Bab 22

1K 53 14
                                    

Riuh tepuk tangan menyadarkan Arei dari lamunananya. Pria dewasa itu tetap profesional meskipun permainan musiknya mungkin saja terganggu.

MC mulai mengoceh dengan lihai menyambut dan menyampaikan kegakuman serta ketidakdugaan nya akan kehadiran violist terkenal dan misterius dibalik topeng nya. Sebenarnya sebelum acar sekolah diadakan, pihak sekolah telah mengundang dan mengonfirmasi jika Sang Violist tengah sibuk, oleh sebab itu tidak bisa hadir.

Pria itu sekali lagi tersenyum sebelum berbalik menghadap penonton lalu tubuhnya membungkuk tanda hormat, sekaligus berterimakasih telah mengundang nya. Ada beberapa kata disampaikan nya dengan senyum lebar dan elegan

Basa basi di atas podium tidak berlangsung lama, Arei dan Bill lebih dulu mengundurkan diri lalu kembali dibalik panggung. Hasil nya mungkin memuaskan, sebab banyak orang berisik bertanya siapa Arei dan Bill belum juga mendapatkan jawaban.

Pria dewasa berambut pirang kuning keemasan itu secara perlahan membuka masker nya, betapa sangat terkejut Arei ketika melihat wajah dibalik topeng. Bibir yang tadinya tersenyum ambigu kini terlihat dengan jelas tanpa penghalang, mata bening dan teduh namun seakan menyembunyikan kesedihan nya.

"Kau tahu siapa aku" dia bertanya dengan nada gemetar, seharus nya dia tidak bertanya melainkan menjelaskan langsung siapa dirinya.

"Anda terlalu percaya diri Tuan, meskipun anda terkenal tidak semua orang mengenal anda" jawab Arei seakan menjelaskan, tidak seharusnya kau bertanya.


Couliuse tersenyum dengan jawaban putranya, anak itu tumbuh dengan sehat dan pintar seperti yang ia harapkan selama ini. Andai saja dia tau, bagaimana kehidupan Arei. Mungkin senyum itu tidak akan ia gambarkan dengan jelas dihadapan putranya.

Sebelum menyebut namanya, Couliuse menggunakan kembali masker itu.

"Nama ku Callistinne"

"Saya Arei"

"Tapi nama ini hanya berguna ketika saya bermain Biola dan menggunakan topeng"

Arei paham maksudnya, setiap orang terkenal mempunyai privasi, nama samaran atau julukan. Apalagi orang tersebut tidak pernah menunjukan wajah secara terbuka, pasti ada alasan penting dibalik nya. Sama halnya jika membaca buku novel, banyak penulis memakai nama pena yang terkadang aneh, bahkan banyak orang penasaran siapa pemilik cerita tersebut. Akan tetapi rasa penasaran itu perlahan hilang dan mereka pun cukup menikmati karya nya dan menyebut, sang penulis dengan nama pena tersebut sekarang terkenal.

"Permainan biola anda sangat indah" puji Arei dengan jujur.

"Terimakasih nak, permainan biolamu juga sangat indah didengar"

" Tidak, saya masih pemula dan ini pertama kalinya saya memainkan musik di dengarkan banyak orang" Ucap Arei kembali dengan senyum manis dibibirnya.

" Kau sungguh berbakat jika begitu"

"Benarkah?" Entah kenapa Arei begitu senang mendengar pujian dari seseorang yang baru dikenalnya.

"Terus lah belajar dan buktikan pada dunia, jika kamu bisa menciptakan keindahan suara yang menakjubkan"

"Terimakasih banyak atas saran anda"

"Jika kita bertemu kembali, maukah kamu bermain musik bersamaku, aku akan mengajarkankanmu sedikit tambahantentang biola" secara tidak langsung Couliuse ingin  menarik perhatian putranya. Arei mendengar itu merasa senang, sebab bisa diajari langsung oleh sang violist.

𝙎𝙩𝙤𝙥 𝙈𝙮 𝙋𝙖𝙞𝙣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang