9. Hari kesal

2.4K 219 41
                                    

Ini hari apasih? Kok gue kesel mulu. Tolong jangan hadir jika hanya ingin membuatku kesal.

~Arabella~


Jam menunjukkan pukul 14.58, Ara baru selesai mandi. Dia mengambil hair dryer dan mengeringkan rambutnya. Tadi setelah pulang sekolah sekitar jam 2 kurang, Ara langsung makan kemudian mandi.

Setelah mengeringkan rambut panjangnya yang berwarna hitam, dia mengeluarkan buku fisika dari dalam tas abu-abunya. Dia mengulang kembali pelajaran yang diajarkan oleh Bu Indah, seperti kebiasaan Ara setiap pulang sekolah.

"Ara." Seseorang mengetuk pintu kamar Ara dan memanggil namanya dari luar.

"Iya, Ma." Ara manyahut dari dalam, Bu Mina memanggil Ara.

"Sebentar," lanjut Ara lalu bergerak dari meja belajarnya untuk membukakan pintu kamar.

"Ada apa, Ma?" tanya Ara saat menemukan Bu Mina berdiri di depan pintu kamarnya.

"Di ruang tamu ada Aldo nungguin kamu." Beritahu Bu Mina dengan menepuk pundak Ara.

"Ish Ara males banget," ketus Ara dengan raut kesal.

"Loh kenapa? Kalian ada problem?" tanya Bu Mina penasaran.

"Gak ada kok Ma, Ara cuma malas aja," ujar Ara sembari menggaruk belakang kepalanya yang sama sekali tidak gatal.

"Yaudah deh, Mama suruh Aldo ke kamar kamu aja," ucap Bu Mina lalu meninggalkan Ara.

"Oh iya." Bu Mina menghentikan langkahnya dan berbalik.

"Sebentar lagi Mama mau pergi, ada urusan sebentar, kamu jaga rumah, ya!" Bu Mina berpesan pada Ara.

"Oke, siap, Mama." Ara mengacungkan dua jempol dengan senyuman ceria. Iya, dia sangat bahagia jika ditinggal sendirian di dalam rumah. Sepi, sunyi, hening, seperti pesona bawah laut.

Bu Mina menuruni tangga dan Ara kembali masuk ke dalam kamar. Dia lanjut membahas soal-soal fisika.

"Woi Ara!" Aldo menerobos masuk ke dalam kamar Ara.

"Hm." Ara berdehem sebagai jawaban karena masih sibuk menulis.

Aldo langsung menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur Ara, kasur empuk bermotif rumus matematika.
Aldo menatap langit-langit kamar Ara.

Plakkk

Ara melemparkan sebuah bantal tepat di wajah Aldo, membuat Aldo tersentak kaget.

"Apaansih lo, Ra!" Aldo mengangkat bantal itu dari wajahnya.

"Tutup pintu kamar gue!" perintah Ara dengan menunjuk ke arah pintu kamarnya, wajah Ara tampak seram.

"Astaga, lo tega nimpuk gue hanya karena lupa nutup pintu kamar, parah sih." Aldo mengusap wajahnya, memeriksa apakah ketampanannya berkurang atau tidak.

"Bodo amat." Ara memang tidak suka jika pintu kamarnya terbuka lebar. Siapa pun yang masuk ke kamarnya dan lupa menutup pintu, Ara akan memarahinya.

Aldo terpaksa bangkit lalu menutup pintu kamar Ara.

"Untung gue masih tetep ganteng," tutur Aldo sembari merapikan rambutnya yang berantakan.

"Ditimpuk bantal gak akan mengurangi kegantengan lo!" sembur Ara.

"Biasanya orang ganteng banyak alerginya, Ra," lontar Aldo yang masih sibuk merapikan rambutnya.

"Please gausah alay, nanti cepat meninggal."

Araldo [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang