Hallo maaf ga nepatin janji update karna aku ada acara dihari ituuu, maaf yaaa
___
Suhu pagi ini lumayan dingin, membuat Jendra memakai Hoodie tebal sebelum ia berangkat sekolah, hiruk-pikuk suara murid bercengkrama menjadi morning sound nya hari ini.
Tungkai kakinya membawa dia menuju kelas, sambutan dari ketiga sahabatnya sukses mengukir lengkungan indah di bibirnya.
"Akhirnya sekolah" Sambut Reanjana senang.
Jendra hanya terseyum dan duduk dibangkunya , "ayah lo kemarin ga ngapa ngapainlo kan ?" Tanya Nakula, membuat Jendra terdiam seketika.
"ga ngapa ngapain kok" jawabnya ragu. Nakula menatap wajah Jendra dalam, tak percaya dengan jawaban sahabatnya.
"jidat lo kenapa " tanya Hamka tiba tibatiba. Jendra mematung , sial kenapa Hamka sangat jeli, batinnya.
" apa lo ? mau bikin alesan apa lagi ?" sarkas Renjana saat melihat Jendra akan membuka mulut nya.
"sorry" cicit Jendra merasa berslah. Mereka menghela nafas kasar, tak habis pikir.
"JENDRA INI ADA YANG NYARIIN LO!" teriak salah satu teman sekalas Jendra. atensinya langsung mengarah ke pintu,melihat siapa yang mencarinya.
"Jidan?," gumamnya. ia berdiri menhampiri adiknya, "ada apa?" tanyanya saat sudah dihadapan jidan.
"makan" ia menyodorkan kotak bekal berisi sandwich pada Jendra, dan langsung melengos, tanpa meunngu balasan dari jendra.
Jendra masih terdiam ditempatnya, meantap lama kotak bekal berwarna hitam ditangannya. "Thanks Jidan." Gumamnya.
Tuk
Sesuatu jatuh saat Jendra membuka kotak bekalnya. Tatapan Jendra kelu membaca isi surat yang tadi jatuh.
"Jen? Kenapa? " Tanya Hamka khawatir. Nakula dan Renjana menatap Jendra menunggu jawaban.
Karna tak kunjung mendapat jawaban, Hamka merebut surat itu, dan membacanya bersama Nakula dan Renjana.
Dear Jendra
Thanks for loving me, i love you, but we have to break up
Cilla ❤
Bruk
Jendra berlari meninggalkan kelas, ketika sahabatnya pun ikut menyusul, takut terjadi apa apa pada Jendra.
"Berhenti Jen!!, Cyla udah pindah sekolah! " Teriak Renjana keras, membuat Jendra perlahan berhenti.
Ia berbalik menatap ketiga sahabat nya yang berjarak 2 meter didepannya. Tatapannya tajam dan tungkai kakinya maju menghampiri Renjana.
Tangannya meremat seragam sekolah milik Renjana, dan mendesaknya ke tembok, Nakula dan Hamka tentu saja tak tinggal diam, mereka berusaha menghentikan aksi Jendra tapi Renjana memberi kode jika harus membiarkan Jendra meluapkan emosinya.
"Jadi, lo semua udah tau kalau Cyla pindah sekolah? " Desak Jendra, Renjana hanya mengangguk dan membuat Jendra tak terkendali hingga memberikan bogeman keras pada pipi kiri Renjana.
"Kenapa ga ngasih tau gue!!!" Bentak Jendra kesal.
Hamka yang melihat itu dengan keras melayangkan bogeman mentahnya hingga membuat Jendra tersungkur, ia meraih kerah seragam Jendra, memaksanya berdiri dan mendorong ke tembok cukup keras hingga membuat Jendra memekik tertahan.
"Sadar anjing dia temen lo!" Hardik Hamka, Jendra terdiam ia baru sadar jika sudah memukul Renjana, terlihat jika bibir kiri Renjana ada bercak darah.
"Masalah itu, emang Cyla yang minta kita buat ga kasih tau lo, dia ga mau lo khawatir, dan kotak makan yang tadi Jidan kasih, kita bener bener ga tau kalau itu dari Cyla" Jelas Hamka kesal, ia melihat sekeliling yang sudah penuh dengan murid murid sekolahnya berkumpul menonton aksi mereka.
Bu Rosali, guru BK tiba tiba menerobos kerumunan dan menggeleng melihat Jendra dan Renjana yang sama sama terluka. "Hamka, Jendra, Renjana, Nakula, kalian ikut keruangan saya".
---
Hening, diruang BK tidak ada yang mau membuka suaranya, walaupun bu Rosali sudah bertanya tapi semuanya enggan membuka suara.
Bu Rosali menghela nafas kasar, " Tidak ada yang mau membuka mulutnya? " Tanyanya ke sekian kali.
"Saya yang salah" Ucap Jendra perlahan menatap gurunya.
"Jendra idung kamu... "
Tangan Jendra naik mengusap hidungnya yang ternyata berdarah, "sorry." Ucapnya sebelum meninggalkan ruangan BK menuju kamar mandi.
Ia terus berusaha menghentikan mimisanya, dan membersihkan tangannya yang terkena noda darah.
"Jangan dongak lo mau darahnya masuk paru paru yg bisa bikin batuk atau lambung yang bisa bikin mual? " Sarkas Hamka yang ternyata menyusulnya, "coba pencet cuping hidung lo, nafas lewat mulut dulu" Lanjutnya.
Setelah 15 menit Jendra menuruti perintah Hamka, akhirnya mimisannya berhenti. "Ka Sorry, gue kalut tadi, gue juga ga sadar udah nonjok Renjana"
Hamka tersenyum, ia mengusap pundah Jendra pelan, "it's okay minta maafnya bukan ke gue, ke Renjana" Ucap Hamka, " btw lo kenapa bisa mimisan sih?" Tanyanya
"Stress kayanya, selama sakit kemarin gue bener bener ga bisa tidur, gue harus minum obat tidur 2 / 3 dulu baru bisa tidur" Jelasnya. "Dan hari ini gue rencanya mau ketemu Cyla, meskipun gue ga jamin, gue bisa cerita banyak sama dia, tapi seenganya liat dia ngoceh salah satu alesan gue lari dari kenyataan" Lanjut nya.
Hamka hanya diam, ia membiarkan Jendra mengeluarkan isi hatinya.
"Tapi yang udah gue anggap rumah, ternyata ikut pergi juga, gue kosong Ka"
Hamka akhirnya menarik Jendra dalam pelukannya, membiarkan Jendra menangia dengan keras disana.
Tbc
KANGEN GAAAAA????
3 minggu? Atau satu bulan? Huwaaaaa maaf yaaa 😭😭
Aku baru masuk universitas gaiss jdi aku sibuk gituuu huwaaa 😭
Maaf juga ya ga bisa nepatin janji, maafff banget, makasih buat semuanya yang dukung cerita iniii hihii
See you yaa

KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Jendra || Lee Jeno
FanficIni hanya kisah tentang hidupku, jika tidak mau membaca tak apa, ayah pun sama, ia tidak peduli apa apa tentangku, hehehe (.◜◡◝)