Selesai...
Iya, yang kulakuan dengan paksa akhirnya selesai setelah sekian jam tanpa henti, tanpa peduli juga bagaimana remuk tubuhya yang kujamah penuh nafsu. Sampai ia tak sadarkan diri dari dua jam yang lalu
"Aahh... sialll !! "
Dia menangis tanpa henti sampai lemas tak berdaya, betapa jahat nya aku dan betapa bodoh nya aku. Sampai seluruh kulitnya dipenuhi ruam merah dan sebagian membiru.
" Ini gilaa !!! "
Ingin rasanya aku menampar diriku sendiri namun urung karna itu percuma, untuk sementara kuselimuti tubuhnya dan bergegas mandi sembari menenangkan adik juniorku yang terus berdiri meskipun lawan main ku hampir tak bernyawa.
'Bodoh,,sialan '
Racauku yang terus tak terkendali mengingat beberapa jam sudah berlalu menjamahi pria cantik nan manis itu namum tak juga mereda. Jika diingat ini juga kali pertama ku tak bisa mengendalikan nafsu birahiku.
"Bagaimana jika dia bangun? Dan apa yang akan terjadi ?"
Itulah ke khawatiran ku sampi tubuhku yang panas meredam karna takut yang ada dipikiranku terjadi, otak ku berjalan mencari solusi agar segala hal tentang nya bisa tertangani sebelum esok pagi, ah.. ini sudah pukul tiga pagi.
Setelah setengah jam berlalu dikamar mandi akhirnya kutemukan solusi, kukenakan handuk ditubuhku bagian bawah sudah cukup untuk sementar waktu.
"Hiks.. hiikss.. "
Suara tangis memilukan terdengar dibalik badcover, tubuhnya yang mungil terbungkus kain tebal itu meringkuk dan bergetar.
Rupanya dia sudah sadar."Aaaa.. jangan sentuh aku lagi !! "
"Hiiks... ku-mo-hon.. ini sakit, ja-jangan sentuh aku lagi"
Sangat memilukan, matanya yang terpejam dan bulir air mata mulai memenuhi mata dan pipinya, namun tangan nya menyatu memohon agar tidak kusentuh lagi, padahal aku hanya membuka selimutnya.
Aku tidak tau harus menjawab apa, aku termangu memandangi wajahnya yang sediki lebam, dibagian pipi kirinya lebih parah, jelas sudah tamparan ku lumayan keras, ah lebih tepatnya sangat keras
"Aku tidak akan menyentuh mu lagi, jika kau bangun bersihkan tubuhmu dan pakai pakaian mu !! "
Yeah.. hanya kata itu yang mampu keluar dari mulutku. Aku tidak bisa bermanis kata atau membujuk seseorang yang merajuk, karna aku lebih suka bertindak
Pelan.. dan sangat perlahan dia bangun tanpa kata, hanya rintihan kecil yang terus terdengar disetiap gerak lambanya. Bagaimana tidak lamban jika duduk saja dia menahan kesakitan dan tangis
"A-aku bisa sendiri, to-long jangan sentuh aku"
Dia terus mengulaingi kata-kata itu seolah sentuhan ku menjijikan. Berdiri saja susah tapi tidak mau dibantu, lumayan keras kepala, tapi sangat lucu menurutku. Mengingat waktu tidak lama lagi pagi, sepertinya harus bertindak lebih epat. Tapi... setelah tubuh polosnya terbuka.
Rasa panas dalam tubuhku mulai mendidih.
"Jangan !!, aku bisa send... aah, Emphh.."
Bukan, bukan ini maksutku. Tapi tubuhku berkata lain, sekali saja mungkin tidak apa-apa.
Bibir ku membekap mulutnya agar tidak mengeluarkan kata penolakan, tanganku yang lain meremas bokong nya yang indah namun sekarang sudah dipenuhi bekas tamparan sejak tiga jam yang lalu.Erangan ny yang tertahan mulutku terdengar menambah gairah.
"Aahh, ha, ahh.."
desahku tak tertahan karna dia begitu nikmat, bagian bawahku tak perlu repot melepaskanya karna hanya terbalut oleh handuk.
Tangan nya kembali menggores punggungku yang masih perih akibat kuku lentik nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙎𝙩𝙤𝙥 𝙈𝙮 𝙋𝙖𝙞𝙣
Short StoryDeskripsi📑 Jika suatu saat nanti aku membalas perasaan mu.. itu ada dua kemungkinan. Aku juga mencintaimu atau aku terlalu takut merasakan sakit yang berulang. . Menjadi tahanan seorang Sam Smiths membuatnya Haphephobia, juga benci keraimaian. Aka...