Empat hari lagi sebelum Rei dan Heathcliff bertarung menentukan masa depan. Jika Rei menang, maka sudah di pastikan masa depan Pemain akan baik-baik saja, tapi bagaimana jika Rei kalah?
Itulah yang Rei selalu pikirkan sejak tadi, sebenarnya dia tidak terlalu begitu menganggap Pemain lain penting selain Asuna dan beberapa temannya. Tetapi karena sudah melihat sifat Asuna yang penuh kasih sayang, dia mau tidak mau harus melakukannya.
Lagipula, jika dia melakukan kebaikan ini, namanya juga semakin naik ke puncak dan terkenal dimana-mana.
Setelah di pikir-pikir kembali, melawan Heathcliff bukanlah hal sepele. Rei dengan bodohnya bersikap sok keren di hadapannya, di hadapan sang Game Master di dunia ini!
Semakin dia memikirkannya, semakin dia gelisah dan berpikir bagaimana caranya untuk menang.
Keberadaan Game Master tidak bisa di hapus saja di dunia ini. Jika dia dalam keadaan genting, pastinya dia akan menggunakan serangan terkuatnya. Tapi bagaimana dengan Heathcliff? Pasti dia juga memilikinya, bukan?
Rei sangat bodoh hingga tidak menyadari hal itu. Sekarang dia berpikir untuk mengubah sedikit cara berpikirnya, untuk menghadapi masalah di masa depan dengan mudah tanpa perlu merepotkan orang lain.
Bisa saja Rei keluar dari Game ini untuk mengambil alih Sistem GM dari Kayaba, tapi dia memberanikan dirinya untuk menerima tantangan ini dengan jujur.
Dia ingin membangkitkan adrenalin-nya di lokasi berbahaya. Apakah Instingnya akan membangkitkan sebuah kemampuan baru atau tidak, dia ingin melihatnya.
...
Rei berbaring malas di kasurnya bersama Rethan di sampingnya, mereka benar-benar terlihat seperti Ayah dan anak yang memiliki sifat pemalas.
Jika tidak ada kerjaan, Rei biasanya menghabiskan waktunya dengan malas-malasan. Sama seperti Rethan, yah memang karena sifat Rei turun kepadanya.
Asuna datang dari ruangan lain dengan wajah kesal ketika melihat Ayah dan anak itu berbaring malas di kasur.
"Kalian ini.. Apa kalian tidak mempunyai kesibukan untuk mengisi waktu luang kalian?"
"Asuna, jika saja aku bisa keluar, aku akan segera keluar dan berburu di hutan. Tapi sayangnya aku tidak bisa keluar, karena nanti banyak orang yang membawa masalah kepadaku."
"Apa susahnya? Kamu hanya perlu memakai tudung yang menutupi wajahmu, bukan?"
"Itu memang benar, tapi.. aku selalu berburu dengan perasaan santai. Jika aku tidak santai, kadang moodku berubah-ubah. Bisa saja aku membunuh orang tanpa sadar."
Asuna mengerti, lalu dia mengalihkan tatapannya ke Rethan. Rethan yang menyadari hal itu langsung menggunakan jurus terkuatnya, yaitu menatap Asuna dengan mata memohon.
Ekspresi Asuna seketika berubah menjadi ekspresi luluh.
Tentu saja Rei melihat ini dan mendecih kesal, karena dengan mudahnya Asuna di tipu oleh Rei. Padahal dia sudah bersusah payah membuat alasan.
"Rei, kamu tidak sibuk, kan?"
"Ya, tentu saja."
"Kalau begitu, bantu aku di dapur. Aku mendapatkan banyak daging, jadi selama aku menghaluskan beberapa bumbu, kamu yang memotong dagingnya."
"Hm? Biasanya kau selalu sendiri, tapi kenapa tiba-tiba meminta bantuanku?"
"Supaya cepat."
"Cepat? Tidak, nanti malah semakin lama. Soalnya, aku tidak pernah menaikkan kemampuan memasakku jadi kau pasti tahu apa yang terjadi, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rei Adventures To Various Worlds With System OP
FanfictionGenre : Action, Romance, Slice of Life, Harem, Isekai, Fantasy, Fanfic - Bercerita tentang seorang remaja bernama Rei, yang tiba-tiba dia mendapatkan dirinya berada di Kegelapan tak berujung. Seolah menjawab kebingungannya, suara "Ding" muncul di ke...