33. Hai Bogor

1K 93 32
                                    

Jangan lupa vote dan komen, thanks 😃

"Aldo buruan!" teriak Ara yang sedang duduk di atas Yellow. Dia menggembungkan pipi lalu mengehela napas kasar. Aldo benar-benar membuatnya kesal karena teledor meninggalkan salah satu barangnya setelah melaju kurang lebih 500 meter. Mereka jadi putar balik ke rumah.

"Teriak-teriak mulu kayak monyet yang di hutan." Aldo bergumam sembari menutup kembali pintu rumah. Ara masih bisa mendengarnya dengan jelas karena jarak mereka hanya beberapa meter.

"Lo ngatain gue?" sentak Ara dengan ekspresi garang.

"Iya, lo kayak monyet." Aldo menyentil jidat Ara, dan dengan cepat Ara langsung mencubit perut Aldo. Bukannya meringis, Aldo malah terkekeh.

"Ayo buruan berangkat, Al. udah gak sabar ketemu Oma," rengek Ara yang membuat Aldo semakin gemas padanya.

"Bentar, gue pasang ini dulu." Aldo meletakkan handphone yang sudah ditempel dengan alat perekat ke motornya.

"Buat apa, Al?" tanya Ara penasaran.

"Buat videoin perjalanan kita, sayang," jawab Aldo tersenyum menggoda dan mulutnya langsung ditampol oleh Ara.

"A'a Aldo, jangan lupa bawain buah tangan dari Bogor, ya," pinta Mbo Juni---ART di rumah Aldo penuh harap dengan mengedip-ngedipkan mata. Semua ART yang di rumah Aldo memang memanggilnya dengan A'a.

"Mbo Juni mau? Boleh, kok." Mbo Juni langsung tersenyum bahagia. "Asal Mbo Juni mau nerima cintanya Pak Zero biar Aldo bebas bolos terus," cetus Aldo kemudian dan raut Mbo Juni yang bahagia itu kini murung.

Aldo dan Ara tertawa melihat raut Mbo Juni.

"Ngga ahk A'a, jelek-jelek gini Mbo juga punya selera. Mbo tuh pengennya yang ganteng, putih kayak A'a Aldo, bukan gosong kayak pantat belanga. Kan malu kalau dibawa ke pesta," ucap Mbo Juni jujur sejujur-jujurnya. Good looking memang selalu di depan.

"Huss! Hati-hati loh Mbo, Ara sumpahin berjodoh sama Pak Z," kekeh Ara.

"Amin." Aldo membantu mengaminin.

Mbo Juni mendengkus pelan lalu masuk kembali ke dalam rumah. Aldo dan Ara tertawa puas menistakan Mbo Juni. Kemudian Aldo menyalakan Yellow dan melaju secara perlahan.

💙💙💙

Aldo dan Ara memasuki kawasan Bogor. Di sana mereka langsung disambut dengan kata selamat datang yang berdiri kokoh dengan besi berwarna hitam dan beton besi yang melengkung.

Mereka sudah melakukan perjalanan selama hampir 2 jam dari Jakarta. Sekarang mereka harus melakukan perjalanan lagi selama kurang lebih setengah jam untuk sampai ke rumah Oma mereka.

"Wak, rodanya kejar-kejaran." Aldo berujar sambil menunjuk roda belakang motor seorang pengendara. Pengendara itu sontak melihat ban belakangnya, membuat Ara dan Aldo jadi tertawa puas karena berhasil mengibuli sang pengendara.

Sepanjang jalan, Aldo selalu bercanda dan bercerita panjang lebar sampai membuat Ara tertidur dengan menyenderkan kepalanya di pundak Aldo dan tangan yang memegang dada Aldo.

Sejak memasuki kawasan Bogor, Ara bangun karena dibangunkan oleh Aldo sebagai pesan Ara sebelum tidur.

"Aldo, ntar kalau udah nyampe Bogor, bangunin gue, ya."

"Iya, pegangan yang kenceng aja, Ra."

"Jangan lupa, Al."

"Iya astaga, lo sepele sama ingatan gue?"

"Iya, otak lo aja sering ketinggalan dan jatuh di jalanan, Al."

"Ck! Tapi hati gue gak pernah ketinggalan kok, Ra, soalnya hatinya ada di elo. Amanah lo, gue simpen di hati bukan di otak. Jadi lo tenang aja, gue pasti bangunin kalo kita udah di Bogor."

Araldo [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang