05

3.5K 545 21
                                    

Esoknya, beredar kabar bahwa Kim Minju meninggal dalam sebuah kecelakaan tunggal di area perbatasan distrik.

Jeongwoo yang saat itu sedang memainkan ponsel Haruto lantas membulatkan mata. Ini pasti perbuatan kekasihnya.

"Dia mati." ujar Jeongwoo sesaat setelah Haruto keluar dari kamar mandi.

"Baguslah," dengan cuek, sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk, Haruto berjalan ke sisi tempat tidur, meminum kopinya yang tinggal seperempat.

"Bagaimana kalau mereka curiga?"

Haruto menolehkan kepala lantas mengusak singkat rambut Jeongwoo. "Tidak akan."

"Kau yakin?"

Haruto menghela nafas, "Saat kau naik kendaraan, kau tidak akan menduga ada masalah apa pada kendaraanmu. Kecelakaan itu bisa terjadi bahkan bila kau tidak menginginkan nya."

Jeongwoo tahu Haruto ada benarnya. Tetapi pemuda dengan rambut legam itu juga yakin bahwa kekasihnya lah dalang dari kecelakaan itu.

"Apa yang kau lakukan padanya?" tanya Jeongwoo sekali lagi.

Haruto mengendikkan bahu tak acuh "Hanya memutus remnya."

[ LAFW ]

Jeongwoo baru selesai mandi ketika ia melihat Haruto sedang berbincang dengan beberapa orang bersetelan jas diruang tamu.

Saat hendak menghampiri, Bibi Jang melarang karena Tuannya sendiri yang meminta. Maka Jeongwoo bersembunyi di ruang makan bersama beberapa Maid.

"Apa yang mereka lakukan?"

Bibi Jang menggeleng, "mereka beberapa kali menyebut namamu, Tuan meminta kami untuk tidak membawamu kesana."

"Haruto sedang transaksi?"

"Tidak, mereka polisi."

Hampir dua jam Jeongwoo menunggu hingga akhirnya Haruto datang dengan raut marah.

Dia mengerti, pelan pelan ia mengusap lembut surai Haruto lantas dibawanya tubuh itu ke pelukannya. "kenapa?"

"Aku malas berurusan dengan mereka."

"Kenapa mereka?"

"Mencarimu." Haruto membalas pendek.

Jeongwoo mengernyitkan dahi, Ia merasa tidak pernah terlibat kasus kriminal, kenapa justru dirinya yang dicari?

"Kenapa aku?"

Haruto mencuri kecupan singkat di pipi Jeongwoo. "Kau masuk daftar orang hilang."

Sudah genap dua bulan Jeongwoo bersembunyi di mansion megah ini tanpa memberitahu pada siapapun termasuk sekolah dan pemilik tempatnya bekerja paruh waktu. Jeongwoo hilang tiba-tiba begitu saja bak ditelan bumi, meninggalkan segalanya demi mendapat yang lebih dari sebelumnya.

"Tidak apa-apa," Jawaban terlontar begitu saja dari mulut Jeongwoo.

Haruto itu rumah yang lebih dari rumah untuk Jeongwoo. Disini ia dapatkan segala cinta, kenyamanan dan kasih sayang dari Haruto. Jeongwoo tidak membutuhkan apapun lagi.

Dikecupnya rahang Haruto sekilas. "Aku lebih bahagia disini, bersamamu. Aku janji tidak akan kemanapun bila itu memang kehendakmu."

Haruto mengangguk, lantas ia menyambar selembar roti dan selai stroberi yang ada didepannya. "Sudah sarapan?"

Jeongwoo menggeleng, "Nanti saja. Kau mau ke kantor?"

"Iya, sekalian menghadiri pemakaman Minju." Haruto menyodorkan rotinya yang tersisa seperempat didepan mulut Jeongwoo.

"Aku ikut," Jawabnya sambil mengunyah roti.

Haruto menggeleng, "Diluar sedang tidak aman, kau di rumah saja bersama Bibi Jang"

[ LAFW ]

"Jeongwoo?"

Haruto membuka kamarnya dan Kosong. Dia tidak dapat menemukan Jeongwoo-nya dan itu membuat Haruto panik seketika.

Saat tidak sengaja menoleh ke nakas, ia menemukan tulisan tangan Jeongwoo yang kecil kecil dan berantakan.

Semangat bekerja! Aku juga akan bekerja, menanam Peony di Kebun belakang!

PJW

Dia melirik ke arah sofa. Sudah ada baju ganti dan sandal rumah yang biasa ia pakai di sebelahnya.

Haruto berjalan ke arah balkon kemudian menyibak Gorden mahal mentreng yang terpajang sia-sia di sisi kamarnya itu, terlihat di kejauhan Jeongwoo didampingi Bibi Seo dan Bibi Lim sedang menaburkan benih ke dalam polybag kecil kecil yang tersusun rapi disebuah rak.

Mungkin karena merasa diawasi, Jeongwoo menoleh dengan senyum lebar ke arah Haruto yang berdiri di balkon sambil melambaikan tangan. Haruto membalas lambaian tangan itu sebentar kemudian berbalik, berjalan masuk ke kamarnya, hendak membersihkan diri. Diam-diam Senyumnya juga mengembang tanpa sadar.

"Ada ada saja,"

***
To Be Continue..

nb. aku gatau ternyata penumpang kapal hajeongwoo lumayan banyak yaa, mereka gemes banget gasi:(

LIKE A FLOWING WIND | HAJEONGWOO ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang