Pagi harinya sebelum Jeongwoo berangkat ke rumah sakit untuk menengok Yoshi dan Junghwan, pemuda itu dikejutkan dengan beberapa anggota polisi yang mengamati mansion.
Haruto tentu tidak mungkin mengundang para polisi itu untuk memeriksa rumahnya, cari mati namanya. Pasti ada yang tidak beres.
"Maaf mengganggu penyelidikan kalian. Apa aku bisa melihat surat perintah dari atasan kalian?" tanya Jeongwoo dengan mata menyelidik.
Salah seorang polisi bertagname Yang Jungwon memberikan selembar kertas dengan tanda tangan resmi Kepolisian dikanan bawah.
"Kami diminta oleh saudara Jake Sim menginspeksi rumah anda."
Jeongwoo mengernyitkan dahi. Bodoh sekali polisi didepannya ini. "Lantas kenapa kalian tidak meminta izin terlebih dahulu sebelum mengobrak-abrik pekarangan rumahku? apa begitu cara kerja aparat negara?"
"Kami telah diizinkan kemari oleh Tuan Haruto lewat sambungan telepon."
Para polisi itu mungkin juga kemari dengan maksud mencari barang bukti seperti senapan, ganja atau barang ilegal lain yang diperjualbelikan oleh Haruto. Tetapi kekasihnya tidak segila itu.
Sebab, Haruto tak pernah melakukan penyelundupan di Mansion nya.
"Ketimbang tak menemukan apapun disini dan energi kalian terbuang sia-sia, mengapa kalian tidak memeriksa rumah Jake saja? ku dengar ada lima kotak ganja datang hari ini, pukul 3." ujar Jeongwoo sebelum memacu mobilnya keluar dari halaman Mansion.
[ LAFW ]
Saat tiba dirumah sakit, Jeongwoo bertemu dengan Asahi. Si Introvert yang amat sangat terobsesi dengan Jaehyuk.
Introvert apanya, diam diam dia punya banyak koneksi dengan para petinggi negara.
Jeongwoo mengenal Asahi sebab pemuda itu pernah merundungnya dan mempermalukan dirinya dihadapan teman-temannya beberapa tahun silam. Namun tak pernah menyangka mereka dapat bertemu lagi di situasi seperti ini.
"Hai Jeongwoo, Belum mati ternyata?" tanya Asahi basa basi.
Yang diberi pertanyaan hanya terkekeh mengejek. "Ingin sekali aku mati ya? kenapa tidak kau saja?"
Asahi menepuk singkat perut sebelah kanannya. "Hampir saja terbunuh oleh Kekasihmu." pemuda itu mendekat dan berhenti tepat didepan Jeongwoo menyisakan ruang beberapa inci untuk saling beradu tatap.
"Asal kau tahu, Haruto-mu membunuh Jaehyuk-ku." Asahi mendorong pelan bahu Jeongwoo.
Pemuda park itu membulatkan mata. Jeongwoo bahkan tidak pernah mengatakan apapun pada Haruto terkait masalalu nya sebab Haruto selalu menolak bila ia akan bercerita. Ia berdalih itu hanya secuil kisah lampau.
"Dia menghancurkan ku. Jaehyuk-ku mati dibawah kakinya." lanjut Asahi dengan penekanan disetiap kata.
Jeongwoo diam tanpa respon. Kenyataan yang terlalu mengejutkan dan sangat tiba-tiba untuknya.
Asahi mencengkeram lengan kemeja flanel milik Jeongwoo. Pemuda itu menangis dihadapan si Manis. "Katakan padaku, apa yang harus ku lakukan agar Jaehyuk-ku kembali? Aku membutuhkannya."
"Dengar.." Jeongwoo mendongak. "Yoon Jaehyuk pantas dineraka. sementara kau, perbaiki hidupmu. Kau terlalu gilaㅡ"
"DIA HIDUPKU, JEONGWOO!" bentak Asahi sebelum Jeongwoo menyelesaikan kalimatnya.
Pemuda serigala itu tahu, Asahi sebenarnya orang yang baik. Sangat Baik. Ia hanya dibutakan oleh cinta dan obsesinya pada Jaehyuk padahal jelas-jelas Jaehyuk tidak sudi dengannya dan beragam penolakan telah diutarakan Pemuda Yoon itu padanya.
"Asahi, dia tidak pernah mencintaimu. Dia hanya orang yang memanfaatkan obsesimu sebagai senjata untuk mendapatkan sesuatu yang ia mau." tukas Jeongwoo, entah mendapatkan keberanian dari mana hingga dia dapat mengatakan hal tersebut.
Pelukan hangat diberikannya pada tubuh seputih salju yang jauh lebih kecil darinya itu. Asahi terisak dibahu bidang Jeongwoo.
Basement sepi rumah sakit hari ini menjadi saksi sang panglima perang menyuarakan kekalahan dan keputus-asaan setelah yang ia anggap belahan jiwa meninggalkannya untuk selamanya dengan segudang lara.
[ LAFW ]
"Lama sekali?" serbu Junghwan begitu melihat Jeongwoo muncul dari pintu dengan tangan penuh makanan.
Yang lebih tua mendecak. "Eh jaga bicaramu, masih bagus aku punya itikad baik datang kemari."
Junghwan cemberut, ia merebut kantong plastik yang dibawa Jeongwoo kemudian membuka salah satunya dan memakannya dengan lahap.
"Di Mansion ada siapa?"
"Doyoung dan Yedam sedang pacaran." jawab Jeongwoo asal. Tapi memang benar kok.
Junghwan menatap aneh Jeongwoo. "Kemana Tuan?"
"Sedang mengurus pekerjaan. Besok besok aku tidak mau keluar lagi, manusia di dunia aneh. Aku ingin pindah ke Venus saja." balas Jeongwoo sambil melemparkan pandangan keluar jendela ruang rawat Yoshi.
"Kau bertemu seseorang tadi?" Yoshi tiba-tiba bertanya dengan mulut penuh bubur.
Jeongwoo terdiam sebentar. Apa Yoshi juga mengenal Asahi, Jaehyuk dan antek-anteknya? Dunia benar benar sesempit ini?
"Kalau aku mengatakan iya, kau akan membalas 'Apakah itu Asahi?' begitukan?" tebak Jeongwoo. Yoshi mengangguk takjub.
Junghwan menunjuk parsel buah dimeja ruangan itu. "Dia tadi kemari, membawakan buah buahan itu."
Si Serigala makin tidak mengerti. Ada apa sebenarnya?
"Oh ayolah, Aku benar-benar lelah menghadapi dunia."
***
To Be Continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
LIKE A FLOWING WIND | HAJEONGWOO ✓
FanfictionJauh sekali, seperti angin yang mengalir ke tempat yang jauh. Aku tak dapat menggenggam mu, Haruto-ya. Highest rank : #4 in hajeongwoo [11.09.21] #4 in hajeongwoo [28.09.21] #2 in Jeongwoo [06.10.21] #1 in haruto [10.10.21] #1 in haruto [11.10.21]