BERDAMAI DENGAN KEADAAN...
Sam melihat kehadiran Arei dengan senyum menawan yang sudah lama tidak terlihat. Rambut berantakan menambah kesan anak remaja nakal dan bodoh di usia nya, dasi sekolah miring tidak rapi. Sebenarnya Sam Smiths sudah mengajari cara memasang dasi dengan benar, dan Arei pun cepat mengerti sebab anak itu juga tidak mau Sam lebih dekat dengan nya. Tapi pagi ini, semua berbeda, seperti kembali pada pertama kali Arei masuk sekolah.
" Good Morning.... ." Sapa Arei pada Sam Smiths yang masih diam mengamati, sudut bibir nya terangkat kaku. "Dasi mu miring" Sam mengalihkan rasa canggung.
"Ah, tolong bantu aku" jawab Arei lalu duduk didekatnya tanpa ragu. Sam tidak membalas, tangan nya langsung menuju leher Arei dan membuat jarak diantara mereka begitu dekat, Sam dengan mudah mencium aroma favorite nya pada Arei. Sejenak focus nya teralihkan saat membenahi dasi, bahkan yang biasanya mudah saat ini menjadi sulit.
Bibir sedikit bengkak sisa semalam masih terlihat jelas dari jarak saat ini, hidung mancung nya sedikit saja bisa menyentuh milik Arei. Rasanya Sam ingin menikmati kembali bibir itu, meskipun semalam sudah melumat habis rasanya, tapi bagi Sam Smiths dia tidak mempunyai rasa puas tentang Arei.
"Ehem... ma-af Tuan, saya menaruh susu dan segera kembali ke dapur" Jenny merasa datang di waktu yang tidak tepat.
Keduanya gugup ketika mendapati kedatangan Jenny yang dirasa tiba-tiba, Sam reflek menarik dasi Arei sangat kuat. "Aakhh, uhuk uhuk" Arei terbatuk sambil melonggarkan kembali dasi nya. Sam yang melihat itu baru sadar dari apa yang diperbuat tanpa sengaja.
"Sakit..?" Arei yang mendengar pertanyaan konyol itu hanya melirik kesal. Bagaimana tidak sakit jika leher di ikat kuat dengan dasi.
"Lain kali beri suara jika masuk ruangan!" Kekesalan itu ia tumpahkan pada Maid, entah kesal pada Jenny atau kesal gagal menikmati moment romantis dengan Arei. "Maaf Tuan Smiths" Jenny tetap menjawab meskipun bingung, 'bukankah setiap pekerjaan harus dilakukan dengan hati-hati dan tidak menimbulkan suara'. Meskipun begitu, ia hanya berani menggerutu dalam hati, Tuan nya memang selalu benar.
Arei merasa leher nya sudah baikan dan tidak menanggapi sekitar. Kembali duduk dengan benar lalu mengisi piring kecil nya dengan cake coklat manis. Begitu banyak hidangan manis berbagai rasa dipagi hari yang terlihat ceria, dimeja besar itu tersedia juga menu dingin dan segar, seperti dessert dan ice cream.
"Bibi Jenny. Saya mau bekal lebih banyak hari ini" Ucap Arei pada Maid, yang membuat Sam Smiths semakin merasa aneh padanya. Tapi dia masih diam dan terus mengamati. Jujur saja Sam lebih suka Kekasih nya versi sekarang.
"Apakah anda butuh yang baru Tuan kecil, saya akan segera membuatkan untuk anda"
"Tidak perlu, cake di meja ini pasti tidak habis kan. Jadi bawakan saja semua untuk ku"
"Anda perlu tambahan lain?"
"Tidak, oh ya, bawa yang ini untuk teman-temanku" Arei memberi satu troli kecil berisi cake, meskipun itu sangat banyak Arei tidak takut Sam akan rugi. Lagi pula untuk apa makanan sebanyak itu setiap hari. Dia menoleh pada Sam " Apakah anda keberatan dengan semua makanan ini kubawa?" Tanya nya pada Sam. "Tidak" jawab nya singkat.
"Anda sangat bermurah hati" Ucap Arei memuji, yang sebenarnya itu suatu hinaan. Arei duduk dengan wajah berkerut dan bibir nya mendesis kecil, kejadian semalam sangat jelas menyiksa. Menyendok makanan yang lumayan banyak pada piring kecil nya, tanpa ragu melahap kue-kue kecil itu ditambah dessert dingin.
"Antar aku ke sekolah" Ucap Arei tiba-tiba, dia tidak menyebut nama atau meminta tolong. Menoleh pada Sam dan menatap matanya. Jika biasanya Arei tidak mau berdekatan dengan Sam maka pagi ini dia tidak segan duduk disebelah nya, jika biasanya tidak berbicara dan selalu berusaha menolaknya saat akan diantar sekolah, tapi kali ini juga Arei meminta lebih dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙎𝙩𝙤𝙥 𝙈𝙮 𝙋𝙖𝙞𝙣
Short StoryDeskripsi📑 Jika suatu saat nanti aku membalas perasaan mu.. itu ada dua kemungkinan. Aku juga mencintaimu atau aku terlalu takut merasakan sakit yang berulang. . Menjadi tahanan seorang Sam Smiths membuatnya Haphephobia, juga benci keraimaian. Aka...