bersama dengan laki-laki itu kamu melupakanku!" ucap Tania kepadanya sambil mendecih. Sontak saja membuat Bella mengerutkan dahi mendengarnya.

"Apa maksudmu Tan? aku gak ngerti sama sekali!" ucap Bella yang tidak mengerti dengan ucapan sahabatnya itu.

"Aku tahu semalam kamu bersama dengan Zayn kan?" tanya Tania menohok kepada Bella. Bella yang mendengarnya kini terlihat terdiam membeku di tempatnya.

"Ba-bagaimana kamu," ucap Bella terputus kala Tania menyelanya.

"Aku yakin kamu belum melihat beritanya! sekarang bukalah situs milik perusahaan miliknya itu!"

..... TBC .....

  

Hati yang TersakitiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang