25

2.3K 374 171
                                    

Seperti yang diketahui, Doyoung merupakan asisten kantor Haruto, ia paling dekat dengan Haruto dan Yoshi karena dia merupakan kaki tangan dua orang paling berbahaya itu.

Dia mengetahui banyak hal yang tak diketahui oleh Jeongwoo ataupun Junghwan. Namun di satu sisi, ia tidak dapat melakukan apapun.

Dua bulan, Doyoung berusaha mengintai bossnya. Haruto dan Yoshi masih sama seperti dulu, Masih gemar bermain perempuan serta rela menghamburkan uang untuk menghidupi jalang jalangnya diluar sana.

Sebenarnya pemuda berpipi gembil itu juga tahu kemana perginya Jeongwoo hari ini hingga ia pulang pukul sebelas malam.

Melabrak simpanan Haruto. Namun, hal tersebut tidak berbuah manis sebab justru dirinya yang dicaci maki oleh Haruto.

Lain cerita dengan Junghwan. Pemuda itu sering kali disakiti secara fisik kala Yoshi sedang lelah, entah itu tamparan atau bahkan pukulan. Junghwan memang diam, namun Doyoung tahu betul, hati kecil pemuda polos itu sedang menangis keras.

Setelah pedebatan panjang dengan Yedam kemarin malam, Doyoung yakin hari ini merupakan waktu yang tepat untuk membantu melepaskan mereka berdua dari jeratan Haruto dan Yoshi.

"Apa yang kau lakukan!" seru Doyoung diambang pintu kala melihat Jeongwoo menelan obat-nya tiga butir sekaligus.

Pemuda bermata serigala itu terkekeh sambil meminum airnya.

"Supaya aku tidak perlu bangun lagi."

"Bodoh!" umpat si pipi gembil, ia berjalan mendekat ke arah Jeongwoo yang berada ditepi ranjang kemudian duduk dihadapannya.

"Kau baru saja sembuh. Jadi kau tidak bolehㅡ"

Jeongwoo tersenyum. "Mengapa waktu itu aku tidak dijemput oleh ayah dan ibu, ya? Malah berada disini dan mendapat cacian dari orang lain?"

Mendengar perkataan Jeongwoo, Junghwan menundukkan kepalanya, ia paling tidak bisa bila mendengar hal yang berkaitan dengan orangtua.

Doyoung menghela nafas berat. Sepertinya ia harus melakukan ini sekarang.

"Kau mau pergi?"

Jeongwoo mendongak. "Kemana?"

Doyoung terdiam sebentar. "Kemanapun, semaumu. Kemasi barang-barang mu sekarang, aku tunggu digerbang belakang."

Sebelum Doyoung memutar tubuhnya untuk keluar dari kamar Jeongwoo, Junghwan mencekal lengan Doyoung.

"Apa.. aku bisa ikut juga?"

[ Like A Flowing Wind ]

Yoshi masuk ke kantor Haruto dengan emosi yang membumbung tinggi. Bahkan ia tidak membalas bungkukan hormat para pegawai disana.

Tujuannya cuma satu, menonjok Haruto.

Ia mendapatkan laporan dari Doyoung bahwa Haruto membawa seorang Wanita ke dalam ruangannya untuk bersenang-senang.

Ketika akan membuka pintu ruang kerja si Presdir, Yoshi menemukan pintu tersebut terkunci dari dalam. Ia mundur beberapa langkah kemudian mendobrak pintu itu dengan satu kakinya.

Semudah itu.

"Kemana kau dua hari ini?" tanya Yoshi sambil melihat penampilan kacau Haruto.

Pemuda itu menunduk kemudian mengernyitkan dahi. Indera penciumannya tidak pernah salah, ini bau parfum wanita.

"Wanita mana lagi yang kau tiduri?" tanya Yoshi lagi sebab Haruto masih bungkam dengan kepala yang ia tenggelamkan dilipatan lengan.

LIKE A FLOWING WIND | HAJEONGWOO ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang