0X19

11 5 0
                                    

"Gimana bu?"

Tiffany terdiam, membeku setelah mendengar penjelasan dokter mengenai kondisi yeonjun saat ini. Pikirannya seolah berhenti berjalan

"Maksudnya gimana dok? Yeonjun gak apa-apa kan"

Dokter john menarik nafas panjang

"Saya kurang yakin. Secara fisik dia memang sehat, hanya perlu pemulihan pasca operasi dan buat tangannya aja bu-"

Ucap nya menggantung kan kalimat agar Tiffany bisa memahaminya untuk kali ini

"Terus kenapa harus psikolog? Dia gak gila dok"

Johnny tersenyum mendengar kalimat yang baru saja tiffany ucapkan. Psikolog sama dengan gila ya?

"Saya gak akan memaksa, saya cuman ingin yang terbaik buat anak ibu"

Tiffany menggeleng tak habis pikir. Bukan kah yeonjun hanya kecelekaan, dia sudah operasi dan sedang fase pemulihan lalu? Kenapa malah merembet ke hal lain? Selama ini dia terlihat baik-baik saja. Anak itu selalu rajin, baik walaupun sikapnya agak pendiam dan pemalu. Tapi jika sudah bersama ke empat teman nya dia juga bisa tertawa lepas. Semuanya tampak normal

"Psikolog bukan cuman orang gila bu. Kita tempat buat menolong orang-orang yang jiwanya lagi terganggu, "

"Gak harus jadi gila buat datang dan minta tolong"

Jujur saja Tiffany bingung

"Tapi, yeonjun baik-baik aja dia-"

"Kita gak akan tau, apa yang mereka sembunyiin dibalik senyum manis mereka. Manusia itu punya banyak topeng, mereka pinter sembunyi"

Potong johhny, tiffany mengetuk-ngetuk kakinya kelantai bingung

Tak ada salahnya, ia juga terkadang sering tersenyum dihadapan anaknya berkata tidak apa-apa padahal sesungguhnya hatinya sedang rapuh, sakit dan terluka.

"Gimana?"

Tanya johhny tiffany diam membuang nafas kasar. Ini keputusan yang sulit dan kenyataan yang sulit diterima mengingat hal seperti ini tak pernah dia alami seumur hidupnya. Mengirim seseorang ke psikolog ini hal baru untuknya

"Apa aja demi kebaikan yeonjun, saya setuju"

Yj-8september2021

0𝚇1: Lovesong | ⓉⓍⓉTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang