15. Musuhan

2K 174 21
                                    

Ara duduk dengan menyilangkan kaki di sofa panjang berwarna putih dalam rumah Aldo. Sudah sekitar 5 menit Ara menunggu Aldo yang katanya masih mandi. Dasar tuh anak!

Mina sudah pergi bekerja sebelum Ara bersiap-siap ke sekolah, katanya ada urusan penting di butik.

Ara berdecak kesal, dia berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia tidak akan memaafkan Aldo jika mereka sampai terlambat ke sekolah. Bakal diulek campur sambal balado!

"Aldo belum selesai juga?" tanya Irene membuat Ara tersentak dan mengalihkan pandangannya ke samping kanan. Tampak Irene sedang memegang sebuah vas bunga berwarna ungu dengan bunga Alstroemeria di dalamnya.

"Belum tante," jawab Ara bernada lembut.

Irene berjalan mendekati Ara.
"Emang bener-bener yah tuh anak," geram Irene kemudian meletakkan bunga itu ke atas meja yang ada di hadapan mereka.

"Iya, Tante, marahin aja dia." Ara melotot, mengasut Irene supaya memarahi Aldo. Tapi, mana mungkin Irene berani memarahi Aldo, kan Aldo anak kesayangannya.

"Iya, tante bakal ulek-ulek dia." Irene semakin menggeram. Pasalnya, bukan sekali atau dua kali Aldo membuat Ara menunggu terlalu lama.

Ara tersenyum seringai. Tidak sabar melihat Irene memarahi Aldo. Lagian, nekat banget main game sampai larut malam bahkan jam 3 pagi baru tidur.

Tetapi Ara heran, bagaimana mungkin penampilan yang acak-acakan saat ke sekolah bisa membuat 98 persen cewek di sekolah teriak histeris sambil memuji Aldo.

"Ya ampun, Aldo ganteng bangett!"

Berghh, membayangkan teriakan siswi-siswi itu membuat Ara bergedik.
2 persen orang yang tidak tertarik dengan Aldo adalah dirinya, dan guru BK.

Irene mengambil posisi duduk di samping Ara.
"Sifat Aldo di sekolah itu gimana sih, Ra?" tanyanya.

Ara berpikir sejenak. Dia harus berbohong atau jujur?

"Ara." Irene menepuk pundak Ara yang membuat Ara tersadar.

"Aldo itu playboy banget Tante," jawab Ara jujur. Tidak boleh ada dusta di antara kita:)

"Hadeh, emang buah jatuh gak jauh dari pohonnya." Irene memutar bola mata malas. Ara terkekeh sebentar karena Ara sudah mengerti maksud Irene. Setiap keluarga mereka kumpul bersama, Irene selalu menceritakan bagaimana playboy-nya Virgo dulu, dan Papa Ara adalah saksinya.

"Mantannya sekarang udah berapa?" tanya Irene kemudian.

"Banyak tante. Dalam 4 bulan di SMA ini, kayanya udah 50 deh, Tante." Ara menjelaskan secara detail. Ara bahkan sampai lupa siapa saja namanya, sanking banyaknya!

"50 kurang 49," bantah Aldo yang masih berjalan di tangga namun dia mendengar jelas ucapan Ara dengan Irene. Ara membalikkan badan menoleh ke tangga.

"Ngga. Bahkan mungkin lebih dari 50!" hardik Ara dengan sangat yakin dengan jumlah mantan Aldo.

"Kalau mereka gak gue anggap? Berarti bukan mantan," balas Aldo dengan entengnya.

Ck!

Ara berdecak.

"Bahkan nih ya Tante, Aldo pacaran cuma satu jam, satu hari, bahkan 3 detik," jelas Ara panjang lebar. Irene sampai menganga mendengar penjelasan dari Ara.

"3 detik? Kok bisa?" tanya Irene dengan penuh keheranan.

"Bangsat Ara!" umpat Aldo dalam hati. Dia sudah melototkan matanya untuk meminta supaya Ara berhenti berbicara.

"Masa Aldo buat snapgram captionnya gini 'Mulai detik ini kita pacaran, gaada penolakan. 1, 2, 3, kita putus!' gitu Tante." Ara terus nyerocos mengungkapkan kejujuran.

Araldo [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang