Happy ending

252 14 0
                                    


Reaksi Ningsih? Membeku. Tak berekspresi. Berulang kali ia mengucek-ucek matanya. Renji tertawa gemas melihat tingkah Ningsih.

"Kenapa sayang?", Tanya Renji dengan lembut.

"Kenapa sayang?", Tanya Renji dengan lembut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kali ini Ningsih menusuk-nusuk telinganya. Lalu berbalik badan membelakangi Renji.

"Halusinasi macam apa ini? Apa sekolah ini berhantu? Bagaimana bisa bayangan Renji tampak begitu nyata", kata Ningsih.

Renji pun tertawa dengan lantang. Ia tak percaya jika Ningsih menganggapnya sebagai halusinasi. Ningsih pun membalikkan badannya kembali kearah Renji, dan menutup mulutnya.

"Wah, bahkan halusinasiku sekarang bisa tertawa dengan keras", kata Ningsih.

Renji pun kembali tertawa. Ningsih masih membeku sambil menutup mulutnya. Renji perlahan menghentikan tawanya, mencoba untuk tenang.

Renji kembali menatap Ningsih, dengan senyum tipis nya. Tangan kirinya meraih tangan Ningsih dan menurunkannya. Tangan kanannya memegang pipi Ningsih, dan mendekatkan bibirnya pada bibir Ningsih. Ia kembali mencium Ningsih dengan pelan, tapi pasti. Penuh rasa cinta.

"Sekarang, kau masih percaya bahwa aku halusinasimu?", Tanya Renji.

Kali ini Ningsih sadar, bahwa didepannya itu bukan khayalan. Ia reflek memeluk Renji dengan erat, yang kemudian dibalas pelukan oleh Renji.

"Aku... Aku ... Aku kangen... Hiks... Syukurlah kamu baik-baik aja.. hiks", kata Ningsih sambil menangis.

Renji melepaskan pelukannya. Ia mengusap air mata Ningsih dengan kedua tangannya. 

"Kenapa kamu nangis? Udah jangan nangis. Kamu sedih ketemu aku lagi? Gak seneng?", Tanya Renji.

Ningsih menggeleng kan kepalanya. Ia bahkan sampai tak bisa menjawab pertanyaan Renji sangking bahagianya. Renjipun mengambil gitar kuning pastel tersebut, dan memberikan nya kepada Ningsih.

"Oh iya, ini gitar aku siapin buat kamu. Bukan properti sekolah. Sebenarnya sejak operasi itu, aku gak bisa berhenti mikirin kamu. Percaya atau tidak, saat aku dibius dan aku masuk kebawah alam sadarku, kamulah yang menyadarkanku. Aku akan menceritakan detailnya nanti".

Kemudian Renji melanjutkan pembicaraannya.

"Jadi untuk mengatasi rasa rindu ku, aku mengumpulkan uang dan membeli gitar ini. Benda ini selalu ada di kamarku, ku persiapkan saat kita bertemu yang entah itu kapan. Tapi hari ini, entah kenapa rasanya kau akan datang. Jadi aku membawa gitar ini kemanapun aku pergi. Dan ya, kau benar-benar datang"

Ningsih tersenyum, dan menerima gitar itu.

"Makasih. Aku sangat suka. Aku bakal ngejaga gitar ini dengan baik"

Renji memegang pipi Ningsih dengan kedua tangannya, membuat Ningsih terkejut.

"Jadi, suka sama gitarnya aja? Sama aku engga?", Tanya Renji.

Dunia Kecilku, Renji ( Renjun )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang