____________
Saat ini, hanya Minho yang duduk di sebuah kursi berwarna putih dekat dengan ranjang Jisung. MinHo sendiri yang duduk dibangku. Minho masih tidak percaya dengan sebuah kenyataan bahwa —
Jisung adalah orang yang selama ini keluarganya cari. Anak yang berhasil menyelamatkan ayahnya, Lee Bangchan. Bertahun tahun yang lalu, anak ini datang seperti seorang malaikat yang menyelamatkan nyawa ayahnya, menyelamatkan harapan keluarganya, dia Han Jisung.
Entah bagaimana takdir menemukan mereka, disaat Jisung hampir putus harapannya. Disaat Jisung hampir saja melepas semuanya, melepaskan tanggung jawabnya terhadap nyawanya di bumi.
Hidupnya sudah terlalu mencekiknya. Tidak ada yang bisa ia harapkan lagi.
Namun, lihatlah sekarang.. Takdir mempermainkannya kembali, namun untuk kali ini dia bersyukur. Setidaknya, permainan ini menguntungkan dirinya.
Usai mereka saling melepas rasa sesak dalam diri, saat itu juga Jisung kembali ke alam bawa sadarnya. Dia sedikit berjengit kaget saat matanya menangkap sosok alpha tinggi bertubuh tegap yang mengawasinya seakan dia adalah seekor mangsa. Seram..
Karna alasan itu, Jisung jadi duduk kaku di pinggir ranjang menunggu Mimi Kim selesai dari urusannya di dalam toilet.
Benar benar suasana yang mencekik. Mereka berdua sama sama diam membungkam mulut masing masing, tidak ada yang mau membuka suara karna beberapa alasan. Terutama Jisung dengan segala pemikirannya
1. Takut semakin merusak suasana
2. Takut dianggap sok akrab
3. Takut suasana semakin canggung
4. Terlalu malu untuk memulai
5. Takut kalau ternyata —"J-jadi bagaimana keadaanmu?"
Deg
—Apa dia bicara padaku? Mengapa mendadak tidak seformal kemarin?
"Jisung?"
Deg
"A-ah —Ha Ha Ha iya, ehm.. Semakin baik, terimakasih"
—Mati aku! Bingung mau menjawab apa..
Minho mengangguk mengerti. Mengulum bibirnya ke dalam karna canggung dengan jawaban Jisung. Dia pikir, Jisung akan memberinya pertanyaan balik atau setidaknya berbasa basi. Bukan karna apa, hanya saja, dia juga merasa gugup sekarang. Dia bertanya lebih dulu saja memerlukan tenaga dan keberanian yang cukup setelah lama berdiam diri.
Lama ia melihat Jisung, MinHo menyadari kalau Jisung itu menggemaskan. Entah sejak kapan Minho mengakui itu, tapi yang jelas ketika matanya menangkap kedua pipi gembil yang rasanya akan tumpah menyentuh lantai, rasa ingin menekan dan menarik narik pipi itu semakin besar.
Hidung kecil itu, bibir merah muda mungil, juga kedua mata kecil yang berkedip kedip lucu dengan perlahan adalah perpaduan yang luar biasa. Karya ciptaan Yang Maha Esa untuk dinikmati.
Baiklah, Minho sudah mulai kehilangan kewarasannya.
Tidak sampai disitu, tubuh kecil itu benar benar terlihat mungil. Belum lagi saat ia memeluk miminya tadi, hahaha itu sangat menggemaskan. Bagaimana tubuh kecil itu direngkuh dan terlihat tenggelam dalam pelukan miminya. Bahkan kini, kedua kaki itu menggantung gantung di udara bebas karna kakinya yang tidak sampai menyentuh lantai. Katanya tadi, ranjangnya terlalu tinggi. Padahal, tingginya wajar wajar saja, hanya kakinya Jisung saja yang terlalu mungil ukuran panjangnya. Hahaha, meng—
Deg
Mata mereka bertemu!
Sekali lagi MinHo tekankan, MATA MEREKA BERTEMU!
KAMU SEDANG MEMBACA
OMEGA [MINSUNG]
أدب الهواةKini, hidupku bukan hanya berbicara tentangku saja -Han Jisung Semua bermula dari ketidaksengajaan yang membawa mereka melihat bahwa hidup itu tidak terlalu buruk .MinSung. .SKZone. .Homophobic WARN.