Di perjalanan ke Sekolah, Junghwan bersenandung riang. Setelah sekian lama, akhirnya dia dapat bertemu dengan teman-temannya lagi.
"Aku merasa ini seperti mimpi, Hyung!" serunya. Jeongwoo hanya tertawa.
"Jadilah anak baik, aku tidak mau sampai dipanggil gurumu karena kau nakal," balas pemuda bermata tajam bak serigala itu.
Junghwan mengangguk sambil memakan seplastik Stroberi kesukaannya. Jadi begini rasanya jadi orang kaya.
Saat mereka telah sampai dan turun dari mobil pun, mereka tidak menyadari kalau sedang dibuntuti oleh pesuruh Haruto.
"Nah sini coba ku lihat, di hari pertama sekolahmu, kau harus jadi yang paling rapi dan tampan," ujar Jeongwoo sambil merapikan kecil Jas sekolah Pemuda yang sudah ia anggap sebagai adik kandungnya itu.
Senyum Junghwan mengembang begitu lebar saat ia masuk ke koridor sekolah. "Aku takut hyung, hehe"
"Oh, Park Jeongwoo?"
Yang dipanggil tertegun. dia sudah memakai masker dan topi serta penyamaran sedemikian rupa, tapi kenapa masih ada yang mengenali?
"Ah benar, kau Jeongwoo"
Itu, Yoon Jaehyuk.
Belum sempat menyentuh bahu Jeongwoo, Junghwan menepis tangan pemuda itu dengan kasar. "Tidak boleh asal pegang dengan orang lain!"
"Dia Jeongwoo, kan? ya, berbicaralah padaku, kau belum menjawabㅡ"
Junghwan menarik nafas panjang, "Jangan sok kenal dengan dia, kau siapa sih tiba-tiba muncul seperti hantu!" balasny sarkastik.
Tanpa menunggu, Jeongwoo menarik tangan Junghwan menuju ruang guru untuk menyelesaikan urusannya dan cepat cepat pergi dari sana.
Seketika itu pula, Kisah masalalu yang mati-matian ia lupakan berkelebat jelas di ingatannya membuat Jeongwoo pening.
"Orang itu aneh sekali, ditembak Tuan Haruto, tahu rasa!"
Perkataan Junghwan yang mungkin saja akan jadi kenyataan.
Jeongwoo menundukkan kepalanya dan berjalan cepat, "Sudah, diam."
[ LAFW ]
Dua ketukan samar membuat seorang Pria yang sedang duduk sendirian di salah satu meja guru itu menolehkan kepala.
"Oh, nak Junghwan! Akhirnya kau dapat bersekolah lagi!" Sambutnya. Junghwan mengangguk kecil sambil tersenyum.
"Ayo, silakan duduk, kau perlu memperbarui Identitasmu" Lanjut Pria yang diketahui bernama Kim Junkyu itu.
Jeongwoo hampir lupa kalau dia juga punya urusan dengan Pak Jihoon dan Pak Hyunsuk, gurunya. Dilepasnya topi dan masker yang menutupi separuh wajahnya kemudian ia mengangkat kepalanya.
"Oh, dan aku.. Aku butuh surat pengunduran diri."
Junkyu tak dapat menyembunyikan wajah syok dan terkejutnya. Lantas, ia berdiri dan keluar dari ruangan begitu saja meninggalkan Junghwan yang kebingungan.
Jeongwoo menyeringai singkat lantas menyenggol bahu Junghwan. "Ya, Park Jeongwoo telah mati." menimbulkan tawa ringan diantara keduanya.
Beberapa saat kemudian, Park Jihoon datang sambil menatap anak muridnya itu dengan tidak percaya setelah dirinya diseret paksa Junkyu dari kantin. Ia mengadu bahwa bertemu Arwah Jeongwoo.
Dilihatnya bolak balik foto abu abu Park Jeongwoo di dokumen identitas sekolah dan sosok yang ada didepannya itu. "Mengapa mereka merubah foto ini?"
"Mereka pikir Park Jeongwoo telah meninggal karena menghilang berbulan-bulan." balas Jeongwoo dengan kekehan ringan.
"Aku kira juga begitu, tapi melihat dirimu saat ini aku tidak berpikiran kau Hantu." jawab Jihoon.
Saat pria paruh baya itu menoleh ia melihat Choi Hyunsuk, wali kelas Jeongwoo masuk ke ruang guru dengan setumpuk berkas ditangannya. "Ya, pak choi, apa kau bisa melihat siapa yang ada didepanku?"
"Sebentar sebentar" jawabnya.
Setelah menyusun berkas tadi, Hyunsuk mengelap kacamatanya sebentar kemudian berbalik badan.
"Apa karena stress melihat nilai muridku, aku jadi dapat melihat Hantu?"
Jihoon tertawa, "Apa maksudmu, dia anak murid yang kau rindukan beberapa bulan terakhir" balasnya.
[ LAFW ]
Di tempat berbeda, Haruto menyesap santai segelas teh hangat diruangannya. Menunggu laporan yang datang dari pesuruhnya.
Setelah 20 menit, sebuah rekaman masuk ke emailnya.
"Siapa dia?" Haruto menatap tajam sosok lain yang mengikuti kekasihnya itu.
"Kami belum melacaknya, boss. Dari yang kami lihat, dia telah mengikuti Tuan Jeongwoo sejak ia dan Junghwan meninggalkan mansion."
Dilempar nya ponsel keluaran terbaru itu dengan kasar ke atas meja ruangannya. "Cari, dan bawa si bajingan ini ke hadapanku."
Perintah mutlak Haruto. dan, seharusnya mereka tahu apa yang akan dilakukan boss besar itu.
"Siapkan pistol dengan tiga peluru."
***
To Be Continue..
KAMU SEDANG MEMBACA
LIKE A FLOWING WIND | HAJEONGWOO ✓
FanfictionJauh sekali, seperti angin yang mengalir ke tempat yang jauh. Aku tak dapat menggenggam mu, Haruto-ya. Highest rank : #4 in hajeongwoo [11.09.21] #4 in hajeongwoo [28.09.21] #2 in Jeongwoo [06.10.21] #1 in haruto [10.10.21] #1 in haruto [11.10.21]