Brother fight

157 20 0
                                    

Pagi yang cerah....


Renji, Jaedi, Haechal, Lim, dan Jena sedang berjalan-jalan di taman kota sambil menikmati es krim.

"Emang udara di taman itu seger banget, apalagi pagi-pagi gini", kata Haechal.

"Perasaan niatnya kita mau lari pagi deh, kenapa kita jadi makan es krim?", Heran Jena.

"Tau ni Haechal, suka ngajakin ke jalan yang sesat. Hahaaa", ledek Jaedi.

"Tapi bego'nya kita nih, kita malah ikutan", sambung Renji.

"Hahahahaaaa.... Bukan gue yang bilang ya", kata Lim.

Dan merekapun tertawa bersama, menertawakan kekonyolan mereka pagi ini.


Tiba-tiba, es krim Renji terjatuh. Ia reflek memegang kepalanya yang sakit, sungguh tak tertahankan. Ia pun rubuh ke tanah, masih setengah sadar, dan memegang kepalanya. Teman-temannya yang mengetahui hal itu, langsung mengerumuni Renji.

"Ren! Lo kenapa Ren?", Tanya Jaedi.

"Ren, bangun!", Panik Haechal.

"Tahan Ren, kita cari bantuan", kata Lim.

Dengan sigap, Jena segera menelpon Winfly. 

"Halo bang Win, Renji .... Ping ...."

Tak terdengar lagi suara teman-temannya di telinga Renji, karena ia sudah tak sadarkan diri.



Mata Renji terbuka. Ia melihat tangannya terinfus. Sudah dipastikan, ia berada di rumah sakit. Ia melihat teman-temannya berbincang-bincang.

"Hai guys...", Lirih Renji.

Seketika teman-temannya yang mengetahui Renji sadar, segera menghampiri Renji.

"Ren, lo gak apa-apa?", Tanya Jena.

"Kita semua panik, tiba-tiba lo pingsan", kata Jaedi.

"Seharusnya kalo lo sakit, gak usah ikutan", sambung Haechal.

"Terus sekarang lo gimana? Dah enakan?", Tanya Lim juga.

Renji tersenyum melihat teman-temannya. Ia tahu teman-temannya sangat panik dengannya yang tiba-tiba pingsan. Tapi demi tidak membuat hawatir mereka, Renji meyakinkan teman-temannya bahwa ia tak apa-apa.

"Sekarang lo istirahat. Ada bang Win diluar, lagi ngurus administrasi nya. Kita tinggal pulang dulu", kata Jena.

"Iya Ren, kita-kita balik dulu. Yang penting lo udah dapet penanganan yang tepat", sambung Lim.

Renjipun mengangguk. Jena, Jaedi, Lim, dan Haechal pun pamit. 


Beberapa menit kemudian, bang Win bersama dr. Jin masuk ke ruangan Renji.

"Lho, kok dr. Jin ada disini?", Tanya Renji.

"Mulai hari ini, aku dan satu rekan sejawat ku mulai bertugas di rumah sakit kota ini. Kebetulan sekali ya, hari pertamaku bertugas, sudah disambut pasien yang tak asing", jawab dr. Jin.

Bang Win hanya menatap tajam ke arah Renji. 

"Kau tak perlu rawat inap, begitu infusnya habis, kau boleh pulang. Aku tidak menghubungi Chan dan Wenda, karena kakakmu ada disini. Aku sudah menjelaskan semuanya ke kakak mu. Sekarang, istirahatlah. Aku tinggal dulu", jelas dr. Jin.

Bang Win dan Renji pun berterima kasih pada dr. Jin.  Sekarang, tinggallah Bang Win dan Renji berdua didalam ruangan ini.

"Bang Win....", Panggil Renji.

Dunia Kecilku, Renji ( Renjun )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang