KEEMPAT

396 64 11
                                    

__________



Sudah banyak sekali waktu yang mereka lalui, kalau saja tidak ada panggilan masuk dari asisten pribadinya, mereka tidak akan sadar kalau kini sudah malam.

Minho kini sedang dalam perjalanan pulang bersama dengan mimi Kim yang sejak tadi sudah tertidur. Sepertinya kelelahan karna sudah terlalu banyak menangis dengan Jisung tadi di rumah sakit.

Dasar omega..

.

Setelah menempuh jarak yang cukup jauh, akhirnya mobil mereka sampai juga di mansion kediaman keluarga Lee tepat pukul 21.30 malam. Minho yang baru saja memarkirkagn mobil di garasi melakukan peregangan badan sebentar, karna dirasa badan sedikit kaku karna hampir setegah jam lamanya ia hanya duduk mengendarai mobil, berkonsentrasi penuh pada jalanan raya yang syukurnya tidak terlalu padat.

Minho membereskan barang barangnya terlebih dahulu sembari ditengah tengah kesibukannya ia membangunkan miminya dengan lembut, takut mengagetkannya.


.OMEGA.


Kalau saja Jisung tidak pergi ke rumah sahabatnya itu, apa kini bayi yang tengah bersamanya itu masih hidup?

Jisung berdiri tepat disebelah ranjang bayi kecil bernama HyunJeong yang ia selamatkan kemarin. Bayi  kecil yang sayangnya  tidak seberuntung dirinya karna dia yang harus mendapat perawatan dan perhatian lebih dari tim medis.

Ia menatap iba, penuh rasa bersalah kala matanya melihat bayi kecil itu. Seandainya dia datang lebih cepat, mungkin setidaknya dia bisa mencegah pembunuhan yang tidak berakal oleh orang orang gila kemarin. Yang lebih penting dari itu, Jisung pasti tidak akan kehilangan prianya untuk kedua kalinya.

Kepergiaan prianya kali ini benar benar membuatnya hampir hilang akal, ditinggalkan selamanya bukan ditinggalkan pergi dengan memilih yang lain.

Jisung sudah bertanya mengenai jenazah sahabatnya itu, dan besok dia akan pergi kesana. Keluarga dari para korban juga akan berkumpul esok, mengingat mereka tidak ada yang tinggal di negri ini.

"Hah.."

Jisung menghela nafas untuk kesekian kalinya. Disatu sisi, dalam dirinya memberontak untuk kejadian yang dia alami. Kepergiaan prianya membuatnya gila, bahkan terbesit dalam pikirannya untuk menyusul pria itu ke dunia lain.

Namun, di sisi yang lain.. Jisung tidak sampai hati melakukannya. Bayi kecil ini.. Bayi kecil ini yang membuatnya bertahan.

Seakan ada dorongan untuk apa kamu memilih ikut mati kalau kamu menyelamatkan bayi ini? Dan itu terus berputar dalam benaknya.

Belum lagi, takdir mempertemukannya dengan orang yang selama ini ia cari. Orang yang sudah ia anggap sebagai penyelamatnya, mereka adalah paman Kim dan paman Lee.

Bukankah itu semakin menguatkannya untuk tetap bertahan?

"Hiikss jahat."

TES

"Kamu berjanji akan selalu hidup bahagia, tapi hiiks__" Jisung mengusap kasar wajahnya. Menghapus jejak air mata sialan yang kembali membekas di kedua pipinya

"Kamu pergi meninggalkan kami, aku dan hiikss anakmu"

Tap

Jemari mungil Jisung membelai lengan kecil bayi mungil yang masih diam dalam tidurnya. Mengusap lembut sampai ke pipi gembil bulat yang Jisung sukai

"Ha ha hiiks aku sudah katakan, hiiks aku r-rela kalau h-harus melindungimu dengan nyawaku Hyunjin-ah.."

Teeess

OMEGA [MINSUNG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang