*6

2.6K 401 197
                                    

Brothers

Haikyuu!! © Furudate Haruichi

Warn : OOC, typo, Sho-ai, M-Preg, dan lain sebagainya.

Happy Reading~

Osamu menatap sang suami serius, mereka baru saja membicarakan soal pengobatan Atsumu.

“Bagaimana?” tanya Osamu.

“Mungkin saja, tapi aku tidak yakin soal Shoyo. Maksudku, kita tidak tau bagaimana perasaan Shoyo pada Atsumu, dan nanti kita tidak tau apa ini bagus untuk Atsumu atau buruk untuknya..”

“Tapi sayang, kita bisa membicarakan ini pada mereka bukan? Shoyo berpura-pura pun tidak apa, setidaknya sampai kita bisa melakukan operasi untuk Tsumu.”

“Aku sungguh tidak mau kehilangan Tsumu.. Kita sangat berusaha keras untuk mendapatkannya..” ucap Osamu bergetar.

Suna menatap nanar istrinya, “Samu..”

Yah, memang mereka berusaha keras agar bisa memiliki keturunan. Banyak yang sudah mereka lakukan hingga bisa mendapatkan Tsumu.

Pandangan matanya kemudian menatap figura foto yang terpajang di ruang tengah.

Foto mereka bertiga, Jujur bukan hanya Samu yang sedih. Ia juga, pikirannya kembali teringat akan perkataan Koushi.

“Ada satu cara, yaitu transplantasi jantung. Walaupun tingkat keberhasilannya tinggi, tapi bisa saja terjadi risiko seperti reaksi penolakan tubuh terhadap jantung yang baru. Tapi tenang saja, kalau risiko ini terjadi, masih bisa diminimalisir dengan obat. Bagaimana?”

“Kalau melakukan ini, bagaimana peluang hidupnya..”

“Peluang hidupnya bertambah. Dan bisa memperpanjang usianya setidaknya 10 tahun atau lebih,”

‘Masalahnya sekarang, belum menemukan pendonor untuk itu,’ batin Suna.

Suna menghela nafas, “Baiklah Samu, kita akan bicarakan ini pada mereka. Setidaknya sampai kita mendapatkan donor untuk Atsumu. Jangan bersedih okay? Takutnya kalau Tsumu melihat kita sedih begini, dia bisa down lagi.” Osamu menghapus air matanya yang sempat keluar, “Umh! Aku mau kita secepatnya membicarakan ini. Setidaknya, ada sesuatu yang mendorong Tsumu untuk tetap memiliki keyakinan sembuh.”

“Ya.”

***

Shoyo bersama tiga adiknya menatap lurus televisi, seperti biasa. Mereka fokus menonton tayangan power rangers sebelum jam makan malam tiba.

“Woah!” ucap Tadashi kagum ketika memperlihatkan adanya scane ledakan setelah monsternya kalah.

“Iih! Lanjel melah kelen!” ucap Korai.

“Umh! Kenma mau jadi lanjel melah!”

“No.. No.. Lanjel melah itu Kolai. Kenma pilih yang lain caja, yang ini caja, ini juga walna melahkan nii-tan?” tanya Korai menunjuk ranger merah muda.

Shoyo mengangguk, “Iya tapi itu namanya merah muda,”

“Kenma ndak mau melah muda!”

BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang