41. Rencana

737 75 5
                                    

💥Happy Reading💥

"Lo yakin gak ada barang yang ketinggalan, Al?" tanya Ara dengan menaikkan satu alisnya.

"Yakinlah. Buku gue kan gue buat di loker, gue cuma bawa buku yang ada prnya doang," jawab Aldo santai.

"Maksud gue bukan itu." Ara merotasikan bola matanya, membuat Aldo memasang mimik bingung.

"Kayanya otak lo ketinggalan di atas bantal deh, makanya gak pakai celana sekolah kaya gini," sambung Ara, satu tangannya menunjuk ke bawah dan satu tangan lagi menutup mata namun masih ada cela.

Aldo sontak melihat ke bawah, dan benar saja. Saat ini dia belum memakai celana sekolah, beruntung sekali ada boxer yang menutupi masa depannya.

Aldo menganga menatap ke bawah dan Ara secara bergantian. Kemudian dia berlari cepat masuk ke dalam rumah untuk memakai celana sekolah.

Ara terkekeh kecil, Aldo masih sama seperti saat PAUD, lupa memakai celana sekolah. Lupa umur.

Selang beberapa menit, Aldo kembali dengan sudah memakai celana. Penampilannya selalu sama, yaitu baju yang tidak dimasukka ke dalam.

Aldo dan Ara masuk bersamaan ke dalam mobil. Ya, hari ini mereka pergi ke sekolah menggunakan mobil untuk pertama kalinya.

"Sebenarnya gue tadi lupa pakai celana karena salting naik mobil berdua sama lo. Gue langsung ngebayangin lo jadi istri Kopasus haha ...." Aldo tertawa kecil ke arah Ara.

"Ngaco!" ucap Ara tegas sambil memasang sabuk pengaman.

"Dih, emangnya lo gak mau nanti punya suami Kopasus?" tanya Aldo nyerocos. Ara membisu dan memilih tidak menjawab.

"Oh yaudah ... gue bantu doa biar suami lo nanti pengangguran." Aldo berucap datar.

"Dih, emangnya lo mau jadi pengangguran?"

💙💙💙

Aldo dan Ara turun bersamaan dari mobil sport berwarna hitam. Aldo menyenderkan punggungnya di pintu mobil, dengan kaki bersilang. Kacamata hitam bertengger manis di hidung mancung itu.

Hembusan angin pagi menerpa wajah mereka ketika berjalan masuk ke dalam sekolah dan membuat surai panjang Ara beterbangan ke belakang, sedangkan Aldo masih belum membuka kacamata hitamnya karena sengaja ingin membuat para fans teriak histeris menyerukan nama 'Aldo'.

Aldo berjalan dengan penuh gentleman. Semuanya berjalan seperti apa yang dia bayangkan. Banyak para siswi terpukau dan terkagum kepadanya, bahkan mengajaknya berselfie.

Ara hanya bisa bersabar, namun dalam hati dia mengutuki Aldo supaya diberi azab, karena Aldo menjadi lupa dengan Ara jika berhadapan dengan para fansnya.

"Anjir ...." Aldo mengumpat karena menabrak tong sampah dan menyebabkannya tersungkur ke lantai di tengah koridor sekolah.

Ara menahan tawa.
"Rasain! Banyak gaya sih lo!" ejek Ara. Kali ini dia tidak bisa menahan tawanya lagi. "Hahaha ...."

Aldo berdiri dan mencoba untuk tetap cool. Dia memungut kacamatanya lagi dan menyelipkan ke saku baju. Memasang mimik kesal karena Ara hanya menertawainya.

Araldo [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang