15

2.3K 358 5
                                    

Ledakan beruntun yang entah dari mana asalnya membuat Mashiho bangkit dari ranjangnya. Ia melirik jam yang berada diatas nakas kamarnya. Masih pukul 2 dini hari, namun ia tetap berjalan ke arah balkon, memeriksa apa yang terjadi diluar.

Mata Mashiho membola begitu melihat keadaan kacau balau. Mobil Yoshi meledak dan terbakar hebat dihalaman mansion sementara sang pengemudi, terkapar tak jauh dari mobilnya.

"KANEMOTO YOSHI!!" Jerit Mashiho. Ia berlari secepat mungkin untuk keluar dan menolong saudara tirinya itu.

Sementara seluruh pegawai Mansion berusaha memadamkan api yang berkobar hebat dengan asap pekat itu, Mashiho menelpon Haruto untuk membantunya membawa Yoshi ke rumah sakit.

"Tuan, bagaimana iniㅡ"

"Jangan bertanya padaku. Aku baru saja bangun." balas Mashiho dengan ketus.

Pemuda mirip hamster itu meletakkan kepala Yoshi di pangkuannya selagi ia menunggu Haruto datang. Tidak peduli dengan baju tidurnya yang kotor akibat terkena darah Yoshi.

Datang apanya, telepon saja tidak diangkat sedari tadi.

"Tolong aku!" seru Mashiho setelah mendengar teleponnya diangkat oleh Jeongwoo.

"Iniㅡsiapa?" suara serak setengah sadar itu justru membuat Mashiho kesal bukan main.

"BANTU AKU, YOSHI SEKARAT BODOH" Jerit Mashiho.

[ LAFW ]

"Tulang rusuk dan kakinya patah mungkin karena terpental jauh, sebab itu dia memuntahkan darah." kata Haruto, setelah mendengar penuturan dokter yang menangani Yoshi tadi.

Sementara Yoshi, ia masih belum sadarkan diri sejak dibawa ke rumah sakit beberapa jam yang lalu.

Jeongwoo menemani Mashiho, pemuda itu terus merapalkan kalimat penenang sebab Mashiho masih sangat syok.

"Sudah memberitahu Junghwan?" tanya Mashiho.

Jeongwoo menggeleng. "Mungkin nanti setelah pulang sekolah aku akanㅡ"

"Biar aku saja yang menjemputnya." balas Haruto sambil berjalan keluar dari ruang rawat Yoshi.

Haruto tidak akan bisa tidur tenang karena urusannya belum selesai. sebab, Mashiho mengatakan bila mobil Yoshi yang meledak semalam dipicu oleh bom hingga mengakibatkan Yoshi hampir terbunuh.

Itu artinya tak lama lagi mereka akan mengincar Haruto juga. beserta Jeongwoo dan Junghwan.

[ LAFW ]

Dua mobil sedan berwarna biru gelap, masuk ke pelataran SMA Sekolah Junghwan. Meski Haruto juga memiliki hal yang belum terselesaikan dengan Junkyu, ia tidak ingin menyelesaikan nya hari ini. Ada hal penting lain.

Haruto datang bersama lima pengawal. Dua lainnya berjaga di Koridor, sementara yang lain mengikuti pergerakan Haruto. Saat hendak masuk ke Kantor guru. ia malah menemukan Jihoon dan Hyunsuk yang sedang ehmㅡbermesraan.

"Ya, ingatlah kalian masih jam kerja" tegur Haruto sambil bersandar dipintu yang terbuka lebar.

Dua sejoli tadi nampak kaget dan salah tingkah dengan kehadiran pemuda Jepang tanpa permisi itu. "Butuh apa?" tanya Jihoon begitu saja.

"Bisa aku bawa Junghwan pulang lebih cepat hari ini?" balas Haruto.

Pria bermarga Park itu mengangguk, ia memberikan gestur pada Haruto untuk mengikuti dirinya ke kelas Junghwan.

"Ku dengar Mobil Yoshi meledak dihalaman rumah, kenapa?" Jihoon memecah keheningan, ia melemparkan pertanyaan yang Haruto sendiri tak tahu darimana Jihoon bisa mendengar kabar itu.

Haruto mengangguk, "Ya, karena bom."

Ada satu hal yang dilupakan oleh Haruto, karena meski Jihoon hanya guru sekolah biasa, pria ini diam-diam memiliki banyak koneksi dengan mafia seperti dirinya bahkan pengusaha kancah internasional.

Otak Haruto dipaksa untuk berpikir lagi padahal masih terlalu pagi, dia juga belum sarapan sesuap nasi pun.

"Permisi pak Junkyu, bisa kita bicara?"

Lamunan Haruto mendadak buyar kala ia menyadari langkahnya telah sampai di depan kelas Junghwan.

Junkyu yang terpanggil pun menghentikan aktifitas menulisnya dipapan dan menghampiri Jihoon keluar kelas. "Ada apa?"

"Aku mengajukan izin untuk Junghwan, ada hal mendesak yang memaksanya untuk absen." Jihoon menyerahkan selembar surat izin untuk Junghwan.

Tetapi, bukan itu fokus Haruto. Ia justru melihat Junghwan yang duduk seorang diri dibangku paling belakang kelasnya padahal ada beberapa murid yang duduk sendirian.

"Tunggu, aku ingin bertanya." potong Haruto. "Kenapa dia sendirian?"

Jihoon menolehkan kepala ke arah yang ditunjuk Haruto. So Junghwan.

"Aku lupa memberitahu mu tentang ini, kemarin beberapa murid merundungnya karena dia selalu diantar jemput oleh Yoshi maupun pesuruhnya, aku sudah akan mengatakan hal ini pada Yoshi tetapi Junghwan melarang ku dan dia memilih untuk pisah tempat duduk seperti itu." Jawab Jihoon panjang lebar.

Junkyu melirik dengan gugup, "Akuㅡaku juga memperhatikannya mereka. Meski temannya kurang baik, Junghwanㅡ"

"Apa seperti ini kau bersikap pada muridmu?" tuding Haruto.

Belakangan ini, Haruto memang melihat Junghwan kurang bersemangat saat pergi sekolah, Jeongwoo pun merasakan hal demikian. Tetapi mereka pikir, Junghwan hanya lelah karena banyaknya tugas yang diberikan oleh gurunya. Namun sama sekali tidak menyangka bahwa Junghwan punya masalah yang disembunyikan.

Jihoon berjalan ke arah meja Junghwan, ia membisikkan sesuatu setelahnya membantu anak muridnya itu berkemas.

"Tidak mampir dulu?" tawar Jihoon.

Haruto menggeleng kecil, ditariknya lengan Junghwan untuk keluar dari kelasnya bersama beberapa pengawal yang mengekori sedari tadi.

"Tuan, kita mau kemana?"

Lirikan tajam Haruto membuat Junghwan membuang muka. Tuannya sedang marah.

"Suatu tempat." jawab Haruto pendek.

Mobil sedan tadi melaju meninggalkan pelataran sekolah Junghwan dengan beribu tanda tanya dibenak si polos.

Junghwan mendekap erat tasnya. Ia takut sekali dengan Haruto yang tiba-tiba membawanya pulang. Ada dua kemungkinan terburuk dipikiran Junghwan; Pertama, Haruto dan Jeongwoo tahu bahwa dia memiliki masalah disekolah dan Kedua, Haruto tahu nilainya turun sehingga ia harus berhenti bersekolah.

Namun pikiran buruk itu sirna kala mobil yang ia tumpangi berhenti di sebuah rumah sakit.

"Mengapa kita kemari?"

[ LAFW ]

Banyak spoiler nih ♡´・ᴗ・'♡

LIKE A FLOWING WIND | HAJEONGWOO ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang