Who is the man behind the mask??
Arei masih memeluk Sam Smiths erat, mengusap punggung pria dewasa itu layaknya seorang Ibu menenangkan anaknya ketika sedih. Ya itulah yang Arei tiru dari sang Ibu, dan Sam Smiths benar-benar merasa nyaman berada dalam pelukan Arei, pelukan dari seseorang yang begitu tulus pun ia rasakan kembali dan tentu membuat hati Sam Smiths merasa tenang dan nyaman dari rasa khawatir, ketakutan, dan ketidak berdayaanya sirna begitu saja. Harum tubuh Arei dan sentuhan tangan kecil nya semakin membuat Sam terlena. Sampai beberapa menit berlalu dan Sam ingat kembali tentang Couliuse dan itu membuat kegelisahan dalam hati dan pikiran nya semakin idak tenang.
Ia bangkit dari tubuh Arei lalu mengatakan beberapa kata, " Kamu tidak akan meninggalkan ku kan?"
"Apa maksutmu?" Arei kembali bertanya, apa yang salah dengan pria dewasa itu sampai-sampai terlihat berbeda. Wajah nya menatap Arei tak berdaya dan tangan besar nya menggengam erat lengan kecil anak itu seolah akan hilang.
"Katakan baik-baik, jangan seperti ini, lengan ku sakit" rintih Arei sembari berusaha melepas cengkraman kasar nya.
"Jawab aku!" Tanya Sam lagi dengan suara serak tertahan dan itu terlihat menakutkan, ditambah urat leher nya yang menonjol menahan emosi menambah kesan yang dingin dan tak bisa dibantah. Sorot mata tajam itu meminta jawaban yang pasti, sehingga membuat Arei sedikit lebih takut dan gugup daripada sebelum nya.
"Bagaimana aku bisa meninggalkan mu jika setiap langkah ku saja berada dalam pengawasan mu"
Jawab Arei pasrah pada akhirnya."Jadi, selama ini kau berusaha pergi dariku?" Pertanya bodoh bukan,? dan Sam sendiri sebenarnya sadar atas pertanyaan itu. Sudah sering kali ia melihat Kekasih sepihak nya berusaha kabur dan sampai akhir-akhir ini anak itu sedikit patuh.
Ruangan kembali hening sekian detik dengan pikiran masing-masing, sampai Arei membuka mulutnya perlahan. "Pada akhirnya aku masih disini." Bukan jawaban melainkan itulah yang Arei rasakan dan terjadi.
"Berjanjilah lah kau tetap disisiku !" Sam kembali meraung, tanpa disadari Lengan kecil yang ia cengkram kuat mengeluarkan darah, sontak saja emosinya yang menggebu menguap begitu saja digantikan rasa khawatir dan bersalah. Sam lalu membuka piyama panjang anak itu dengan hati-hati, lengan belakang nya tergores pecahan botol kaca beberapa saat yang lalu. Dan itu juga Arei sendiri tidak menyadari sebab hampir semua bagian dari tubuh nya terasa perih dan sakit, jadi ia tidak tau pasti dimana luka itu berasal. Sam khawatir dan panik ketika darah yang ia tekan terus mengalir tidak berhenti, tanpa berfikir lama lagi Sam Smiths pun menggendong Arei keluar dari kamar itu lalu menuju kamar Arei sendiri. Sam mengambil kotak obat kemudian duduk sibelah Arei dan mulai mengobati luka itu ketika keduanya sudah berada di ruangan Kamar Arei.
"Ss.. pelan" rintihnya ketika kapas obat anti septik mengenai luka.
"Tahan sebentar" Sam masih menjawab dengan suara lirih penuh ke kekhawatiran, Arei tertegun mendengar suara lembut itu, Arei mengamati pria dewasa yang menunduk fokus mengobati lenganya. Dihadapanya saat ini pria itu tidak menakutkan seperti moster, tangan besar nya yang terbiasa memegang kasar kini menyentuh nya lembut seolah lengan kecil itu rapuh. Arei terfikir sejenak, andai pria dewasa bernama Sam Smiths itu bertemu dengan nya dengan cara yang baik mungkin ia bisa menerima maksut hatinya, meskipun itu juga belum pasti apakah Arei sendiri akan mengubah sexsualitas nya demi pria dewasa itu. Perlahan Sam Smiths membersihkan darah yang terus mengalir dan sulit untuk dibersihkan, ternyata masih ada potongan kaca tertinggal. Sam semakin merasa bersalah saat mengingat dia sudah meremas lengan itu dan pecahan kaca nya menusuk makin dalam.
"Aaa.. ah, sakit" Arei kembali sadar dari lamunanya dan bibir merah muda itu kini pucat mengeluarkan suara rintihan rasa perih dan sakit yang bertambah, saat Sam berusaha mengeluarkan pecahan kaca. Tentu saja tindakan Sam tidak lembut yang mengakibatkan rasa sakit pada lukanya bertambah parah.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙎𝙩𝙤𝙥 𝙈𝙮 𝙋𝙖𝙞𝙣
Short StoryDeskripsi📑 Jika suatu saat nanti aku membalas perasaan mu.. itu ada dua kemungkinan. Aku juga mencintaimu atau aku terlalu takut merasakan sakit yang berulang. . Menjadi tahanan seorang Sam Smiths membuatnya Haphephobia, juga benci keraimaian. Aka...