Holiday (Behind)

146 22 0
                                    

"Mi, mami", panggil Renji.

"Ya kak, kenapa?", Respon mami Wenda.

"I-itu mi, aku kebelet"

"Kenapa kak? Mami gak denger, ngomongnya kok bisik-bisik"

"Kebelet mi, sakit perut"

Mami Wenda yang mendengar itu, ikut panik. Ia tak tahu apakah di sekitar pantai ada toilet umum atau tidak. Renji yang melihat maminya panik cuma bisa tersenyum kecil.

"Mami, kan aku yang sakit perut. Kok mami yang panik?"

"Gimana gak panik, kalo sakit perut ditahan kan bahaya"

"Udah, mami tenang aja. Tadi pas baru masuk pantai, aku lihat toilet umum yang disediain kok. Aku bisa numpang disitu. Aku kesana dulu ya mi", pamit Renji.

"Iya Ren, hati-hati. Jangan lupa bawa tisu basah dan tisu keringnya. Hand sanitizer juga....!"

"Siap miiii"


Renjipun pergi. Namun tentu saja ia tidak sakit perut beneran, itu hanya alasannya untuk bisa bertemu dengan dr. Jin. 


Ia pergi ke luar pantai, berniat mencari dr. Jin. Ia sudah menentukan untuk bertemu tak jauh dari lokasi pantai, agar tidak dicurigai orang tuanya. 

Dan saat ia menunggu di pinggir jalan, tampak dari kejauhan dr. Jin muncul dengan pakaian santai nya. Ia pun menyapa Renji.

"Yo anak Mr. Chan! Udah lama nunggu?"

 Chan! Udah lama nunggu?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Renji melihat dr. Jin pun memperhatikan dari ujung rambut sampai ujung kaki. Bukan tanpa alasan, Renji hanya terkesima melihat penampilan dr. Jin yang tak biasa ia lihat di rumah sakit.

"Dokter ganteng banget, beda banget sama yang kulihat biasanya"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dokter ganteng banget, beda banget sama yang kulihat biasanya"


dr. Jin yang dipuji seperti itu, tingkat kepercayaan dirinya naik 1000 %.

"Kau tau Ren apa julukanku di rumah sakit?"

"Apa dokter?"

"Worldwide handsome" 

Renji sedikit terkejut dengan tingkat kepedean dr. Jin. Renji berpikir bahwa dr. Jin dan papinya memiliki kemiripan yang sama, yaitu sama-sama memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Ia ingin membantah, namun ia tak bisa karena memang dr. Jin sangat tampan.

"Oh, o-okee. Dokter memang tampan".

"Hanya segitu tanggapanmu Ren? Ah gak seru".

"Tapi dokter, kenapa dokter pakai masker dan bawa tas hitam segede itu?"

"Oh, kau tau kan? Setelah ini aku langsung pergi ke luar kota. Aku di kota ini hanya sebentar, tugas praktekku kan di rumah sakit disana".

Renjipun mengangguk tanda mengerti. 


Renji dan dr. Jin saat ini duduk  di depan toserba tak jauh dari pantai. Tanpa basa basi, dr. Jin mengeluarkan sebuah amplop coklat. Dan isi dari amplop itu adalah hasil rongen terbaru Renji saat pingsan kemarin.

"Jadi Ren, dari yang kulihat, sepertinya ada sedikit gangguan syaraf pada kepalamu. Tadinya aku ingin memberi tau Chan, tapi karena kau meminta untuk bertemu, kupikir aku bisa menjelaskan padamu juga. Apakah kepalamu akhir-akhir ini sering pusing?"

Renji mengangguk. Kemudian dr. Jin melanjutkan penjelasannya.

"Jadi, solusi saat ini operasi. Namun masalahnya, kemungkinan operasi ini berhasil tidak tentu. Aku minta maaf. Tapi jika kau setuju, aku akan mengusahakan yang terbaik"

Renji tertunduk. Apa yang ia pikir semua sudah baik-baik saja, ternyata tidak. 

"Dokter, bisakah dokter merahasiakan ini dari papi dan mami?"

Dokter Jin terkejut. Bagaimana bisa ia merahasiakan hal sebesar ini dari orang tuanya, dan tentu saja dokter Jin menolak.

"Tidak bisa. Aku akan memberi tahu Channie tentang hal ini"

"Kumohon dokter, beri aku waktu. Keluarga ku baru saja bahagia, aku tak ingin menghancurkan nya dengan kabar ini. Beri aku waktu dokter"

Dokter Jin berpikir. Ia menghitung kemungkinan Renji dapat menahan semuanya.

"Baiklah, aku beri waktu satu minggu", kata dr. Jin.

"Tidak, terlalu cepat", elak Renji.

"Oke, tiga hari"

"Dokter ....!"

"Kau pikir penyakit bisa diajak bernegosiasi untuk tidak merasakan rasa sakit? Ayolah, aku sudah memberi tenggang waktu yang lama. Satu minggu. Jika dalam satu minggu, kau tidak memberi tahu orang tuamu, aku sendiri yang akan memberi tahu mereka"

Jika sudah begitu, Renjipun tak bisa menolaknya. Dan ia akhirnya menurut.



Disisi lain, mami Wenda tampak mencari-cari Renji. Karena ia pikir jika ke toilet, tidak akan memakan waktu selama ini. Wenda pun mencari sampai di luar pantai. Namun tak sengaja, ia menabrak seorang pria hingga terjatuh.

"Maaf, saya gak sengaja"

Pria itu pun membantunya berdiri.

"Terima kasih. Apakah anda terlu......"

Seketika Wenda terkejut dengan pria di depannya.

"Ka-kamu?"

Pria itupun tersenyum.

"Hai Wen, long time no see"












-------------------------

Kira-kira siapa ya yang ditemuin mami Wenda? 

Dunia Kecilku, Renji ( Renjun )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang