ZaNata (4)

121 12 1
                                    

dua menit kemudian, Zafran menjemputnya menggunakan mobil Pajero sport. lagi dan lagi, Zahira menjadi pusat perhatian anak-anak yang pulang sekolah.

"gimana hari ini sayang?"

Zahira pun menceritakan semua tentang Malika hari ini, ia tidak menceritakan tentang kerudungnya yang di tarik saat di kantin, Zahira sebenarnya ingin menceritakan tentang cowok yang ia lihat dari pagi, istirahat bahkan sampai pulang sekolah, namun ia tidak berani.

Zafran pun tersenyum, kala senang anak semata wayangnya memiliki teman baru yang baik.

mereka pun pulang ke rumah dengan obrolan kecil.

saat sampai rumah, Zahra sudah menunggu buah hatinya di depan rumah.

"Assalamualaikum Umi" Zahira turun dari mobil langsung salim sama Uminya.

"waalaikumsalam, gimana sekolahnya"? Zahira pun menceritakan kembali apa yang ia ceritakan ke Abi nya.

Zahra ikut senang, dugaan ia benar sudah pasti anaknya akan memiliki teman baik di lingkungan barunya.

kemudian keluarga kecil itupun masuk kerumahnya.

"Zah, kamu ganti baju dulu terus kesini lagi ya, kita makan" Zahira hanya mengangguk kemudian ia masuk ke kamar nya, ganti baju dan kembali lagi ke meja makan yang sudah ada Abi dan Umi nya.

Zahira ini sangat cantik jika tidak menggunakan hijab, seperti sekarang ini, ia hanya mengenakan pakaian rumah biasa, dengan rambut lurus tergerai berwarna hitam pekat.

memakai kerudung aja cantik, apalagi tidak? tapi Zahira hanya melepasnya di hadapan orang tua nya saja.

"waah Umi masak masakan kesukaan aku, terimakasih Umi" Zahira melihat ada ayam rica-rica kegemarannya pun sumringah.

saat ia di pesantren, ia selalu minta pamannya ketika di jenguk untuk membawakan ayam rica-rica.

"iya sayang, makan yang banyak ya, ambil sepuas kamu"

kemudian keluarga itupun makan dengan obrolan kecil dan tidak lupa berdoa sebelum makan yang di pimpin oleh Zafran.

"Zah, Abi bole ngomong penting ngga?" ucap Zafran, dilihat istri dan anak sulungnya itu sudah selesai makan ia pun bertanya soal itu.

"Abi bikin aku penasaran tau dari tadi pagi, ngomong aja kenapa harus tanya dulu" jawab Zahira cemberut.

"hehehe kamu kayak gak tau Abi aja sayang" kekeh Zahra.

"kamu Abi jodohkan dengan anak sahabat Abi" tanpa basa-basi ucapan tersebut keluar dengan lancar.

Zahira tercengang mendengar nya.

"Umi, Abi lagi bercanda ga si?" tanya Zahira, ia sedikit tidak percaya akan ucapan Abi nya.

Zahra tidak menjawab, ia hanya melirik sang suami untuk meminta perjelasan.

"Zah Abi lagi ga bercanda, Abi serius" mimik muka Zafran yang dilihat Zahira memang sedang tidak bercanda.

"Abi, aku masih enam belas tahun"

"Abi tau sayang, tapi calon kamu lebih tua satu tahun dari kamu, anak sahabat Abi ini tampan sayang, kamu tetap sekolah kok walau sudah menikah, kita hanya mengundang pihak keluarga dan kerabat terdekat aja kok di pernikahan kamu" jelas Zafran sembari menatap anaknya.

Zahira ingin menangis rasanya, tapi ia tahan di depan kedua orang tuanya.

"apa ini alasan Abi ingin aku sekolah negeri? apa ini alasan Abi mengeluarkan aku dari pesantren?" tanya Zahira dengan pandangan kosong.

ZaNata (slow up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang