Part 17 Tercyduk Wartawan

74 1 0
                                    


"Baiklah kalau begitu, karena sudah larut sebaiknya kita pulang saja. Semoga apa yang kita rencanakan bisa terlaksana dengan lancar, dan tali silaturahmi kita menjadi semakin erat." ucap Ahmad sambil beranjak dari tempat duduknya dan mengulurkan tangannya kepada Arman.

"Tentu. Aku juga sangat menantikan hari kebahagiaan itu, Wijaya," sahut Arman sambil menyambut uluran tangan tersebut.

Setelah melalui makan malam yang sangat membosankan itu, Zayn langsung berpamitan kepada kedua orang tuanya untuk kembali ke apartemen miliknya.

Ting

Sebuah notifikasi masuk ke dalam ponselnya kala ia hendak masuk ke dalam mobil.

Setelah ia berada di belakang kemudi, ia menyempatkan diri untuk melihat pesan tersebut. Tak beberapa detik kemudian terlihat kedua mata Zayn yang terbelalak menatap beberapa foto wanita yang dikirimkan oleh orang suruhannya.

"Bella? Kenapa dia bisa menjadi bagian dari pameran itu?" batin Zayn yang bingung, karena setahunya Bella tidak pernah berada di depan layar, melainkan berperan di belakang.

Tanpa menunggu lama, Zayn pun menjalankan mobilnya keluar dari area parkir restoran itu.

Tring ...

"Hm," jawab singkat Zayn saat ia menerima panggilan telepon itu. Terlihat ia mendengarkan apa yang dikatakan oleh lawan bicaranya sambil terus mengemudikan mobil miliknya menembus kesunyian jalanan. Tak lama kemudian sebuah senyuman terbit di bibir tebal milik laki-laki itu membuatnya semakin terlihat tampan.

"Oke. Thanks untuk informasinya, Ndre," ucap Zayn lalu ia mengakhiri panggilan telepon itu.

"Kau membuatku hilang kendali, Isabella," ungkap Zayn saat ia teringat kembali saat-saat indah bersama Bella kala itu.
Namun, itu semua hanya dirasakan oleh Zayn seorang. Pasalnya bagi Bella tidak. Kejadian malam itu membuat Bella terpuruk, bahkan membuatnya kehilangan harga diri sebagai seorang wanita. Seorang wanita yang seharusnya bisa menjaga kehormatannya hanya untuk suaminya kelak, justru terenggut oleh orang lain karena sebuah kesalahpahaman. Walau memang sekarang sudah bukan lagi jaman dahulu, tapi untuk wanita seperti Bella sangatlah masih memegang teguh adat istiadat yang telah diajarkan kepadanya sejak kecil. Oleh sebab itu, ia sangat berhati-hati dalam menjalin sebuah hubungan. Walau ia sudah menjalin hubungan dengan mantannya, Haris, ia tetap bisa menjaga kehormatannya. Jangankan untuk tidur bersama, sekedar berciuman saja bisa dihitung dengan jari. Pasalnya sejak awal Bella sudah menekankan kepada Haris jika dirinya ingin menjalani hubungan asmara yang sehat. That's mean no sex before married.

Namun hingga pada akhirnya Bella harus menelan pit pahit kala mengetahui Haris berselingkuh dengan wanita lain. Dan karena itu juga menyebabkan ia hilang kendali dan berakhir kehilangan kehormatannya ditangan laki-laki seperti Zayn. Laki-laki yang sejak dulu suka bermain dengan banyak wanita.

_ _ _ _ _ _

Keesokan harinya

Bella yang menggantikan posisi Agnes pada malam kemarin, membuat dirinya kini menjadi perbincangan hangat di berbagai sosial media. Parasnya yang menawan dan juga pembawaannya yang terlihat bak seperti model profesional menjadikannya kini memenuhi majalah fashion saat ini. Berbagai pose dirinya terpampang jelas di cover depan berbagai majalah.  Membuat penasaran semua orang dengan sosok Bella.

Bella yang tidak mengetahui hal itu sangat terkejut kala ia melihat beberapa wartawan yang ada di depan butik miliknya.

"Ada apa ini?" gumam Bella saat dirinya baru sampai di depan butik. 
Melihat Bella yang turun dari mobil, membuat wartawan tersebut langsung berlari mengerumuni dirinya.

"Apa benar anda adalah wanita yang tadi malam menjadi icon dari fashion show milik desainer Rehan?"

"Bisakah anda memperkenalkan diri anda?"

"Apa anda merupakan seorang model?"

"Bagaimana anda bisa menjadi model untuk fashion show tadi malam? Karena setahu saya desainer Rehan sangat pemilih dalam menentukan model-modelnya."

"Tolong berikan penjelasan anda, Nona,"

"Jawab, Nona"

Bella yang shock dengan pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan padanya itu membuatnya diam tak berkutik.
Apalagi kilatan flash dari kamera-kamera yang sejak tadi berusaha menangkap gambarnya.

"Kenapa diam saja, Nona. Berikan penjelasan anda," pinta salah satu reporter sebuah stasiun televisi swasta.

Tanpa Bella sadari, ada sepasang mata yang terus memperhatikan dirinya dari kejauhan. Belum sempat Bella membuka mulutnya, ia merasakan sebuah tangan yang menggenggam lengan kirinya. Seseorang yang membuat kedua bola matanya terbelalak seketika.

"Ikut aku,"

Tanpa menunggu lama-lama, laki-laki tersebut menarik lembut lengan wanita itu hingga membuat para wartawan tersebut kebingungan.

"Bukankah dia adalah pemilik dari ATMAJA GRUP?"

"Sedang apa beliau ada disini?"

"Apa hubungan antara keduanya?"

"Bukankah CEO itu sudah memiliki kekasih?"

"Apa wanita ini adalah kekasihnya?"

"Ini sangat menarik,"

Tak menunggu terlalu lama, para wartawan itu langsung mengejar Bella dan juga laki-laki yang tak lain adalah Zayn. Ia menarik Bella menuju ke arah mobil miliknya. Bella yang masih belum sadar, hanya menurut dengan perlakuan dari laki-laki itu.

"Apa hubungan anda dengan wanita ini, Tuan?"

"Apakah wanita ini adalah kekasih anda, Tuan?"

"Sudah berapa lama kalian menjalin hubungan, Tuan?"

Setelah mastikan Bella masuk ke dalam mobilnya, Zayn langsung berjalan mengitari mobilnya dan masuk ke dalam tanpa menjawab pertanyaan yang dilontarkan padanya.
Sepertinya memang benar, Bella benar-benar membuat Zayn lupa akan identitas dirinya dan juga tidak memikirkan apa konsekuensi yang akan ia terima kedepannya.

Bella yang sejak tadi diam saja tiba-tiba tersadar kembali. Ia dibuat terkejut dengan keberadaannya saat ini, apalagi dengan siapa dirinya berada sekarang.

"Ke-kenapa kamu ada disini?" Tanya Bella yang terkejut mengetahui Zayn berada dalam satu mobil dengannya.

"Karena ini mobilku," jawab Zayn.

"Stop! Berhentilah sekarang. Saya tidak mau bertemu dengan anda lagi, Tuan." Bentak Bella. Ia merasa jijik berdekatan dengan laki-laki yang telah merenggut kehormatannya itu. Bahkan ia berdoa agar tidak pernah bertemu lagi dengannya. Tapi apa ini? Laki-laki itu justru mendatangi dirinya tanpa rasa malu. Bahkan disaat ada banyak kamera dan itu membuat nama keduanya akan disorot. Merasa tak dianggap oleh Zayn, membuat Bella berusaha membuka pintu sampingnya. Tidak bisa, Bella beralih membuka jendela dan mulai beranjak ingin keluar dari sana.

"Apa yang kau lakukan, Bella? Are you crazy, huh?" Kini giliran Zayn yang berteriak kepada Bella karena kelakuan wanita itu. Laki-laki mana yang tidak terkejut saat melihat wanitanya berusaha kabur melalui jendela sedangkan mobilnya melaju kencang.

"Aku bilang, berhenti. Kalau tidak, aku akan loncat dari sini." Pekik Bella pada Zayn. Kedua matanya memerah menahan dirinya agar tak kelepasan di dalam sana. Ia begitu geram karena laki-laki itu berani mendatanginya meski ia sudah memblokir nomornya.
Zayn mengulurkan tangannya dan menarik tangan Bella dengan kuat. Hingga membuat wanita itu terhuyung ke belakang.

"Kau gila, Bell." Bentak Zayn seraya menatap sekilas pada Bella. Sepersekian detik kemudian ia mengunci semua jendela agar Bella tidak bisa berbuat apa-apa selain diam.

"Ya, aku memang gila. Puas?" Pekik Bella dengan setitik air mata yang mengalir dari sudut matanya. Zayn yang melihat itu seketika merasakan sedikit nyeri di dadanya. Baru kali ini ia melihat seorang wanita yang tidak menyukainya. Bahkan banyak wanita di luaran sana yang menginginkan posisi Bella saat ini.

Suasana seketika hening. Baik Zayn dan Bella sama-sama diam. Bella memikirkan butik dan para pegawainya, sedangkan Zayn memikirkan apa yang akan dilakukannya setelah ini semua terekspos.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 19, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hati yang TersakitiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang