34. Pembelaan

951 98 50
                                    

Dipersilahkan untuk vote dan komen, thaks ...

Oh iya, udah follow akun author belum, bruh? Yuk, difollow ...

Happy reading 😘

Ara dan Aldo berjalan berdampingan memasuki rumah besar bercat putih, yaitu rumah Ara. Setelah menginap satu hari satu malam ke rumah Oma mereka di Bogor, mereka memutuskan untuk pulang.

Sebenarnya Tere belum mengijinkan mereka untuk pulang dengan alasan masih sangat merindukan Ara dan Aldo, namun Aldo menyogok neneknya dengan album BTS sehingga neneknya bisa memperbolehkan Ara dan Aldo untuk kembali ke Jakarta.

"Loh? Udah pulang?" tanya Mina saat melihat kehadiran Ara dan Aldo di ambang pintu.

Ara langsung memeluk erat Mamanya dan mencium kedua pipi wanita itu secara bergantian. Mina membalas dengan pelukan yang tidak kalah hangat dan juga mencium kedua pipi anak tunggalnya itu.

"Emak gue kapan balik dari Amerika, ya? Kangen jugak gue dipeluk emak," batin Aldo ketika melihat dua wanita yang di hadapannya berpelukan. Tidak lupa dengan senyum tipisnya.

"Sini peluk." Mina mengajak Aldo ke dalam pelukannya setelah pelukan dengan Ara terlepas. Aldo langsung memeluk Mina, rasanya seperti memeluk Irene---Maminya. Dia beralih ke Ara dengan tangan yang masih terentang.

"Apa lo? Mau peluk gue?" sergah Ara cepat, menjauh sedikit dari Aldo.

"Not that easy." Ara menolak mentah untuk dipeluk Aldo yang membuat Aldo berdecak lusuh. Mina tertawa kecil melihat mereka.

"Langsung belajar, ya, Ra," perintah Libra yang berdiri di samping Mina.

"Papa apa-apaan sih? Biarin Ara istirahat dulu lah," balas Mina, menatap mata Libra intens.

"Gak perlu istirahat, di motor juga 'kan udah istirahat. Pasti waktu di Bogor gak ada belajar sama sekali, jadi sekarang harus belajar," jelas Libra masih dengan nada lembut. Ara dan Aldo membisu.

"Cuman gak belajar sehari doang, Pa. It's okay," cicit Mina, masih tidak suka dengan perintah suaminya yang langsung meminta Ara untuk belajar.

"Iya, Pa. Ara istirahat sebentar, ya, capek banget soalnya," gumam Ara memohon.

"Gak bisa," balas Libra cepat. "Kamu harus belajar sekarang," sambungnya kemudian.

"Tapi Pa---."

"Papa bilang belajar ya belajar, Ra!" ujar Libra dengan nada yang meninggi. Aldo sampai tersentak kaget.

"Om ... Ara pasti bakal belajar, tapi jangan bentak Ara kayak gini," lirih Aldo, langsung menarik Ara dalam pelukannya.

Ara mendorong pelan tubuh Aldo, kemudian dia berlari masuk ke kamar dengan isak tangis yang tak bisa dia tahan lagi. Dia benci dibentak.

Aldo hendak berlari mengejar Ara namun tangannya dicekal oleh Mina.
"Biar Tante aja, ya." Aldo mengangguk mengiyakan, kemudian berjalan mendekati Libra yang terduduk  di kursi.

"Om gak niat buat bentak Ara, Al," lirih Libra, memijit pelipisnya frustasi.

"Aldo tau, Om."

"Kamu harus tau kalau Om ngelakuin ini untuk keselamatan Ara. Sekarang Om minta kamu janji buat jagain Ara selamanya demi Om, dan kamu juga harus tau kalau sekarang Ara lagi gak baik-baik aja."

"Maksud Om?"

"Janji sama Om, Al."

"Aldo janji, Om."

💙💙💙

"Bolos ayok," ajak Aldo ke Mario dan Yeon yang sibuk bermain game. Saat ini mereka hanya bertiga di dalam kelas, yang lainnya ada di podium sekolah karena ada lomba fashion show di sana.

Araldo [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang