Bab 1

7.9K 275 19
                                    

Sam Smith
Awal bertemu..

Aku menyukaimu tanpa memandang fisik dan gender, aku tau ini salah bagaimanapun sangat salah, tapi rasa cinta dan sayang ku nyata meskipun kau sebut aku gila.

Bagaimana tidak gila, aku menyebutnya cinta padahal ini kali kedua aku bertemu dengan mu.

Aku sadar orientasi sexsual ku tidak benar, setelah tak sengaja menyentuh kulitmu saat kita mandi bersama di pantai beberapa menit yang lalu, mungkin kau tak paham maksut dalam otak ku, tapi benar ini lah aku menyukaimu.

Kulit mulus dan bibir mu yang halus tanpa polesan warna atau menghitam karna nikotin.
Sungguh menggoda dan cukup sulit menahan rasa ingin tau ku tentang rasa bibir mu.

Jakun kecil mu yang naik turun saat kau berbicara serta desahan,,,, aaahhhh..
Begitu menggoda ditelinga ku, padahal itu hanya pelepasan minum dari sedotan kecil yang kau lepas setelah isinya tandas.

Mencuri pandang tak cukup bagiku, menawari sebatang rokok sembari bercakap itu alasanku agar bisa melihat jernihnya mata mu dari dekat tempat duduk ku, namun sial kau tolak karna tak suka barang bodoh itu katamu.
Tidak habis pikir masih ada lelaki yang tak doyan dengan hisapan candu menurutku.

Jika menyerah begitu saja tentu bukan aku. Seperti nya alam sangat mendukung dengan rencana ku, hujan ditengah teriknya matahari membuyarkan kumpulan asik yang rencananya sampai malam pun tak bergeser.

Empat manusia berpisah, karna keduanya mencari wanita cantik di coffe pantai yang tentunya untuk menemani menghabiskan malam, ah ... sangat bajingan tapi itulah lelaki normal, apalagi senja sore tertutup awan hitam tak bisa dinikmati

Hanya mereka berdua, aku dan dia? si pria cantik bersama ku tentunya karna dia bukan si brengsek seperti mereka. Selain itu, dia juga masih pelajar dan usinya masih di bawah umur.
Itupun berkat bantuan ku yang meminta nya kembali ke penginapan karna aku tidak berani sendirian, sangat konyol alasan itu tapi dia setuju.

Entah kebetulan atau memang takdir aku dan dia sekamar, tidak ada kamar untuk  empat orang dalam satu ruangan. makanya masing-masing terpisah secara berpasangan.

aku dan dia baru kenal kemarin dipertemukan teman bawahanku yang membawa adiknya, mengobrol sampai tengah malam lalu berencana berlibur lari dari stres nya pekerjaan. Bukankah aku atasan yang sangat baik, ya tentu begitu.

Kenapa hanya ber empat dan semua pria?.
Karna kita tidak ada waktu untuk wanita apalagi pacar, ah ya.. sepertinya aku tidak di barisan single sebentar lagi.

Gemericik suara shower di kamar mandi tak begitu terdengar karna hujan semakin deras.
Setelah beberapa menit yang ditunggu muncul juga, bagai slomotion.

Ceklek...

Pintu kamar mandi terbuka menampilkan si manis keluar memakai kimono yang difasilitasi kamar sewa. Dadanya yang rata terbuka dan belahan kimono bawah menampilkan kaki mulus nya yang menggoda, sungguh pemandangan yang indah.

Tetesan air dari rambutnya yang lumayan panjang bagi seorang pria menambah kesan yang sulit dikata, dengan gegas aku berdiri menawari jasa mengeringkan rambut.
Sudah terbaca bukan alasan ku? Meskipun begitu dia juga tidak menolak.

Kegiatan pendekatan mulus tanpa jeda, obrolan manis semakin lancar sampai perut pun ikut bersuara tanpa malu meminta jatah makan.

Tidak perlu repot keluar kamar untuk membeli atau  pesan makanan, cukup gunakan handpone lalu gulir layar daftar menu dari resto yang tersedia.

Beberapa menit  berlalu, dua pelayan datang mengantarkan menu yang terpesan, memindahkan makanan beserta minuman di atas meja dekat Televisi lalu pergi setelah mendapatkan pesan, pembayaran telah berhasil.

𝙎𝙩𝙤𝙥 𝙈𝙮 𝙋𝙖𝙞𝙣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang