09

2.8K 424 23
                                    

Haruto dan Junghwan sampai di sebuah perumahan elit tempat Asahi tinggal.

Berbekal vest anti peluru dan pistol, mereka masuk ke dalam rumah tersebut dengan beberapa orang lainnya, setelah melumpuhkan penjaga gerbang.

"Tㅡtuan, apa yang harusㅡ"

Haruto yang sedang mengisi peluru di pistol nya kemudian menoleh tajam ke arah Junghwan membuat batin pemuda berusia tujuh belas tahun itu mengaduh ngilu.

"Aku tahu kau selalu bermain sniper setiap malam hingga hampir pagi, maka lakukan seperti yang ada di game mu itu." Balas Haruto sambil berjalan masuk ke dalam rumah besar itu.

Asahi yang sedang terduduk santai di ruang tamu nampak terkejut dengan kehadiran Haruto beserta antek anteknya yang menodongkan senjata ke arahnya.

"Wah, santai. Apa yang kalian lakukan disini?" tanyanya tanpa dosa.

Haruto mengendikkan bahu, "Simple nya, balas dendam."

"Apa park Jeongwoo itu masih hidup? kau seperti ini padaku karena dia kan?" ejek Asahi sambil meminum tehnya.

Haruto menurunkan senjatanya lantas mendekat ke arah pemuda itu. "Aku tidak akan begini kalau bukan kau yang memulai lebih dulu."

"Kau membunuh Jaehyuk!"

"Tapi kau membunuh seluruh keluarga Jeongwoo dan merundungnya! tidakkan kau lebih pantas dineraka ketimbang disini?!" Seru Haruto sarkastik membuat Asahi bungkam.

Dengan gerakan cepat, Asahi menekan pelatuk pistolnya membuat satu peluru hampir mengenai lengan Haruto.

Merasa Tuannya terancam, Junghwan yang bersembunyi dibelakang tubuh salah satu pesuruh Haruto lantas memberikan satu tembakan pada perut Asahi.

Setelah Asahi melepaskan beberapa tembakan untuk membalas, Haruto beringsut keluar dari rumah tersebut karena ada telepon yang masuk ke ponselnya. Ia takut ada hal buruk terjadi pada Jeongwoo di mansion.

Yoshinori is Calling..

"Shit, bajingan sialan."

Haruto mengangkat panggilan itu dengan kesal. "Apa?"

"Moshi moshi~" ujar suara di seberang.

"Orang gila! Apa maumu?"  seru Haruto karena saat ini ia sedang tidak ingin diajak bercanda oleh siapapun.

Kecuali, Jeongwoo.

Tawa samar terdengar setelahnya, "Pulanglah,"

"Iya aku akan pulang, nanti kalau pekerjaanku sudah selesai!" gertak Haruto dengan galak.

"Ayah sakit, dia mencarimu. Kau berkata padaku akan pulang setelah kau menemukannya. Mana janjimu?"

Yang lebih muda terdiam sesaat, memikirkan alasan yang tepat untuk menjadikannya jawaban. "Apa kau tuli? kau tidak mendengar suara itu? bagaimana aku bisa pulang dengan keadaan seperti ini?"

"Kau bisa pulang sebentar saja bodoh!" seru Yoshi, tidak mengerti dengan jalan pikiran Haruto.

"Iya iya, titipkan salamku pada paman, nanti aku akan pulang. Tenang saja!"

Setelah sesi telepon penuh emosi itu berakhir, Haruto masuk kembali ke dalam rumah itu, dilihatnya Asahi yang sudah tidak sadarkan diri di sofa rumahnya. Denyut nadinya masih ada dan Haruto akan membiarkannya kali ini.

"Junghwan, ikut aku. Kalian, kembalilah ke markas, minta Bibi Seo untuk menghubungiku, aku ingin tahu keadaan Jeongwoo."

[ LAFW ]

LIKE A FLOWING WIND | HAJEONGWOO ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang