PERTAMA

900 93 22
                                    

11 Juni 2088
______

TAP

TAP

Kakinya terus berlari menapaki jalanan aspal yang basah, bahkan tidak lagi memperdulikan bagaimana dirinya yang sudah basah oleh guyuran derasnya air hujan.

Bibirnya yang pucat keunguan terus merapalkan doa, harapan harapan terus ia ucapkan, sembari kedua tangannya memeluk sebuah benda yang terbungkus kain di dalam dekapannya.

Bugh

"Aww.. Ssh"

Ini sudah kesekian kalinya ia terjatuh, kemudian bangkit lagi dan berlari kembali mencoba untuk tidak mempedulikan rasa sakit juga perih di hampir setiap sisi tubuhnya.

Sepanjang perjalanannya, ia tidak menemukan siapa pun kecuali dirinya sendiri sampai dia tersadar

"Hiikss ku mohon,.. Bagaimana ini.."

Kini ia mendadak berhenti di persimpangan jalan yang cukup gelap dan sepi. Menakutkan di saat seperti ini, belum lagi matahari yang hampir sepenuhnya tenggelam meninggalkannya.

Dia bingung, dia sulit memilih harus kearah mana karna kini ia sadar, kalau dia sudah terlalu jauh.. Dia tersesat!

Terkutuklah kepanikannya! Terlalu panik sampai lupa jalan untuk pulang.

"Ku harap aku benar, setidaknya untuk kali ini" Ia pada akhirnya memilih untuk berbelok ke arah sebelah kirinya, dengan insting yang ia miliki, ia harap ia tidak salah. Setidaknya, untuk kali ini saja

TAP

TAP

Terlalu lama berlari, kedua kakinya kini semakin merasakan sakit yang luar biasa. Persendiannya menghasilkan ngilu sampai ke dada sebelah kirinya. Tubuhnya juga mulai menggigil hebat, dia lupa untuk memakai jaket atau setidaknya memakai pakaian yang anti air, bukan hanya sekedar kaos oblong tipis dengan lengan pendek.

"ARGH!"

DUK

Tubuhnya tersungkur, jatuh di jalanan yang tergenang air hujan, sialnya hujan itu masih terus mengguyurnya.

SRAK

Tangan sebelah kanannya ia bawa untuk menjadi tumpuannya diatas tanah yang basah itu, sedang tangan sebelah kirinya masih bertahan untuk terus memeluk benda yang ia dekap, melindungi dengan sebisanya.

"Bertahanlah sayang, paman disini.."

Pria kecil yang beringsut dibawah guyuran hujan itu tersenyum hangat memandangi benda yang ia balut dengan kain tebal dalam dekapannya itu. Secercah harapan menambah rasa semangatnya, saat benda itu bergerak.

"Ya Tuhan.. "

Seandainya ada orang yang kebetulan melewatinya, sudah dipastikan orang itu akan menganggap pria ini gila. Dia berbicara dengan segumpalan kain yang entah apa itu.

Setelah dirasa cukup olehnya, pria itu kembali berdiri dengan tenaga yang tersisa dan berlari lagi dengan kecepatan yang cukup stabil. Seakan benda yang dibawanya itu telah memberinya kekuatan.

Dalam hati dia menimbang, kemana lagi dia harus melarikan diri. Rasanya, dia sudah terlalu jauh berlari namun tidak ada tanda tanda baik seperti menemukan orang lain di tengah perjalanan atau menemukan sebuah rumah untuk dia singgahi dan meminta pertolongan.

TAP

Ditengah langkah kakinya yang mulai melambat, pria ini sempat berhenti sebentar untuk mengulas senyuman tipisnya. Rasa syukur menghinggapinya, saat matanya melihat ada seorang pria lain yang tengah berdiri dibawah sebuah pohon rindang yang dibawanya ada beberapa barang usang juga seperti sebuah atap kecil yang ia sendiri tidak tau itu terbuat dari apa, namun yang pasti, pria itu berdiri disana. Sepertinya sedang berlindung dari terpaan hujan juga.

OMEGA [MINSUNG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang