"Jadi, kapan mau dilakukan operasinya?", Tanya mami Wenda.
"Menurut analisaku, dua hari lagi kita bisa lakukan operasinya", jawab dr. Jin.
"Dua hari lagi? Apa gak terlalu cepat?", Tanya Renji.
"Kak, nurut aja. Demi kesehatan mu", kata papi Channie.
Renji tertunduk lemas, ia pamit untuk keluar mencari udara segar. Sementara papi Channie, mami Wenda masih berada di ruangan Jin untuk berbincang sedikit.
Ya, saat ini mereka sudah berada di rumah sakit tempat dr. Jin bertugas. Sementara Yuan tak ikut karena dibawa ke studio oleh bang Win.
Renji duduk di taman rumah sakit.
Renji lega, karena sebentar lagi ia tidak akan kesakitan, tapi disisi lain ia takut jika operasinya akan gagal.
Disisi lain, ada seorang pria yang sedari tadi memperhatikannya. Dan pria itupun menghampiri nya.
"Hai anak muda, ini coklat untukmu. Aku dengar coklat bisa membalikkan mood yang tak baik"
Renji menoleh kearah pria itu, kemudian tersenyum dan memeluk pria itu.
"Dokter Ogi , sudah lama sekali ! Oh ya. Makasih coklatnya", kata Renji sambil memakan coklat itu.
"Jadi, kapan operasi nya akan dilaksanakan?", Tanya dr. Ogi.
"Dua hari lagi dokter", kata Renji lemas.
Seolah dapat membaca pikiran Renji, dr. Ogi pun menenangkan nya.
"Kau tau Renji, tindakan operasi memang sangat menghawatirkan. Bukan hanya pasien, tapi kami para dokter juga. Apa ini akan berhasil? Bagaimana jika terjadi komplikasi pada pasien? Dan sebagai nya".
"Bagaimana dokter tau? Bahkan dokter tidak pernah mengoperasi pasien"
"Ya, kau benar. Tapi setidaknya, aku sedikit mengerti dengan kondisi mereka. Namun jika seorang dokter tak yakin, bagaimana mereka bisa melakukan pekerjaan dengan baik? Seorang pasien datang ke kami, itu artinya mereka percaya bahwa kami bisa membantu. Sama sepeti hubungan yang lain. Dokter dan pasien pun harus saling percaya agar semua berjalan lancar"
Renji masih mendengar kan sambil terus memakan coklat.
"Aku tau kau takut apakah operasi ini berjalan lancar atau tidak. Terlepas apapun hasilnya, percayalah kau sudah melakukan yang terbaik. Kau sudah melakukan hal yang benar. Sugestikan ini di pikiran mu. 'Aku berani, aku kuat, aku bisa melakukannya. Demi diriku sendiri yang hebat' . Apakah kau bisa melakukan itu?"
Renjipun mengangguk tanda mengerti. Tak terasa mulutnya sudah dipenuhi oleh bekas coklat. Dokter Ogi tersenyum dan mengelap mulut Renji dengan tisu.
"Makasih dokter", kata Renji.
"Jadi, kau masih takut untuk di operasi?", Tanya dr. Ogi.
"Tidak dokter, kali ini aku siap apapun hasilnya. Sekali lagi terima kasih dokter", kata Renji.
"Sama-sama. Oh iya ini kartu namaku. Hubungi aku jika kau butuh sesuatu, kecuali obat penenang karena aku tak akan pernah memberikan nya.", Kata dr. Ogi.
"Ah gak seru. Padahal aku baru saja akan meminta nya", keluh Renji.
"Hahahaa... Kau tidak membutuhkan nya. Percayalah. Sekarang, aku antar ke ruangan Jin", ajak dr. Ogi yang diikuti Renji.
"Mami, papi, aku sudah siap untuk operasi. Tolong beritahu apa saja yang harus aku persiapkan", kata Renji yang tetiba memasuki ruangan dr. Jin.
"Mami Wenda dan papi Channie sedikit terkejut dengan perubahan sikap putranya. Namun mereka juga lega akhirnya Renji tak takut lagi. Sementara dr. Jin, ia hanya tersenyum senang sambil melihat seseorang di luar pintu ruangannya yang terbuka. Orang itu menganggukkan kepalanya, kemudian berlalu pergi.
"Terima kasih, Gi", kata dr. Jin dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Kecilku, Renji ( Renjun )
FanfictionLika-liku kehidupan Renji dan sebuah rahasia dalam keluarganya akibat kecelakaan itu.... Renjun NCT Dream as Renji Winwin WayV as Bang Win Baby Yuan as Yuanda Chanyeol EXO as papi Channie Wendy RV as mami Wenda ------------------- Note: Cerita ini h...