Bab 13

1.2K 78 64
                                    

Aku harus bagaimana...

Arei...

Kedua pria itu memanggilnya secara bersamaan. Maze tidak peduli lagi dengan sakitnya, ia berusaha berdiri dan meraih Arei namun Sam Smiths lebih dulu.

Arei tidak sadarkan diri begitu kepalanya terkena pukulan keras dari Sam Smiths yang hendak meninju Maze. Mata nya meredup takut ketika melihat darah keluar dari kepala anak itu, Sam mengendongnya erat seolah tidak ada beban dari tubuh Arei. Sebelum kakinya melangkah Maze menghentikanya.

"Kenapa kau lakukan ini Tuan Smiths.. bukankah anda berjanji akan menjaganya, lalu kenapa dia seperti mayat bernyawa"

"Itu bukan urusan anda lagi Mr.Maze Lowlios"

"Saya tidak menyangka jika seorang Tuan yang di agungkan ternyata bermasalah dengan sexsualitasnya, sangat saya sesali sebenarnya jika itu adik saya sendiri yang menjadi korban" seolah tak mempunyai rasa takut, sembari menyapu sudut bibirnya yang berdarah menggunakan jari, Maze melontar kan sarkasme.

" Bukankah kau sendiri yang menjual adik mu pada ku Mr.Maze?. Apakah anda menyesal sekarang.. oh ya. Kau juga menyukai adikmu bukan, jika tidak tak perlu cemburu"

Maze hampir saja kehilangan kata-kata nya untuk membalas Tuan kejam itu, hanya saja dari semua yang dikatakanya, hampir separuhnya benar. Jika dialah yang menyetujui tukar menukar antara uang dan Arei, namun semua ia lakukan sebab Ibunya butuh pengobatan meskipun hasilnya sangat tipis untuk sembuh. Sedangkan dengan Arei semua yang ia lihat benar-benar diluar ekspetasi nya.

Sam Smiths menawarkan uang lalu adiknya menjadi jaminan dengan hidup bersamnya apapun yang terjadi sampai Maze bisa mengembalikan uang itu. Sebenarnya Arei dikirim oleh orang tua mereka dari kampung untuk hidup bersama Maze dikota sebab, penyakit ibunya tak ingin membebani pikiran Arei yang mana sebentar lagi akan lulus. Namun seperti bom besar yang terjadi antara mereka, penyakit Ibunya semakin parah dan Arei tiba-tiba dibawa Sam Smiths dengan alasan yang tak jelas lalu menawarkan setumpuk uang yang sulit untuk ditolak, seolah Sam Smiths sudah membaca keadaan mereka.

" Bagai mana pun Arei adikku Tuan Smiths, dan tentang soal hutang itu. Meskipun saya belum bisa mengembalikanya, tidak perlu bertanya apa hak saya untuk bertemu dengan Arei, anda pasti sudah paham" sebisa mungkin Maze meminta keadilan atas salah nya sebuah perjanjian.

" Kembalilah Mr.Maze Lowlios lalu baca ulang surat perjanjian itu" suara tegas Sam Smiths memutuskan pembicaraan diantara mereka lalu pergi membawa Arei dipelukanya.

Sedangkan Maze melipat jarinya erat lalu memukul tembok sampai berdarah, seolah itu bisa menahan  amarah nya yang ia simpan selama ini.
Masih terbayang di matanya ketika memeluk Arei dan dia melihat bekas kismark yang tertinggal ditulang selangka adiknya itu. Bukan, bukan kismark dan lebuh jelalsnya cetakan gigi disana. Batinya sakit dan dadanya berdenyut nyeri seolah rasa sakit itu sudak kronis dan sulit ditahan untuk  saat ini. Kenapa Maze harus merasakan semua itu. Mskipun Maze menyangkal otak nya untuk tidak berfantasi terlalu jauh atas apa yamg terjadi dengan Arei, namun tidak dipungkiri jika dia membohongi dirinya sendiri.

'Lalu aku harus bagaimana?, agar Arei kembali padaku'. 

begitulah batin Maze yang masih berkelut dengan pemikiran dan emosinya sendiri.
.
.
Diruangan yang minim cahaya Arei dibaringkan, perlahan tangan besar itu membelai rambutnya lalu mengobati luka berdarah yang mulai kering, setelah selesai mengobatinya ia melihat penampilan Arei sejenak lalu  dengan hati-hati Sam Smiths membuka  kancing baju anak itu untuk melepaskanya agar tidak tertinggal bau pria tadi yang memeluknya.

𝙎𝙩𝙤𝙥 𝙈𝙮 𝙋𝙖𝙞𝙣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang