KELIMABELAS

247 21 8
                                    

______________

Berjalan keluar dari toko, kini Jisung sepenuhnya merasa lega dan tidak merasa lelah sama sekali kalau kalian ingin tahu. Alasannya cuma  karena Minho yang tidak ingin Jisung merasa lelah. Contoh seperti saat ini, saat Yunyun menangis malah Minho yang menggendongnya dengan alasan kalau dirinya baru saja pulih. Padahal, Jisung masalah dengan itu

"Mau makan dulu atau pergi ke toko lain?"

Jisung bingung, "Toko lain? Untuk apa?"

"Kita belum belanja apa pun untukmu, ingat?"

Ah, ternyata Minho masing memusingkan hal itu padahal Jisung sudah bilang kalau dia tidak apa apa. "Kak Minho lupa? Waktu di rumah sakit, kakak pernah bawain aku begitu banyak baju baru juga celana. Itu sudah cukup, kak.."

Cukup darimana? Minho menggeleng lemah, dia tidak setuju. Dirinya hanya membeli 4 pasang baju saat itu, dan kini dia katakan itu sudah cukup?

"Setidaknya kita membeli bahan makan dan keperluan kalian untuk satu bulan ini. Aku tidak terlalu mahir memilih bahan makanan, jadi ayo kamu harus ikut"

Final

Jisung hanya mengangguk pasrah saat Minho tersenyum dan melenggang pergi ke arah mobilnya. Berjalan di depan Jisung, berhenti sekedar membukakan pintu untuk Jisung. Ia membiarkan Jisung masuk ke mobil lebih dulu, lalu setelahnya menyerahkan Yunyun untuk diambil alih dan menutup pintu itu sebelum ia menjauh dari sana

Buggh

Pintu mobil tertutup, dan kini mereka sudah di dalam mobil. Bersiap untuk pergi lagi

.

.

Mereka menghabiskan waktu cukup lama di pusat perbelanjaan kota. Dirinya dan Jisung dengan teliti membeli keperluan yang baik untuk Yunyun dan Jisung untuk satu bulan ke depan. Sebenarnya, lebih banyak Jisung sih dan Minho menjadi pria yang bisa diandalkan terutama perihal membawa anak dan mendorong troli belanjaan.

Kemana mereka melangkah, beberapa atensi mata terus mengikuti mereka. Minho tidak ambil pusing, lagi pula dirinya sudah biasa menjadi pusat perhatian. Beda halnya dengan Jisung, karena dia merasa tidak bebas oleh setiap sorot mata itu seperti mengintimidasinya

"Kamu baik baik saja?"

Yang ditanya menoleh, "Hm sejujurnya tidak terlalu kak. Apa kakak sadar kalau beberapa orang memperhatikan kita?"

Tentu saja Minho tahu, bahkan beberapa bisikan itu sempat terdengar olehnya, "Apa kita sudahi saja?" Spontan Jisung menggeleng tidak setuju "Hanya merasa tidak nyaman aja kak, bukan berarti kita selesai"

Minho mengangguk paham, "Oke, kita percepat aja ya biar langsung pulang. Kalau merasa tidak baik, jangan ragu aku kan ada disini. Mengerti?" Yang ditanya mengangguk paham dan tersenyum lega. Nasib baik ada kak Minho, pikirnya

Begitulah mereka selama dalam pusat perbelanjaan. Baik Minho dan Jisung perlahan mulai terbiasa dengan suasana dan pribadi satu sama lain. Minho yang berusaha untuk mengerti dan membuat nyaman Jisung, juga Jisung yang berusaha untuk memberi suasana baik dan ketulusan hatinya.

Waktu terus berjalan, dan kini waktu sudah menunjukkan pukul 18.00 sore hari. Mereka memutuskan untuk pulang saja, membawa makanan yang sudah mereka pesan ke rumah tempat kediaman Jisung

Selama perjalanan, suasana tidak ramai karna Jisung juga Yunyun yang tertidur. Minho tidak ambil pusing, akan lebih baik kalau memang Jisung tertidur dan mengambiil waktu istirahatnya

"Anak hebat dengan pria hebat. Hah.. " Minho lantas melanjutkan perjalanannya saat lampu lalu lintas sudah menunjukkan lampu hijau. Tidak terlalu cepat, takut membahayakan mereka yang dibawanya

OMEGA [MINSUNG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang