Aaron Orlee

688 45 4
                                    

"Mamiiiiiii!! Pencil case ku di mana??"
Teriak si besar.

"Maamiiiii !! Aku bewum minum milk!"
Teriak si kecil yang masih agak cadel.

"Mamiiiii!! Aku mau noodle!" Teriak si besar lagi.

"Mamiiii button aku bewum nih!!" Teriak si kecil lagi.

Anak-anak itu sudah duduk di ruang tamu. Di depan anak laki-lakinya ada sebuah laptop untuk sekolah online.

Sementara itu di luar rumah, seorang gadis berjaket merah, bercelana jeans, agak tinggi semampai dan kurus dengan rambut coklat muda memarkir motor biru kesayangannya di halaman.

"Nomer 22 Blok E. Bener gak sih ini rumahnya?" Tanyanya pada diri sendiri.

"Kayanya sih bener.." Jawabnya pada diri sendiri juga.

Dia membuka gerbang putih yang memang tidak di kunci dan segera memencet bel.

"Diiiinnnng donnngggg! Diiing Doong!!"

"Deeek! Tolong bukain pintu!" Teriaknya dari dapur.

Tidak ada sahutan.

"Ceee tolong mami bukain pintu! Ada tamu!"

"Iya mih!"

Anak gadisnya itu berjalan menuju pintu. Dia terhenyak melihat orang asing yang belum pernah dia lihat sebelumnya.

"Oh hallo.. Benar ini rumah ibu Kim Lip?"

"Iya benar. Ada paketan apa?" Tanya nya.

"Ku kurirr??" Gumamnya.

"Dek, saya bukan abang kurir."

"Just kidding." anak gadis itu tertawa lebar.

"I know you. Maamiih! Om Jinsoul udah dateng!"

"Suruh masuk!"

"Hah?? OM?? GUE DIPANGGIL OM??" Batin Jinsoul sembari meraba dadanya.

"Masih ada gunung kembar walopun kecil.." Batinnya lagi. Kenapa gue dipanggil om?

Yang dipanggil mami datang membawa nampan berisi dua gelas susu dan sarapan untuk anak-anaknya.

"Hi, Jinsoul. Silahkan duduk. Sebentar ya aku urus anak-anak dulu. Biasalah. Mereka suka ribet kalo pagi, apalagi sekolah online. Haduh bikin pusing emaknya di rumah."

"Iya bu.." Sahutnya pelan.

Jinsoul duduk di depan anak laki-laki yang sedang disuapi Kim Lip.

Ini pertama kalinya dia bertemu langsung tatap muka dengan bossnya. Maklum pandemi, jadi selama menjadi anak baru di kantor, dia bekerja dari rumah.

Kim Lip terlihat masih sangat muda. Bayangkan saja, rambut blonde memancarkan aura cerah di wajahnya, badan singset, sexy aduhai, masih kencang dan segar. Jinsoul tidak menyangka  bossnya ini sudah punya suami dan berkembang biak. Beruntung sekali suaminya itu. Seandainya gue yang jadi suaminya..

"Kim Lip.." Kata Jinsoul tanpa sadar dan tersenyum.

"Kamu manggil aku?" Tanya Kim Lip.

"Oh-eh-ohh eng-enggak bu."

"Oh iya, adek dan cece udah kenalan belum sama temen mami?? I told you about her last night right?"

Anak laki-laki yang dipanggil adik hanya menggeleng cuek. Sementara si gadis, cece, mengangguk.

"Jinsoul ini anak-anak aku. Yang ini Aaron, yang ini Orlee." Katanya.

Aaron, anak laki-laki berumur 5 tahun. Putih dan ganteng. Pasti bapaknya juga ganteng. Dan Orlee, anak gadis yang ceria, hidungnya mancung, matanya agak besar, dan cantik seperti maminya itu memperkenalkan diri.

The Kids on Us (Season 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang